Turunkan Stunting, Aceh Jalankan 10 Program Intervensi

Konten Media Partner
16 November 2022 9:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan Posyandu di Paya Seunara, Kota Sabang. Foto: acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan Posyandu di Paya Seunara, Kota Sabang. Foto: acehkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Aceh serius melakukan berbagai hal untuk pencegahan dan penurunan angka stunting. Melalui Dinas Kesehatan Aceh dan pihak terkait lainnya, 10 program intervensi dijalankan dengan fokus kepada remaja putri, ibu sebelum hamil, saat hamil dan melahirkan, serta bayi.
ADVERTISEMENT
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Aceh, dr. Sulasmi, MSHM, mengatakan 10 program penurunan stunting tiga kelompok. “Ada tiga sasaran program penurunan stunting, yaitu pada remaja putri, ibu hamil dan Balita,” ujar Sulasmi dalam keterangannya, Rabu (16/11/2022).
Sepuluh program tersebut, kata Sulasmi, sasaran yang ditujukan kepada remaja putri yakni pemberian tablet darah (TTD) seminggu satu kali untuk satu tablet dan pemeriksaan kesehatan termasuk kadar hemagoblin pada siswa kelas tujuh dan kelas sepuluh.
“Kalau untuk ibu hamil itu pemeriksaan kehamilan dengan antenatal care sebanyak enam kali dan dua kali dengan dokter termasuk USG, selanjutnya juga memberikan TTD minimal 90 tablet setelah kehamilan, dan ibu hamil juga perlu makanan tambahan. Jadi kita berikan makanan tambahan KEK berupa protein hewani,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Program yang dilakukan setelah bayi lahir, yakni pemantauan tumbuh kembang dengan penimbangan, pengukuran panjang badan balita dan pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu.
“Program pemberian ASI ekskusif juga termasuk dari sejak lahir hingga umur enam bulan, program memberikan makanan tambahan protein hewani bagi anak 12 hingga 23 bulan berupa telur dan protein lainnya,” jelanya.
Kemudian, sambung Sulasmi program tata laksana Balita dalam masalah gizi yang merujuk pada Balita yang bermasalah dengan gizi untuk ke Puskesmas atau rumah sakit. Juga pemberian makanan tambahan balita di usia kurang dari enam bulan formula 75 dan 100 untuk balita kurang gizi.
“Selanjutnya peningkatan cakupan dan imunisasi baik pelayan rutin kampanye bulan imunisasi dasar dan tiga imunisasi tambahan, jadi bagi remaja putri juga jangan lupa minta tablet tambah darah di Pukesmas, dan ingat pentingnya imuninasi terhadap anak sehingga dapat mencegah terjadi stunting,” tutup Sulasmi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Puskesmas dan Posyandu menjadi garda terdepan dalam pencegahan stunting. Berbagai pemantauan dan perkembangan dilakukan para kader, di antaranya melalui timbang dan pengukuran bayi, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), pemberian kapsul vitamin A, praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), pendidikan gizi Ibu Balita, pemberian tablet tambah darah bersama untuk mengatasi Anemia pada remaja putri, serta penyuluhan pada kelas Ibu Hamil.
Kader Posyandu dan tenaga kesehatan di Puskesmas pun senantisa mengingatkan masyarakat yang memiliki bayi untuk memberi ASI eksklusif, yaitu bayi usia 0 sampai 6 bulan hanya mendapat ASI saja. Selanjutnya bayi dapat mengonsumsi Makanan Pendamping ASI mulai usia 6 bulan serta meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.
ADVERTISEMENT
Para kader di Posyandu juga memberi penyuluhan PMBA. Hasil dari penyuluhan ini dapat dipraktikkan di rumah supaya Balita mendapatkan asupan makanan bergizi sesuai dengan kebutuhannya, sehingga daya tahan tubuhnya menjadi lebih baik, dan anak jarang sakit, terhindar dari risiko stunting. []