Universitas Syiah Kuala Anugerahi Wali Nanggroe Aceh Sebagai Tokoh Perdamaian

Konten Media Partner
10 Februari 2022 20:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor USK, Prof Samsul Rizal memberikan anugerah kepada Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haythar. Dok. Humas USK
zoom-in-whitePerbesar
Rektor USK, Prof Samsul Rizal memberikan anugerah kepada Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haythar. Dok. Humas USK
ADVERTISEMENT
Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh memberikan anugerah kepada Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia (PYM) Tgk Malik Mahmud Al-Haythar sebagai Tokoh Perdamaian. Pemberian USK Award berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood, Kamis (10/2/2022), bersamaan dengan prosesi wisuda USK ke-152.
ADVERTISEMENT
"Ini pertama kali USK menganugerahkan Tokoh Perdamaian. Mudah-mudahan apa yang kami anugerahkan dan wali menerimanya, menjadi contoh bagi kita semua. Agar kita khususnya orang Aceh menjaga perdamaian," kata Prof Syamsul Rizal, Rektor USK.
Prof Samsul berharap Wali Nanggroe bisa menjadi pemersatu bagi segenap lapisan masyarakat Aceh, tanpa terkecuali. “Setiap orang Aceh boleh berbeda warna dalam hal apapun, tapi ketika bicara pembagunan dan masa depan, semuanya harus bersatu padu,” katanya.
Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haythar. Dok. Humas USK
Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haythar, mengatakan bahwa tujuan perdamaian Aceh adalah mendapatkan kemakmuran dan kesejahteraan untuk masyarakat. Tetapi sayangnya apa yang kita harapkan untuk Aceh, belum lagi tercapai.
Wali Nanggroe berpesan terutama kepada pemuda-pemudi Bangsa Aceh, harus sadar untuk punya pandangan ke depan. “Mereka harus mengerti di mana kepentingan Aceh dalam NKRI sebagaimana perjanjian yang telah ditandatangani kedua belah pihak (MoU Helsinki),” kata Mantan Perdana Mentroe Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
ADVERTISEMENT
MoU Helsinki adalah kesepakatan mengakhiri konflik Aceh antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 15 Agustus 2005 silam. Penandatanganan MoU berlangsung di Helsinki, Finlandia. Pihak Pemerintah Indonesia diwakili oleh Hamid Awaluddin, dan pihak GAM diwakil Tgk Malik Mahmud.
“Kami (GAM) telah memutuskan berdamai dengan RI, maka perdamaian ini harus berani kita jaga untuk terus diperjuangkan, sampai terciptanyan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Aceh," kata Tgk Malik Mahmud. []