Potret Miris Pedagang Bersihkan Puing Kebakaran 200 Kios di Lhokseumawe

Sorang anak membantu orangtuanya membersihkan puing kebakaran Pasar Inpres, Lhokseumawe. Foto: Reza Juanda/acehkini

Dalam puing-puing kebakaran sekitar 200 kios dan lapak pedagang di Pasar Inpres Lhokseumawe, Aceh, para pedagang mengais barang-barang tersisa, Jumat (10/7/2020) sore. Mereka membersihkan kembali tempat tersebut, berharap dapar berjualan kembali secepatnya.

Kios-kios mereka dilanda kebakaran hebat pada Kamis (9/7) dinihari. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini. Sementara penyebabnya diduga karena arus pendek listrik.

Sofyan, salah seorang pedagang mengatakan sejaun ini belum ada bantuan kemanusiaan masa panik kepada mereka, padahal semuanya berharap saat sedang dilanda musibah. “Kami berharap pemerintah memperhatikan kami,” katanya.

Pedagang membersihjan Pasar Inpres, Lhokseumawe usai kebakaran. Foto: Reza Juanda/acehkini

Membersihkan puing-puing kebakaran. Foto: Reza Juanda/acehkini

Suasana usai kebakaran di Pasar Inpres, Lhokseumawe. Foto: Reza Juanda/acehkini

Menurut Sofyan, para pedagang tetap ingin berjualan di sana dan menolak pindah ke tempat lain. Usai pembersihan dilakukan, para pedagang akan membangun kembali kios-kios mereka di atas puing-puing kebakaran.

Fotografer kami, Reza Juanda merekam potret gigihnya para pedagang yang akan menghidupkan kembali Pasar Inpres yang terletak di Gampong Teumpok Teungoh, Kecamatan Banda Sakti. []

Lihat foto-foto berikut:

Suasana usai kebarakan 200 kios di Pasar Inpres, Lhokseumawe. Foto: Reza Juanda/acehkini

Kebakaran hanya menyisakan tiang beton. Foto: Reza Juanda/acehkini

Pedagang memasang kayu untuk membuat atap kembali. Foto: Reza Juanda/acehkini

Berusaha membangun kembali kios. Foto: Reza Juanda/acehkini

Suasana di Pasar Inpres setelah kebakaran. Foto: Reza Juanda/acehkini

Mengangkut puing kebakaran. Foto: Reza Juanda/acehkini

Membakar sampah di lokasi. Foto: Reza Juanda/acehkini

Tembok yang dihancurkan saat kebakaran. Foto: Reza Juanda/acehkini

Membersihkan puing-puing. Foto: Reza Juanda/acehkini