Perempuan Berdaya, Alam Terjaga, Ekonomi Sejahtera

Ade Rahmayanti
Terlahir di Pekanbaru Kota Bertuah, 30 tahun silam. Seorang Ibu Rumah Tangga. Punya hobi bermain gitar, menulis, fotografi, mengumpulkan sampah dan barang bekas. Pendamping UMKM. Tercatat sebagai Alumni Biologi FMIPA Universitas Riau Angkatan 2009
Konten dari Pengguna
30 Maret 2023 10:44 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ade Rahmayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto KUPS Bundo Gamaran. Dok. Tasniah
zoom-in-whitePerbesar
Foto KUPS Bundo Gamaran. Dok. Tasniah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tulisan ini memuat cerita tentang potret perempuan hebat dan berdaya di ranah minang yang mampu memanfaatkan sumber daya alam pemberian Sang Maha Kuasa dengan rasa syukur yang berlimpah. Atas rasa syukur tersebut mereka membalasnya dengan cara merawat dan menjaga alam agar tetap lestari.
ADVERTISEMENT
Ini menjadi sangat menarik disaat isu lingkungan masih menjadi perbincangan global, ada peran perempuan yang sangat besar sebagai agen perubahan yang berdampak pada perbaikan kualitas lingkungan hidup sembari terus berjalan membantu menata perekonomian keluarga demi menjaga kelangsungan hidup anggota keluarganya. Wow, sungguh perempuan itu istimewa yang berpengaruh besar dalam setiap aspek kehidupan.
Jauh sebelum badai pandemic memporakporandakan ekonomi negara, perempuan minangkabau sudah lebih dulu turun dan berjuang bersama laki-laki/suami dalam upaya membantu menopang ekonomi keluarga. Bertani dan berdagang menjadi hal yang umum dilakukan oleh perempuan minangkabau. Keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi adalah semata-mata demi memperbaiki kualitas hidupnya ke arah yang lebih baik sebagai bentuk aktualisasi diri sehingga mampu memperkuat citra dan kedudukan serta eksistensinya dalam lingkungan bermasyarakat.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya program pemberdayaan perempuan menuju kemandirian ekonomi sudah seharusnya menjadi fokus utama bersama, bukan hanya sekedar upaya dalam memulihkan kembali perekonomian nasional melainkan harus berdampak disetiap aspek-aspek kehidupan dan sekitarnya.
KUPS Bundo Gamaran adalah wujud pemberdayaan ekonomi perempuan yang lahir atas keinginan untuk bangkit bersama dengan harapan yang besar dalam upaya meningkatkan pendapatan demi meringankan beban ekonomi keluarga. KUPS Bundo Gamaran ini sendiri merupakan kelompok usaha pengelola asam kandis yang dibentuk sejak Agustus 2022 dengan jumlah anggota awal adalah 20 orang perempuan yang mayoritas adalah ibu rumah tangga dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Sedangkan Gamaran adalah nama sebuah korong/jorong/dusun yang berada di Nagari Salibutan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengikatkan diri menjadi sebuah kelompok, perempuan pengelola asam kandis terbiasa mengolah buah asam kandis segar menjadi asam kandis kering secara konvensional yang digunakan sebagai rempah masakan khas minangkabau sejak turun temurun. Mengolah buah asam kandis ini merupakan kebudayaan ekonomi perempuan di Korong Gamaran Nagari Salibutan, disela-sela kesibukan mereka mengurus rumah tangga dan membantu suaminya di ladang.
Foto tanaman asam kandis. Dok. Maizaldi
Ya, sebagian besar suami dari para bundo ini adalah seorang petani.
Melihat tanaman asam kandis yang terus berbuah, mereka berinisiatif untuk mengolahnya menjadi asam kandis kering lalu kemudian dijual ke tengkulak.
Namun sayangnya untuk penetapan harga yang menentukan adalah tengkulak. Dan harga yang diberikan pun sangat murah, dimana 1 kg asam kandis kering hanya dihargai Rp 17.000 sampai dengan Rp 24.000. Sedangkan untuk mendapatkan 1,5 kg asam kandis kering saja mereka harus mengolah 10 kg buah asam kandis segar dengan lama pengeringan 2-3 minggu tergantung oleh cuaca. Sehingga dapat dikatakan penyusutannya mencapai 85% tapi dihargai oleh tengkulak rata-rata hanya Rp 20.000/kg.
ADVERTISEMENT
Artinya harga jual yang mereka terima tidak sebanding dengan proses pengolahan yang telah mereka lakukan.
