news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tiga Gajah Jinak Halau Kawanan Gajah Liar di Pidie, Aceh

Konten Media Partner
10 Januari 2020 15:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gajah jinak penghuni CRU Tumon, Aceh Selatan. Foto: Adi Warsidi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gajah jinak penghuni CRU Tumon, Aceh Selatan. Foto: Adi Warsidi
ADVERTISEMENT
Tiga gajah jinak diturunkan untuk menghalau kawanan gajah liar yang diperkirakan 40 ekor dari perkebunan warga di Kecamatan Mila, Pidie, Aceh. Kemunculan gajah liar di kawasan itu dianggap sudah meresahkan masyarakat. Selain itu, kawanan gajah liar turut menyerang gajah jinak di Conservation Response Unit (CRU) Mila.
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto, menuturkan bahwa pengusiran gajah liar itu dilakukan bersama Fauna & Flora International (FFI), CRU Aceh, dan sejumlah masyarakat setempat.
Pada Kamis (9/1), BKSDA Aceh menurunkan tiga ekor gajah jinak bernama gajah Rahmat, Arjuna, dan Midok. Masing-masingnya didatangkan dari CRU DAS Peusangan Bener Meriah sebanyak dua ekor, dan satu ekor dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree Aceh Besar.
Upaya pengusiran dengan gajah jinak itu, imbuh Agus, merupakan salah satu cara menanggulangi konflik satwa liar dengan menggiring gajah liar kembali ke hutan.
"Konflik gajah dengan manusia sering terjadi di Mila dari tahun 2019 hingga awal 2020," ujarnya pada Jumat (10/1).
Keberadaan gajah liar di perkebunan masyarakat di Kecamatan Mila, ujar Agus, telah meresahkan masyarakat setempat serta petugas CRU Mila yang sering menyerang gajah jinak di sana.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya pada tahun 2019, Agus menyatakan bahwa pihaknya pernah melakukan penggiringan pada kelompok gajah liar tersebut secara manual dengan menggunakan mercon dan meriam karbit. Namun, cara itu diklaim tidak membuahkan hasil yang optimal.
"Serta membahayakan tim petugas yang sedang melakukan penggiringan," tutur Agus.
Agus menjelaskan, permasalahan yang memicu konflik gajah dengan manusia di sana disebabkan maraknya aktivitas ilegal di sekitar habitat gajah. Hal itu diperparah dengan berkurangnya koridor gajah dan menyempitnya habitat satwa liar di wilayah tersebut.