Petugas Sita Puluhan Meriam Karbit Peralatan Perang Malam Lebaran di Pidie, Aceh

Konten Media Partner
12 Mei 2021 7:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas gabungan menyita puluhan meriam karbit yang terbuat dari drum minyak bekas, pipa besi, dan beton dalam tiga kecamatan di Kabupaten Pidie, Aceh. Foto: Dok. Polres Pidie
zoom-in-whitePerbesar
Petugas gabungan menyita puluhan meriam karbit yang terbuat dari drum minyak bekas, pipa besi, dan beton dalam tiga kecamatan di Kabupaten Pidie, Aceh. Foto: Dok. Polres Pidie
ADVERTISEMENT
Petugas gabungan menyita puluhan meriam karbit yang terbuat dari drum minyak bekas, pipa besi, dan beton dalam tiga kecamatan di Kabupaten Pidie, Aceh. Meriam tersebut merupakan peralatan yang dipersiapkan untuk memeriahkan perang meriam karbit yang digelar setiap malam Lebaran di kawasan itu.
ADVERTISEMENT
Penyitaan dilakukan pada Selasa (11/5) pagi di Kecamatan Delima, Pidie, dan Indrajaya. Pembeslahan meriam melibatkan tim gabungan dari Kepolisian, Tentara Nasional Indonesia, dan Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah.
Meski perang meriam sudah menjadi tradisi saban malam Lebaran, tetapi pada tahun ini tradisi menyemarakkan Hari Raya Idulfitri itu dilarang untuk mencegah timbul kerumunan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Petugas gabungan menyita puluhan meriam karbit yang terbuat dari drum minyak bekas, pipa besi, dan beton dalam tiga kecamatan di Kabupaten Pidie, Aceh. Foto: Dok. Polres Pidie
"Acara budaya festival meriam karbit sementara ditiadakan karena situasi pandemi corona," kata Kepala Kepolisian Resor Pidie Ajun Komisaris Besar Zulhir Destrian kepada jurnalis, Selasa (11/5).
Menurut Zulhir, perang meriam karbit akan terus dilarang hingga pandemi berakhir. Petugas menyisir titik-titik yang selama ini menjadi medan perang meriam. Di sana, mereka menemukan peralatan perang yang memang sudah dipersiapkan masyarakat.
Petugas gabungan menghancurkan meriam yang terbuat dari beton. Tradisi perang meriam pada lebaran Idul Fitri 2021 dilarang untuk mencegah timbul kerumunan masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Foto: Dok. Polres Pidie
Petugas lantas mengangkat satu per satu meriam yang disusun di bantaran sungai Krueng Baro itu ke atas mobil. Setidaknya ada 25 meriam karbida dari drum minyak bekas dan pipa besi yang diangkut petugas untuk dibawa ke Markas Kepolisian Resor Pidie.
ADVERTISEMENT
Sementara meriam yang terbuat dari beton atau cincin sumur dihancurkan. Tidak ada perlawanan ketika petugas menyita peralatan perang ledakan suara itu.