Pesan Wali Nanggroe ke Mahasiswa Aceh: Jangan Jadi Penonton di Era 4.0

Konten Media Partner
21 November 2019 22:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Nanggroe Teungku Malik Mahmud Al-Haythar saat memberikan sambutan pada Rapat Terbuka Senat Unimal Lhokseumawe, Aceh, Kamis (21/11). Foto: Sekretariat WN
zoom-in-whitePerbesar
Wali Nanggroe Teungku Malik Mahmud Al-Haythar saat memberikan sambutan pada Rapat Terbuka Senat Unimal Lhokseumawe, Aceh, Kamis (21/11). Foto: Sekretariat WN
ADVERTISEMENT
Wali Nanggroe Aceh, Teungku Malik Mahmud Al-Haythar, mengingatkan agar hasil yang terkandung di perut bumi Aceh harus diperjuangkan peruntukkannya bagi kemakmuran rakyat Aceh. Pernyataan tersebut disampaikan Wali Nanggroe saat menghadiri dan memberikan sambutan pada Rapat Terbuka Senat Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe, Aceh, Kamis (21/11).
ADVERTISEMENT
"Lihatlah sekeliling kita betapa besarnya sumber daya alam yang kita miliki yang menjadi incaran pihak lain dari masa ke masa. Bumi dan air kita tidak boleh jatuh ke tangan orang lain," sebut Malik Mahmud di hadapan civitas akademika dan para wisudawan Unimal Lhokseumawe.
Kepada para wisudawan, Wali Nanggroe secara khusus mengingatkan, di era revolusi industri 4.0, tantangan yang dihadapi para generasi muda akan semakin berat. Karena itu, dirinya berharap agar ilmu yang selama ini didapatkan dapat dimanfaatkan secara baik.
"Kalian tidak boleh menjadi penonton dalam era industri 4.0 ini, tetapi harus menjadi pelaku. Maka berusahalah untuk mengubah paradigma, berusaha dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki. Kalian masih muda, masih banyak kesempatan dan pengalaman yang akan diraih. Bertebaranlah ke seantero bumi. Berikan karya terbaik bagi bangsa ini," ujar Malik Mahmud, berpesan kepada para wisudawan.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengingatkan kembali bahwa sejarah telah mencatat rakyat Aceh adalah pejuang, dan perjuangan Aceh dipimpin oleh mereka yang memiliki ilmu, iman, menguasai strategi serta memiliki wawasan luas.
"Semangat perjuangan itu harus dimiliki juga oleh lulusan Unimal. Para wisudawan diharapkan agar menjadi menjadi generasi yang cerdas, memiliki pemikiran terbuka, mandiri dan berlandaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT," tuturnya.
Malik Mahmud menyebut ilmu yang didapatkan selama di kampus, hendaknya dapat digunakan untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa Aceh. "Jangan ada lagi sifat saling curiga, saling mendendam dan saling menghambat sesama," kata dia.
Pada kesempatan itu, Wali Nanggroe juga menceritakan kilas balik sejarah Aceh, dimana pada masa dahulu Kerajaan Aceh merupakan salah satu dari lima Kerajaan Islam terkuat di dunia. Indatu rakyat Aceh adalah para saudagar, pedagang antar benua.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita tidak boleh hanya berpikir menjadi pegawai negeri saja, tetapi berpikirlah global dan bertindaklah lokal. Artinya tindakan kita harus mampu mencerminkan perilaku orang Aceh yang santun, jujur, tegas dan berakhlak," sebutnya.[]