Wafat karena Corona, Nama Dokter di Aceh Bakal Diabadikan pada Lab Infeksi

Konten Media Partner
3 September 2020 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rekan sejawat mengiringi kepergian dr Imai Indra di pelataran RSUDZA Banda Aceh, Rabu (2/9). Foto: Dok. acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Rekan sejawat mengiringi kepergian dr Imai Indra di pelataran RSUDZA Banda Aceh, Rabu (2/9). Foto: Dok. acehkini
ADVERTISEMENT
Nama dokter pertama yang meninggal dunia akibat corona di Aceh, dr Imai Indra Sp.An., bakal diabadikan menjadi nama gedung Laboratorium Penyakit Infeksi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Kota Banda Aceh, Aceh. Selama COVID-19 laboratorium itu menjadi tempat uji sampel swab pasien di Tanah Rencong.
ADVERTISEMENT
"Unsyiah memang menggagaskan untuk menabalkan nama dr. Imai Indra, Sp.An., sebagai nama gedung Lab Infeksi Unsyiah," kata Rektor Unsyiah, Prof. Samsul Rizal, dalam keterangannya yang diterima acehkini, Kamis (3/9).
Menurut Samsul, usulan tersebut sudah dibicarakan di lingkungan internal Unsyiah dan mendapat respons positif. Namun, keputusan akhir tetap akan didiskusikan dan dimatangkan dalam rapat Senat Komisi A. "Insyaallah dilaksanakan pada Jumat, 10 September 2020," tuturnya.
Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal, saat meresmikan Laboratorium Penyakit Infeksi di Fakultas Kedokteran Unsyiah, difungsikan untuk pengujian swab pasien COVID-19, Rabu (6/5/2020). Foto: Dok. Unsyiah
Samsul menjelaskan, penabalan nama tersebut adalah salah satu cara Unsyiah menghargai dedikasi dan sumbangsih dokter Imai Indra terhadap dunia pendidikan dan kesehatan.
"Sekaligus menjadi pembelajaran bagi generasi ke depan, bahwa ada salah satu putra terbaik Unsyiah yang menjadi korban dari pandemi COVID-19," ujarnya.
Seperti diketahui, dr. Imai meninggal dunia karena corona di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Aceh, pada Rabu (2/9) pagi. Ini kasus pertama tenaga medis wafat saat bertugas menangani pasien corona di Tanah Rencong.
ADVERTISEMENT