Film Indonesia Tayang di Cannes Film Festival setelah 12 Tahun Absen

12 Mei 2017 19:06 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pemain Film Marlina (Foto: Munady)
Sudah 12 tahun lamanya film karya anak bangsa absen dalam Cannes Film Festival yang diadakan di Prancis. Tahun ini, 'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak' menjadi film karya sineas Indonesia yang lolos seleksi untuk Cannes Film Festival 2017.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya film Indonesia yang pernah tayang di Cannes Film Festival yakni 'Tjoet Nja' Dhien' (1988, Semaine de la Critique), 'Daun di Atas Bantal (1998, Un Certain Regard)', dan 'Serambi (2006, Un Certain Regard)'.
Film karya sutradara Mouly Surya ini akan tayang perdana 24 Mei mendatang untuk program Quinzaine des rèalisateurs (Director's Fortnight)
Sutradara film, Mouly (Foto: Munady)
Setelah menggarap film tersebut selama tiga tahun, film dengan pemeran utama Marsha Timothy ini siap terbang ke Prancis untuk menghadiri festival film bergengsi itu.
"Akhirnya satu perjalanan sudah selesai dan kami akan memulai sebuah perjalanan baru yang saya harap, bisa membuat 'Marlina' bisa ditonton dengan penonton yang lebih luas," ucap Mouly saat jumpa pers di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (12/5).
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Ide cerita untuk film ini awalnya bukan dari buah pemikiran Mouly sendiri, namun datang dari sesama rekan sutradara, yaitu Garin Nugroho. Ia mewariskan plot cerita yang berlatar di Sumba kepada Mouly, untuk dikembangkan dan difilmkan.
"Garin sudah pernah bikin film di Sumba berkali-kali. Dia enggak mau membuat film ini sendiri karena sudah mengupas kultur ini lebih dari sekali. Pas tahun 2014 Garin kasih rangkuman cerita sebanyak lima lembar, dan selama dua tahun men-develop jadi cerita film," ujar Mouly yang juga menyutradari film 'Fiksi' (2008).
Pemain Film Marlina (Foto: Munady)
Produser film, Fauzan Zidni mengungapkan alasan mengapa 'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak' dapat tembus pada Cannes Film Festival 2017.
ADVERTISEMENT
"Mereka mencari sinema klasik ya. Mereka ada tim kurasinya, mereka menentukan maunya festival seperti apa. Ini kan bentuk statement mereka adalah film-film yang mereka kurasi. Kebetulan value-value itu mereka melihat film kita, dan mungkin mereka melihat itu ada dalam film kita," timpal Fauzan.
'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak' bercerita mengenai seorang perempuan bernama Marlina yang merupakan seorang janda. Ia melalui sebuah perjalanan mencari keadilan, setelah rumahnya diserang oleh segerombolan perampok.
Beruntung bagi Mouly, Rama Adi dan Fauzan Zidni selaku produser film dari Cinesurya, mendapatkan banyak sekali dukungan. Salah satunya dukungan datang dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Lalu, apa ya bentuk dukungan dari Bekraf untuk film tersebut?
"Biaya pengiriman. Kita enggak ikut dalam produksi tentunya. Biaya pengiriman juga tidak semua. Yang penting adalah sebetulnya ke depan, film-film produksi nasional tidak harus semuanya perlu bantuan secara komersil, mereka juga bisa membiayai sendiri," kata ketua Bekraf, Triawan Munaf.
Triawan Munaf (Foto: Munady)
Ayah Sherina Munaf ini menilai, film tersebut dapat memberikan dampak positif untuk bangsa Indonesia, khususnya pada sektor pariwisata.
ADVERTISEMENT
"Apalagi bisa ekspos ke internasional, membawa nama Indonesia, keindahan Indonesia. Itu yang kita ingin bisa terus dikembangkan dari bantuan kita," lanjut Triawan.
Marsha Timothy (Foto: Munady)
Tak hanya Bekraf, film ini juga turut dibantu rumah produksi Kaninga Pictures (Indonesia), Sasha & Co Production (Prancis), Astro Shaw (Malaysia), HOOQ Originals (Singapura), dan Purin Pictures (Thailand).
Selain diperankan Marsha Timothy, turut tampil pula Dea Panendra, Yoga Pratama, dan Egi Fedly dalam film yang mengambil lokasi syuting di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Film ini rencananya baru tayang di Indonesia akhir 2017.