news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pesona Wisata Backwater di Kerala, India

Konten Media Partner
25 Februari 2019 7:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perahu yang digunakan untuk wisata arus air balik di Kerala, India. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Perahu yang digunakan untuk wisata arus air balik di Kerala, India. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Kerala, India termasuk masuk dalam daftar 50 tujuan wisata seumur hidup versi majalah National Geographic Travel. Awal tahun 2019, Lonely Plane salah satu website wisata terkenal juga menempatkan negara bagian India Selatan ini sebagai top list wisata 2019. Pariwisata dengan menggunakan boat di Backwater dan wisata terpencil menjadi faktor utamanya. Acehkini menelusuri kawasan itu, akhir Januari 2019.
ADVERTISEMENT
Wisata arus air balik ini menarik karena wisatawan tidak hanya diajak menyusuri sungai tapi juga singgah di beberapa desa pada muara sungai untuk melihat industri rumah tangga yang ada di sana. Area arus balik merupakan rantai dari laguna dan danau yang terletak sejajar dengan Laut Arab. Rantai itu dibentuk oleh lima danau besar baik buatan manusia maupun kejadian alam.
Area ini disuplai oleh 38 sungai yang memanjang di setengah negara bagian Kerala. Nama Backwater diambil dari gerakan arus air laut yang terpantul kembali ketika menghempas pulau-pulau kecil. Sistem labirin itu terbentuk sepanjang 90 kilometer, yang di tengah-tengahnya terdapat beberapa daratan yang terpisah.
Menyusuri sungai-sungai dengan perahu yang dikayuh di Kerala, India. Foto: Khiththati/acehkini
Paket wisata ini harus dipesan sehari sebelum mengikuti tour. Ada beberapa paket tour yang tersedia termasuk menginap di rumah kapal, bermain di tempat latihan gajah dan wisata keliling sungai. Untuk paket keling-keling seharian ditambah makan siang, wisatawan cukup membayar seribu rupee atau sekitar Rp235 ribu rupiah.
ADVERTISEMENT
Peserta tour dijemput di hotel pukul 8.30 waktu setempat, menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari Ernakulam menuju Desa Kattikennu. Mobil berhenti di sebuah kios kecil sebelum sungai. Sanal, seorang pemandu mempersilahkan kami jajan. Banyak makanan kecil mirip kue tradisional Aceh, seperti bungkusan keripik pisang dan singkong.
Chelloppan dan Thagoppan menjadi pengayuh perahu kecil. Setelah menggikat, dan menarik kain sarung selutut, mereka sibuk mengatur kursi-kursi di perahu. Selesai belanja peserta diminta masuk ke dalam dan perjalanan dimulai. Mereka sudah berumur, tapi lihai mengayuh sambil sesekali melepas senyum.
Sepanjang sungai, mata disuguhkan pemandangan hijau dari tanaman semak, daun pandan hutan, palem, pinang, mangrove, kelapa dan para pencari kerang.
Warga desa di sepanjang lokasi wisata Kerala, India. Foto: Khiththati/acehkini
“Daerah ini baru saja terjadi banjir bandang besar tahun lalu, dan sekarang masyarakat sudah kembali menata kehidupan dan pariwisata sudah kembali berjalan dengan normal,” papar Sanal.
ADVERTISEMENT
Tanggal 8 Agustus 2018, setengah dari Kerala tertutup banjir. Ini menjadi banjir terbesar di kerala pada Abad ini, lebih dari 483 jiwa meninggal dunia. Awal Desember 2018 pariwisata kembali dibuka.
Meyelusuri sungai, Chelloppan dan Thengoppan mengayuh dengan semangat. Sesekali mereka berhenti untuk meminum air. Perahu ini tidak mengandalkan mesin. Penggunaan mesin yang masif ditakutkan akan memicu kerusakan ekosistem.
Sepanjang sungai, Sanal juga menjelaskan beberapa manfaat pohon atau tumbuhan yang kami lewati. “lihat pohon itu, dulunya banyak yang bunuh diri dengan memakan bijinya tapi sekarang setelah masuknya industri buah itu digunakan sebagai bahan dasar racun seperti petisida,” tunjuknya.
Perjalanan kami terhenti di sebuah desa, Sanal mememinta kami turun. Beberapa perahu wisatawan lain juga mendekat. Para perempuan di sini bekerja sebagai pembuat tali dari sabuk kelapa. “Jika laki-laki menjadi pencari kerang atau memanjat kelapa maka perempuan di sini membuat tali” ungkap Sanal.
Penduduk desa membuat tali dari sabut kelapa. Foto: Khiththati/acehkini
“Ada pembuatan secara tradisional namun juga ada pakai mesin yang disuplai pemerintah, nantinya hasilnya akan diambil oleh pemerintah dan pasarnya mereka yang mencari. Masyarakat hanya perlu membuat,” tambahnya lagi. Tali-tali ini dijual ke industri pembuatan karpet, tempat tidur dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain membuat tali, penduduk juga membuat beragam kerajinan dari pohon kelapa. Di desa, mereka juga menanam tumbuhan lain seperti pinang dan vanila. “Kerala ini artinya tanah kelapa, jadi jangan heran ada banyak kelapa di sini” terangnya lagi.
Selesai menjelajahi desa. Peserta kembali ke perahu dan berlayar. Sesekali di tengah sungai kami berjumpa dengan perahu lainnya. Perahu melewati kanal-kanal kecil yang menurut Sanal, dibuat masyarakat menggunakan tangan sebagai jalan pintas.
Tak jauh dari situ, kami melewati pabrik kulit kerang. Setelah isi kerang dijual ke pasar mereka menjual cangkangnya ke pabrik untuk diolah. “Nanti cangkang itu direbus dengan menggunakan api kayu sampai warnanya menjadi putih. Setelah itu ada proses penghalusan dan baru dijual ke Industri,” papar Sanal.
ADVERTISEMENT
Tepat tengah hari perahu berhenti di dekat sebuah rumah. Makan siang disiapkan. Daun pisang diletakkan sebagai pengganti piring. Sanal, Chellappan dan Thengappan menyajikan makanan, ada sambar, nasi, acar, dan papat.
Makan siang bersama saat tour. Foto: Khiththati/acehkini
Sambar adalah kari spesial dari Kerala yang di dalamnya terdapat parutan kelapa yang dihaluskan. Sesekali mereka menanyakan apakah ada yang ingin kami tambah. Tempat makan itu menghadap sungai, semua peserta makan menggunakan tangan.
Perjalanan selanjutnya menuju Vembanad, danau terbesar kedua di India. Danau di tenggah kanal ini memiliki luas 2.033 kilometer persegi. Di sekelilingnya terdapat pulau kecil. Sepanjang jalan juga terlihat penginapan-penginapan mewah.
Angin semilir, jauh dari hiruk pikuk keramaian kota membuat paket wisata ini selalu diminati. Misalnya, Sumi dan keluarganya yang datang dari Assam, negara bagian lain di India, sangat menikmati wisata ini. “Seru, karena berbeda dan unik paket wisata yang ditawarkan.”
Salah satu desa yang dikunjungi saat tour sungai di Kerala, India. Foto: Khiththati/acehkini
Angin dingin berhembus sore hari. Perahu kami kembali merapat ke Desa Kattikunnu. “Nanni (terima Kasih),” kata –kata itu disambut senyum dan lambaian tanggan kedua laki-laki tua pengayuh perahu itu.
ADVERTISEMENT
Tour selesai. kami kembali ke hotel di Ernakulam dengan mobil. Tertarik dengan Backwater, singgahlah ke Kerala. []
Reporter: Khiththati (India)