Pesona Masjid Haji Keuchik Leumik di Aceh

Konten Media Partner
23 Februari 2019 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keindahan Masjid Harun Keuchik Leumik di malam hari. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Masjid Harun Keuchik Leumik di malam hari. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Sebuah kubah besar diapit empat kubah lain yang berukuran kecil. Satu menara menjulang tinggi. Kubah dan menara itu berdiri kokoh di Masjid Haji Keuchik Leumik di Desa Lamseupeung, Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai tempat beribadah, masjid berukuran 34x22 meter persegi itu kini menjadi primadona baru bagi wisatawan sejak diresmikan pada Senin 28 Januari 2019. Masjid yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada 19 Juli 2016 itu dibangun di atas lahan seluas 2.500 meter persegi di Kompleks Balai Pengajian Haji Keuchik Leumiek yang memiliki luas total 3.500 meter.
Ornamen di dalam masjid. Foto: Suparta/acehkini
Pengusaha Aceh, Haji Harun Keuchik Leumik, adalah donatur tunggal pembangunan masjid bergaya Timur Tengah ini. Mantan wartawan yang juga seorang kolektor benda bersejarah ini sudah lama memendam hasrat membangun sebuah masjid yang akan selalu menautkan hatinya dengan nuansa Timur Tengah.
Ini tampak dari arsitektur masjid yang mengingatkan kita pada istana megah yang dibangun Ratu Bilqis demi menggoda Nabi Sulaiman. Lihat saja bentuk relief masjid ini yang merupakan perpaduan antara gaya Timur Tengah. Di beberapa bagian, arsitektur masjid ini menyerupai Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Sejumlah pohon kurma ditanam di halaman masjid untuk menguatkan citra Timur Tengah.
Interior dekoratif berwarna keemasan di bagian dalam masjid. Foto: Suparta/acehkini
Di bagian dalam masjid, warna kuning emas menghiasi bagian dinding depan. Lampu gantung berdiameter tiga meter yang menggantung di bagian dalam kubah menambah kemewahan masjid ini.
ADVERTISEMENT
Di malam hari, masjid terlihat lebih berwarna. Kilauan lampu di bagian menara dan kubah tampak memukau. Apalagi jika disaksikan dari seberang bantaran Krueng Aceh. Gambaran masjid di dalam air sungai semakin membuat masjid ini menawan.
Penampakan masjid dari seberang bantaran Krueng Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Kepada wartawan, Haji Harun Keuchik Leumik mengatakan pembangunan masjid itu telah direncanakan puluhan tahun lalu.
"Saya bernazar membangun masjid, tapi enggak ada tanah waktu itu. Berapa bulan lalu saya berjemaah di bale, saya menghadap ke tanah kosong. Kenapa tidak kita bangun di sini saja," kata Haji Harun Keuchik Leumik, seperti dinukilkan Serambi, saat peletakan batu pertama pembangunan pada 2016 lalu.
Jamaaf salat di masjid Harun Keuchik Leumik. Foto: Suparta/acehkini
Sementara nama yang ditabalkan merupakan nama keluarga Haji Keuchik Leumik. Kolektor benda-benda kuno ini enggan menyebut total biaya untuk membangun masjid semegah ini. Menurutnya, hal itu untuk mencegah sifat ria.
ADVERTISEMENT
“Yang penting saya membangun masjid seindah yang saya mampu. Itu saja,” pungkasnya. []
Reporter: Habil Razali