Konflik Tanah Wadas Dijadikan Isu Sosial - Politik

Acep Jamaludin (Cepjam)
Seorang Aktivis pergerakan yang aktif dalam beberapa isu strategis pernah berkuliah di UIN SGD Bandung dan sekarang menjadi direktur kajian strategis di perusahaan sinergi riset nusantara yang bergerak dibidang konsultan politik dan riset
Konten dari Pengguna
18 Februari 2022 14:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Acep Jamaludin (Cepjam) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Diambil langsung didesa Wadas. foto dikirim oleh : Vicky (Terkonfirmasi)
zoom-in-whitePerbesar
Diambil langsung didesa Wadas. foto dikirim oleh : Vicky (Terkonfirmasi)

Penyelenggaraan negara dilakukan oleh pemerintah demi tujuan bersama dengan dasar pancasila namun konsekuensi logis negara demokrasi akan menghadapi fenomena politik pro dan kontra termasuk soal isu yang berhubungan dengan rakyatnya sendiri dan kejadian pengalihan isu ke isu termasuk konflik tanah wadas dijadikan isu sosial - politik

ADVERTISEMENT
Pengalihan isu ke isu dan konflik tanah wadas dijadikan isu sosial - politik setelah apa yang belakangan ini dari sekian banyak permasalah indonesia kita bisa katakan dari mulai isu sosial - keagamaan, sosial - kebudayaan sampai sosial - politik termasuk dari persoalan pribadi, nasional hingga internasional namu insiden pengepungan, penangkapan dan intimidasi kepada warga di desa wadas kabupaten purworejo provinsi jawa tengah, Peristiwa tersebut terkait pengukuran dan pembebasan lahan penambangan andesit untuk Bendungan Bener Dijadikan pilihan yang sangat menarik padahal banyak konflik tanah seperti akhir-akhir ini kepada warga seluma dan parigi moutong dan negara juga keras terhadap itu.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari kondisi konflik tanah dan isu lainnya kita coba lihat persoalan yang menyangkut soal sosial - politik dalam setiap isu di indonesia dan ternyata tanah wadas sangat menarik untuk dijadikan target politik oleh para aktor politik meskipun konflik tanah di negara ini bukanlah hanya satu tempat, persoalan ini sudah ada sejak indonesia berdiri sebagai sebuah bangsa yang merdeka dan persoalannya bagaimana bisa jika hanya Konflik Tanah Wadas yang dijadikan Isu Sosial - Politik kita kira ada pesan yang memang para aktor politik sudah menyiapkannya
Katakanlah kemarin beredar isu pesan berantai bahwa otak dibalik insiden tersebut adalah bupati purworejo yang merupakan kader demokrat. Namun salah satu politisi demokrat mengatakan yang seharusnya mengeluarkan pembatalan izin lokasi penetapan pembangunan bendungan itu gubernur jawa tengah yakni ganjar yang merupakan kader PDI. tidak cukup disitu politisi demokrat, menantang langsung sekretaris PDI supaya menjelaskan mengenai izin penambangan batu andesit ini?
ADVERTISEMENT
Rupanya cara politisi dalam memanfaatkan sebuah isu untuk menyerang kompetitor politiknya selalu dilakukan ditengah tangisan rakyatnya sendiri terlepas dari benar atau tidaknya di mana mereka melakukan lempar-melempar tuduhan siapa yang bertanggung jawab, meskipun kondisi penyelenggaraan negara kita seperti itu masih ada elemen masyarakat yang berjuang di sisi kemanusiaan meskipun berada ditengah derasnya isu yang saling melempar antara para politisi
Melihat situasi kemelut isu yang kontraproduktif antar politisi, yang tidak merubah apapun meskipun mereka melakukan perdebatan dan mengecam tindakan aparat bersenjata masuk ke perkampungan warga, jelas dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh kekuatan mereka para politisi sangat bertolak belakang dengan fakta yang dibutuhkan rakyat dan cenderung hanya membuat gaduh tanpa memikirkan nasib warga wadas dan warga lainnya yang sama sama berjuang atas hak kepemilikan tanah yang dirampas oleh pemerintah atas nama negara dengan regulasi kebijakan pada akhirnya rakyat sebagai korban kebijakan pembangunan negara yang semena-mena.
ADVERTISEMENT
Semoga para aktor politisi dan pejabat pemerintah sadar dan telah mempertimbangkan dengan seksama serta cermat bahwa sayup sayup di setiap pojok negara ini para rakyat menangis dan bersedih, Bagi yang masih dan tetap berjuang atas nama kemanusiaan di wilayah manapun jangan lupa berdoa agar gelombang besar kali ini bukan pertanda datangnya badai oligarki dan pemerintahan otoriter gaya baru.