Namun mereka pribadi, tidak punya pilihan dan tidak punya kekuatan untuk mengubah daya tawar atas produk yang mereka hasilkan. Hingga kemudian muncullah sebuah ide atau gagasan untuk membentuk kelompok usaha pengelola asam kandis.
Yap, dasar utama terbentuknya kelompok ini adalah keinginan untuk bergerak bersama-sama dalam memutus rantai tengkulak atau rantai pasar guna meningkatkan daya tawar dari produk asam kandis kering.
Sebuah pembelajaran yang saya dapatkan dari mereka adalah ketika mereka sadar bahwa mereka memiliki banyak sekali kekurangan dan yakin bahwa jika mereka berkelompok mereka kuat dan bisa saling berkolaborasi dan mampu menciptakan berbagai ide-ide luar biasa. Tanpa sedikitpun ada rasa takut bersaing dan merasa tersaingi atau istilah minangnya ‘takuik taimpik’.
ADVERTISEMENT
Bagi mereka keterbatasan yang dimiliki bukanlah penghalang untuk memiliki impian. Melainkan mereka berusaha untuk mengumpulkan setiap kelemahan lalu menjadikannya kekuatan yang besar untuk mencapai target yang diinginkan yakni mewujudkan pengembangan UMKM demi meningkatkan taraf hidup dan membantu memperbaiki perekonomian keluarga.
Oleh sebab itu, pemberdayaan perempuan pada sektor UMKM melalui pembentukan kelompok ekonomi produktif merupakan langkah tepat dengan harapan dapat mewadahi segala potensi besar yang muncul dari masing-masing perempuan. Kelompok ini pun juga didorong untuk dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada disekitarnya tanpa harus merusaknya serta mampu menciptakan berbagai inovasi produk-produk turunan yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Saling belajar tentang Proses Packaging Produk Asam Kandis yang baik. Dok. Maizaldi
Dalam perjalanannya, kelompok ini juga mengalami proses yang panjang hingga berdampak pada perubahan sikap dan pola pikir mereka. Perlahan-lahan mereka mulai menyatukan visi dan misi demi ekonomi yang lebih baik. Hal ini pun memunculkan daya tarik bagi perempuan lainnya untuk turut bergabung menjadi anggota kelompok. Dan saat ini jumlah anggota yang tergabung adalah sebanyak 30 orang. Sistem yang dibangun saat ini adalah organisasi sosial yang mana 2,5% dari keuntungan penjualan dialokasikan untuk kegiatan sosial dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Kedepannya, arah pengembangan kelompok ini adalah menjadi sebuah KOPERASI unit usaha yang mewadahi dan menjembatani setiap anggota kelompok maupun masyarakat sekitar dalam hal memasarkan produk-produk yang dihasilkan kepada konsumen atau pasar.
Diakui bahwa setelah bergabung dalam kelompok ini, banyak sekali manfaat yang mereka dapatkan diantaranya :
Pertama, berubahnya pola pikir dan perilaku dalam hal manajemen keuangan dan ekonomi keluarganya. Yang awalnya konsumtif berubah menjadi lebih produktif.
Kedua, terbangunnya semangat kerbersamaan dan kekeluargaan yang semakin kuat antar masing-masing anggota. Dengan seringnya berkumpul, selain bagian dari refreshing mereka juga saling bertukar informasi dan pengetahuan-pengetahuan baru. Dan tanpa sadar aura semangat untuk saling menggali potensi diri dan belajar hal-hal baru dengan mudahnya menular ke dalam diri setiap anggota kelompok.
Foto salah satu anggota KUPS Bundo Gamaran saat mempresentasikan kelompok dan produknya. Dok. Maizaldi
Ketiga, mereka mulai aktif mengikuti pelatihan-pelatihan kewirausahaan sehingga mereka mendapatkan ilmu dan pembelajaran baru yang dapat membantu meningkatkan kapasitas diri sebagai perempuan. Bahkan beberapa dari anggota juga sudah berani show up dan mampu berbicara untuk mempromosikan produk maupun kelompoknya di depan umum.
Kunjungan oleh Bapak Mahyeldi selaku Gubernur Sumatera Barat. Dok. Maizaldi
Keempat, dengan berkelompok mereka mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun swasta yang berupa pendampingan hingga bantuan sarana produksi. Salah satunya adalah pembangunan rumah penjemuran asam kandis oleh WRI Indonesia.
