Rakor Ulama dan Umara se-Aceh Lahirkan 17 Poin Rekomendasi

Konten Media Partner
6 Desember 2019 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, saat menghadiri Rapat Koordinasi Ulama dan Umara se-Aceh. Foto: Humas Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, saat menghadiri Rapat Koordinasi Ulama dan Umara se-Aceh. Foto: Humas Aceh
ADVERTISEMENT
Rapat Koordinasi (Rakor) Ulama dan Umara se-Aceh yang diselenggarakan pada Rabu hingga Kamis (4-5/12) di Banda Aceh, resmi ditutup. Sebanyak 17 poin rekomendasi dihasilkan pada kesempatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Tema "Peran Ulama dalam Menyikapi Isu-isu Pendangkalan Aqidah dan Pengaruh IT Terhadap Perkembangan Anak dan Remaja" diusung pada rakor yang berlangsung selama dua hari tersebut. Rakor Ulama dan Umara se-Aceh ini dibuka secara resmi oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Kepala Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Aceh, Zahrol Fajri, menyampaikan salah satu dari 17 poin rekomendasi yang dihasilkan adalah Ulama dan Umara harus mengambil peran aktif dalam menyelamatkan anak dan remaja dari pengaruh negatif Informasi Teknologi (IT).
Rakor Ulama dan Umara se-Aceh yang berlangsung di Banda Aceh, 4-5 Desember 2019. Foto: Dok. Humas Aceh
Ia mengatakan rekomendasi itu dikeluarkan untuk menindaklanjuti rumusan persoalan yang mengemuka dalam rapat. Di antaranya disebutkan, jiwa patriotisme generasi muda Aceh saat ini mulai pudar terhadap pelaksanaan Syariat Islam. Hal itu disebabkan pengaruh eksternal melalui media online yang secara tidak langsung sudah terpapar budaya dan pesan-pesan terselubung yang dapat merusak akidah.
ADVERTISEMENT
"Pengaruh informasi teknologi terhadap anak dan remaja Aceh saat ini sudah sampai pada taraf mengkhawatirkan. Dampak negatif dari kemajuan IT pada anak dan remaja saat ini adalah candu pada gadget dan game online," ujar Zahrol menjelaskan hasil rakor Ulama dan Umara se-Aceh dalam keterangan yang diterima acehkini, Jumat (6/12).
Zahrol menyampaikan, rakor Ulama dan Umara se-Aceh selama dua hari tersebut menghasilkan 17 rekomendasi. Berikut 17 poin rekomendasi yang dihasilkan:
1. Rapat koordinasi Ulama-Umara sangat penting dilaksanakan secara berkelanjutan, tidak hanya tingkat provinsi tapi juga sampai kepada tingkat kabupaten/kota;
2. Ulama dan Umara harus lebih mempererat hubungan untuk menuju Aceh yang lebih baik. Umara hendaknya melibatkan Ulama dalam seluruh aspek pembangunan Aceh, tidak hanya dalam pelaksanaan Syariat Islam. Ulama hendaknya memberikan ide-ide positif kepada Umara, bersifat praktis, lebih berorientasi kepada kedamaian dan kesejahteraan rakyat Aceh;
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, saat membuka Rakor Ulama dan Umara se-Aceh. Foto: Dok. Humas Aceh
3. Ulama sedapat mungkin mendesak pemerintah kabupaten/kota untuk mengalokasikan dana eksekusi cambuk di wilayahnya masing-masing;
ADVERTISEMENT
4. Dalam rangka menuju Aceh Hebat, diperlukan penguatan akidah kaum milenial yang mengacu kepada akidah Ahlussunnah Wal Jamaah. Generasi milenial Aceh harus bangga dengan Syariat Islam sebagai keistimewaan Aceh;
5. Pemerintahan Aceh dan pemerintahan kabupaten/kota bersama MPU Aceh/MPU kabupaten/kota harus melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap ajaran sesat yang memisahkan atau membenturkan antara syariat dan hakikat;
6. Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota dan segenap lapisan masyarakat harus berupaya melibatkan kaum milenial secara profesional dalam pembangunan Aceh; menjadikan mereka sebagai subjek, bukan sebagai objek pembangunan. Untuk itu diperlukan sosialisasi dan pelatihan program pembangunan yang berorientasi kepada pelibatan dan pengembangan kaum milenial. Untuk komunikasi yang lebih baik dengan kaum milenial, para Ulama kharismatik harus aktif mengunggah pesan-pesan keagamaan menggunakan media sosial yang mereka gandrungi;
ADVERTISEMENT
7. Membangun jiwa patriotisme kaum milenial dibutuhkan teladan daripada Ulama. Dimana peran Ulama tidak bisa digeser oleh IT. Ulama mempunyai peran penting sebagai pemberi motivasi, dukungan dan semangat bagi generasi milenial terhadap pelaksanaan Syariat Islam di Aceh. Untuk itu, remaja dan pemuda tidak hanya dijadikan sebagai objek pembangunan tetapi harus ditempatkan sebagai subjek yang terlibat langsung dalam pembangunan;
8. Ulama dan Umara harus mengambil peran aktif dalam menyelamatkan anak dan remaja dari pengaruh negatif dari kemajuan IT;
9. Ulama harus aktif menyampaikan dakwah milenial melalui berbagai media seperti YouTube, Twiter, Facebook, WhatsApp (WA) sehingga generasi milenial mendapatkan dakwah milenial juga;
10. Ulama dan Umara diharapkan agar aktif mensosialisasikan dampak negatif dari IT sebagai upaya meminimalisir pendangkalan akidah, ibadah dan akhlak;
ADVERTISEMENT
11. Dayah harus lebih memperluas perannya dalam pembangunan Aceh yang tidak terbatas pada lingkungan dayah saja, tapi juga seluruh lapisan masyarakat Aceh. Untuk itu pemerintah perlu mendukung penuh seluruh sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh dayah dan anggaran dayah sama dengan pendidikan umum, yaitu 20 persen dari APBA;
12. Pendidikan adab/akhlak harus diberikan di semua jenjang pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi;
13. Pemerintah harus memberikan bantuan jaminan kesehatan kepada Ulama di Aceh (menyediakan fasilitas VIP di rumah sakit);
14. Pemerintah harus memberikan bantuan beasiswa untuk santri dayah;
15. Pemerintah harus mewujudkan Aceh yang bersih dengan menjadikan Banda Aceh sebagai contoh kota bersih;
16. Pemerintah harus menyediakan dana operasional dan dana pembangunan masjid;
ADVERTISEMENT
17. Pemerintah Aceh, Ulama dan masyarakat harus mewujudkan masjid yang aman, nyaman dan sejahtera.[]