Penjelasan Ketua PMI Banda Aceh Terkait Kiriman Darah ke Tangerang

Konten Media Partner
12 Mei 2022 18:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi darah, Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi darah, Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Ketua PMI Kota Banda Aceh, Dedi Sumardi membenarkan adanya pengiriman atau droping darah ke luar Aceh. Hal itu dilakukan karena terjadi kelebihan stok darah di PMI Kota Banda Aceh. Hal ini disebut sebegai strategi Unit Donor Darah (UDD) PMI dalam membantu ketersediaan darah di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Dedi, pengiriman darah ke luar daerah hanya dilakukan Unit Donor Darah di saat stok darah melimpah. Apalagi beberapa waktu lalu marak dilakukan aksi donor darah oleh pegawai negeri dan tenaga kontrak di lingkungan Pemerintah Aceh.
Selanjutnya, permintaan darah dari Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) juga berkurang, karena di rumah sakit milik Pemerintah Aceh itu juga sedang banyak pendonor.
"Kalau stok darah yang melimpah tidak didistribusikan ke luar daerah yang membutuhkan pasokan, maka darah yang sudah terkumpul bisa kadaluarsa. Dampaknya, kerugian pada kantong darah dan darah yang sudah terkumpul menjadi mubazir," jelasnya kepada media, Kamis (12/5/2022).
Selain itu, kata Dedi, pengiriman darah keluar Aceh ini juga sepengetahuan UDD Pusat PMI. Karena Unit donor darah merupakan unit kerja PMI.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Dedi menjelaskan mengenai darah yang dikirim ke Tangerang, itu sudah disampaikan kepada dirinya oleh pihak unit donor darah dan informasi tersebut juga sudah diteruskan kepada pengurus PMI.
Terkahir, Dedi berharap kepada seluruh masyarakat untuk tidak termakan isu-isu yang tidak benar tentang PMI. Dan ber-tabayyun, agar bisa mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya sesuai data dan fakta.
ASN Pemerintah Aceh saat melakukan donor darah rutin. Foto: Suparta/acehkini
Kepala UDD PMI Kota Banda Aceh, dr. Ratna Sari Dewi juga menanggapi perihal droping darah ke Tangerang. “Kita memang ada melakukan pengiriman darah ke Tangerang yaitu pada saat terjadi lonjakan donor darah akhir tahun, sehingga stok darah di PMI Kota Banda Aceh berlebih,” katanya.
Menurutnya, sebelum darah tersebut dikirimkan ke Tangerang, pihak UDD PMI Banda Aceh sudah terlebih dahulu melakukan konfirmasi ke UDD PMI se-Aceh dan Kota Medan. Apakah ketersediaan darah di tempat mereka tercukupi atau tidak, lalu mereka mengatakan bahwa saat itu darah di tempat mereka stok darahnya masih stabil. Sehingga untuk menghindari expired darah yang usia simpannya cuma 28-35 hari maka kita kirimkan ke UTD luar.
ADVERTISEMENT
"Mengapa ke UDD Tangerang? Karena kita sudah konsul ke UDD Pusat, bahwa kita punya stok lebih, dan kemana bisa kita distribusikan. Kemudian pihak UDD Pusat menyarankan untuk kita menghubungi langsung UDD yang memang sedang membutuhkan darah, dan saat itu UDD Tangerang yang merespon terkait stok kita yang berlebih,” tutup dr. Ratna.
Sebelumnya diberitakan, PMI Banda Aceh mengirimkan darah sebanyak 2.050 kantong ke Tangerang, dan dinilai tidak sesuai prosedur serta tanpa rapat pleno seluruh pengurus PMI setempat. Hal ini diketahui saat dilakukan inspeksi mendadak oleh para pengurus.
Berdasarkan hasil sidak mereka, darah sebanyak 2.050 kantong tersebut dikirim pada Januari, Februari dan April 2022. Sedangkan untuk Maret belum dipastikan karena mereka hanya mendapatkan data dari hasil rekam jejak mobil. []
ADVERTISEMENT