Rumah penjemuran Asam Kandis. Dok. Maizaldi
Kelima, adanya rumah penjemuran ini tentunya sangat bermanfaat bagi kelompok, yang mana awalnya mereka harus menjemur asam kandis di halaman rumah dan butuh waktu yang lama yakni 2 minggu dan bergantung pada cuaca. Namun kini berkat adanya rumah, kelompok dapat memangkas waktu pengeringan menjadi 1 minggu saja tanpa perlu khawatir akan hujan. Selain itu, produk asam kandis kering yang dihasilkan pun lebih higienis dan terhindar dari berbagai kontaminasi. Ditambah lagi, saat ini KUPS Bundo Gamaran juga mampu memproduksi 300 – 500 kg asam kandis setiap bulannya. Dan pemasarannya pun dilakukan melalui satu pintu untuk menghindari permainan harga oleh tengkulak.
ADVERTISEMENT
Keenam, seiring berjalannya waktu, kelompok juga difasilitasi dalam hal peningkatan kapasitas SDM, seperti pelatihan-pelatihan terkait bagaimana mengolah suatu produk yang sesuai dengan standar mutu pangan, bagaimana packaging yang baik dan sesuai standar, bagaimana membuat produk turunan, bagaimana cara memasarkan produk hingga bagaimana cara membangun komunikasi dan relasi serta membangun kerja sama dengan para stackholder.
Ketujuh, mereka mulai memahami tentang pentingnya perizinan usaha dan produk guna memberikan jaminan kepada konsumen dengan tujuan untuk meningkatkan omset penjualan. Dan saat ini produk asam kandis kering sudah memiliki izin PIRT dan Sertifikat Halal. Sehingga pelan-pelan mereka mampu memperluas market yang mana saat ini produk asam kandis sudah masuk ke swalayan-swalayan besar yang ada di kota Padang. Bahkan kelompok ini sudah menerima pesanan dan mengirim produk asam kandis kering keluar Provinsi Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya sampai disitu, dengan berkelompok mereka mampu menelurkan banyak ide tentang bagaimana mengolah dan apa saja inovasi produk turunan yang bisa mereka hasilkan dari buah asam kandis. Sehingga mereka tidak hanya terfokus untuk menjual asam kandis kering saja. Dan ternyata dari buah asam kandis segar tersebut, mereka bisa menghasilkan berbagai macam jenis produk seperti Sirup Asam Kandis, Dodol Asam Kandis dan Sabun Cuci Piring dari ekstrak Asam kandis.
Foto inovasi produk turunan asam kandis yakni sirup asam kandis. Dok. Maizaldi
Wow, sungguh semangat yang harus terus diapresiasi dan perlu didukung penuh.
Ditengah ketidakpastian dan gejolak ekonomi dunia yang mulai tampak suram, sudah seharusnya kita mulai satukan visi dan misi bersama demi pulihkan ekonomi negeri.
Kita boleh bersyukur, setahun pasca pandemic ekonomi Indonesia mulai bergerak kearah yang positif meskipun jauh dari kata normal. Kendatipun harus kembali menghadapi isu ancaman resesi ekonomi, kita pasti bisa melawati itu semua. Pemulihan ekonomi nasional dapat tercapai apabila semua lini dan setiap sektor saling berkolaborasi.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya JNE sebagai perusahaan jasa pengiriman karya anak bangsa yang mampu menjalin kerjasama yang manis bersama UMKM dan konsumennya. Terbukti ketika badai pandemic menerjang, UMKM dan JNE saling bergotong-royong dan berimprovisasi agar tetap bertumbuh dan semakin tangguh.
Foto pengiriman produk asam kandis ke Jakarta. Dok. Ade Rahmayanti
32 tahun JNE bersinergi bersama UMKM dalam upaya membangkitkan semangat wirausaha demi pulihnya ekonomi negeri sesuai dengan taglinenya #ConnectingHappiness. Beragam program yang diluncurkan mampu mempermudah pelaku usaha dalam memperluas target pasar seperti cabang atau agen yang banyak tersebar di setiap pelosok negeri, adanya layanan antar jemput barang, tersedianya pilihan kecepatan pengiriman dengan biaya pengiriman yang sangat terjangkau serta adanya jaminan kemanan barang selama proses pengiriman.
Hal ini juga tentunya yang menjadi pertimbangan penting bagi KUPS Bundo Gamaran untuk menjadikan JNE sebagai mitra penting dalam hal memasarkan produk-produk yang dihasilkan demi terwujudnya kebangkitan UMKM perempuan Indonesia. Karena perempuan yang BERDAYA adalah tanda akan ekonomi yang SEJAHTERA.
ADVERTISEMENT
Jadi, tetap semangat dan jangan pernah menyerah. Karena kita Perempuan!
Salam dari dan untuk Perempuan Indonesia,