Pandemi Covid-19 Meradang, Para Musisi Merana?

Radyan Seto Adhitomo
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
30 Oktober 2020 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Radyan Seto Adhitomo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang mahasiswa aktif seni musik sekaligus part-timer musisi, Ale.
Global Pandemic Covid-19 telah berlangsung hingga 8 bulan lamanya, dan masih belum ada kepastian kapan berakhirnya. Kondisi ini tentu merugikan banyak pihak, salah satunya ialah para musisi yang terkena dampak cukup berat. Banyak musisi terkenal dan musisi jalanan yang bingung tentang bagaimana nasib kedepan mereka karena adanya pandemi ini. Ditiadakannya konser dan acara musik sangat merugikan para musisi yang mencari nafkah lewat bermusik.
ADVERTISEMENT
Akan sangat sulit jika mereka tidak melakukan inovasi yang dapat menarik perhatian kembali para penikmat musik serta para penggemar mereka. Salah satunya ialah teman saya, F.A Alesandro Frederick (20), seorang mahasiswa aktif Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) program studi Pendidikan Seni Musik. Selain menjadi mahasiswa, ia seorang part-timer musisi yang sering mengisi di kafe atau tempat lainnya. Karena Ale berasal dari keluarga yang berlatar belakang musik, ia dan keluarganya sangat merasakan dampak dari adanya pandemi ini.
“Waktu awal pandemi, memang sangat jarang ada kafe yang buka terutama yang ada live music nya. Apalagi pada saat itu, saya memang sedang libur perkuliahan dan saya mendapatkan uang jajan tambahan saat manggung dari satu kafe ke kafe lainnya. Dikarenakan adanya pandemi, memang agak susah bagi kami para musisi,” kata Ale saat ditemui di Kediamannya di Sedayu (29/10).
ADVERTISEMENT
Ale juga menambahkan bahwa selama pandemi, dia mengikuti anjuran dari pemerintah untuk #dirumahaja dan melakukan beberapa aktifitas yang sudah lama tidak dia lakukan saat sibuk berkuliah dan bermusik. Dan ketika perkuliahan sudah mulai masuk kembali, Ale melakukan aktifitas mahasiswa pada umumnya, yaitu mengerjakan tugas dan lain sebagainya secara online. Menurutnya, kuliah seni musik secara online sedikit menyulitkan dirinya. Karena, seni musik tetap perlu adanya tatap muka untuk melakukan praktikum.
Mencoba hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
“Setelah masuk, saya mengerjakan tugas, dan di seni musik itu rata-rata praktik. Dan semakin kesini, semakin terbiasa melakukan praktik melalui aplikasi online meeting, tetapi tetap saja kurang maksimal. Karena itu, untuk mahasiswa yang berada di Jogja, kita melakukan latihan dikampus dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku,” kata Ale. Ale juga mengatakan bahwa ia rindu dengan suasana normal pada saat ia manggung di kafe. Ia juga turut merasa prihatin terhadap para musisi yang terkena dampak karena adanya pandemi ini.
ADVERTISEMENT
“Apalagi para musisi yang menjadikan musik sebagai mata pencaharian primer mereka, pasti terasa sekali dampaknya, ya saya ikut prihatin karena saya pun merasakan, walaupun saya hanya part-timer,” tambah Ale.
Beberapa waktu yang lalu pula, para musisi terkenal melakukan inovasi baru yaitu menggelar konser musik secara online di media sosial. Memang, suasananya sangat berbeda daripada saat konser live, dimana mereka bisa berinteraksi secara langsung dengan penonton seperti bernyanyi bersama penonton, tapi itulah salah satu alternatif yang bisa dilakukan sekarang. Tidak sedikit pula, para musisi menggelar konser online sekaligus berdonasi untuk membantu para tenaga kesehatan dan rumah sakit yang membutuhkan.
“Rata-rata teman saya yang terdampak, mereka juga membuat karya-karya baru. Dan juga kesibukan semakin berkurang, malah bisa mengeksplor diri sendiri dengan membuat karya dan bisa maksimal di karya tersebut. Karena kalau di dunia musik, tetap yang paling kreatif yang akan dilihat oleh penikmatnya. Juga harus bersabar dan berdoa aja , karena pandemi ini tidak tentu kapan berakhirnya,” kata Ale.
ADVERTISEMENT
Ale juga berpendapat bahwa yang bisa kita lakukan, khususnya para musisi, adalah lebih mengembangkan potensi dari diri kita yang belum terlihat, berani keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru, serta memanfaatkan media sosial sebagai tempat kita menyalurkan karya kita yang kita buat saat pandemi.