Potret Gerhana Bulan Penumbra 11 Januari 2020 di Langit Aceh

Konten Media Partner
11 Januari 2020 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemantauan gerhana bulan penumbra di halaman Kantor Wilayah Kemenag Aceh, Sabtu (11/1) dini hari. Foto: Husaini Ende/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Pemantauan gerhana bulan penumbra di halaman Kantor Wilayah Kemenag Aceh, Sabtu (11/1) dini hari. Foto: Husaini Ende/acehkini
ADVERTISEMENT
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh melakukan pemantauan gerhana bulan penumbra, Sabtu (11/1) dini hari. Pemantauan dipusatkan di halaman kantor setempat beralamat di Jalan Tgk Abu Lam U Nomor 9 Kampung Baru, Kota Banda Aceh.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pemantauan ahli falakiyah Kemenag Aceh, kontak gerhana mulai terjadi pada pukul 00.07 WIB. Kemudian puncak gerhana terjadi pukul 02.10 WIB dan berakhir pada pukul 04.12 WIB.
Anggota Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Aceh sekaligus pakar astronomi, Suhrawardi Ilyas, menjelaskan bahwa sejak pukul 00.15 WIB kontak gerhana penumbra sudah mulai bisa dilihat langsung saat permukaan bulan sudah mulai tertutup bayangan bumi.
Fenomena gerhana bulan penumbra tampak di langit Aceh, Sabtu (11/1) dini hari. Foto: Dok. Kemenag Aceh
Ia menyebut fenomena tersebut bisa disaksikan langsung meskipun tanpa alat bantu seperti teleskop.
"Secara langsung bisa kita lihat namun teleskop bisa mempertegas. Sehingga zona yang masih cukup terang akan berbeda dengan zona yang sudah tertutup bayangan penumbra ini," ujarnya.
Suhrawardi mengatakan, dalam satu tahun fenomena gerhana bulan bisa terjadi sebanyak 4-7 kali, baik gerhana bulan total maupun gerhana bulan penumbra.
Gerhana bulan penumbra tampak di langit Aceh, Sabtu (11/1) dini hari. Foto: Dok. Kemenag Aceh
"Kadang-kadang dalam satu tahun 3 kali gerhana total tidak ada penumbra sama sekali. Kadang-kadang dalam satu tahun penumbra semuanya. Terkadang juga dalam satu tahun ada 1 kali gerhana total dan 2 atau 3 kali terjadi gerhana penumbra," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Suhrawardi menjelaskan, saat gerhana bulan penumbra, cahaya bulan terlihat sedikit redup. Sedangkan saat gerhana bulan total, bulan terlihat memerah.
Fenomena gerhana bulan penumbra tampak di langit Aceh, Sabtu (11/1) dini hari. Foto: Dok. Kemenag Aceh
"Kalau gerhana total, bulan tertutup sepenuhnya oleh bayangan bumi. Karena bayangan bumi dibentuk oleh atmosfer bumi, maka ketika bulan masuk zona bayangan bumi yang umbra itu, maka warna bulan terlihat merah. Maka sering kita sebut dengan bulan darah atau blood moon," ujarnya.
Sementara kalau penumbra, sambung Suhrawardi, bulan kelihatan terang, namun tidak seterang purnama biasa, terlihat lebih redup.
Pengamatan fenomena gerhana bulan penumbra di halaman Kantor Wilayah Kemenag Aceh, Banda Aceh, pada Sabtu (11/1) dini hari. Foto: Husaini Ende/acehkini
Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Kabid Urais Binsyar) Kanwil Kemenag Aceh, Hamdan, menyebut Kanwil Kemenag Aceh melibatkan para ahli Falakiyah Kanwil Kemenag dan juga dari observatorium Tgk Chiek Kuta Karang Lhoknga dalam pemantauan gerhana bulan penumbra tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kita sediakan 3 unit teleskop di sini, teman-teman ahli falakiyah di Kanwil dan teman-teman yang ada di Lhoknga kita tempatkan untuk memantau dan memberi pelayanan kepada masyarakat, sebagian masyarakat hadir untuk melihat fenomena alam ini dengan teleskop," ujar Hamdan.
Gerhana bulan penumbra tampak di langit Aceh, Sabtu (11/1) dini hari. Foto: Dok. Kemenag Aceh