Anak-anak dalam Bayang-bayang Pornografi

Adhyaksa Dault
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka | Hobi Menyanyi, Mengaji, Mendaki | Twitter @AdhyDault | Instagram @adhyaksadault |Menteri Pemuda dan Olahraga 2004-2009
Konten dari Pengguna
6 Mei 2018 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adhyaksa Dault tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak-anak dalam Bayang-bayang Pornografi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Video berisi aksi tidak senonoh anak Sekolah Dasar (SD) viral di media sosial. Video berdurasi 30 menit itu memperlihatkan anak laki-laki berusaha mencium sambil menindih tubuh teman perempuannya walau anak perempuan itu berusaha menghindar. Di akhir video malah anak perempuan itu mencium balik laki-laki tersebut.
ADVERTISEMENT
Sungguh sangat disayangkan adanya video gila tersebut. Ini harus diusut tuntas oleh Polri. Saya menduga peristiwa itu terjadi di lingkungan sekolah. Sebab, dalam video itu banyak bocah berseragam sekolah warna merah putih. Jika benar di sekolah, peristiwa ini menjadi tanggung jawab pihak sekolah dan para guru. Mereka luput mengawasi gerak-gerik peserta didiknya.
Orangtua menitipkan putra-putrinya di sekolah tentu saja bukan tanpa sebab. Orangtua tentu berharap putra-putrinya dididik menjadi anak-anak yang berkarakter, berilmu dan mempunyai keterampilan. Berilmu dan punya keterampilan tapi tidak berkarakter, ia bisa menjadi maling. Berkarakter tapi tidak berilmu dan punya keterampilan, ia bisa menjadi pengangguran. Ketiganya itu penting untuk dimiliki putra-putri kita.
Ketika anak-anak berada di rumah, mereka menjadi tanggung jawab kita sebagai orangtua. Keturunan itu sebagiannya merupakan (turunan) dari yang lain (QS. Ali Imran: 34). Ayat ini menjelaskan orangtua yang baik adalah sumber yang baik, keturunannya pun insya Allah akan baik pula. Investasi orangtua hari ini juga akan dirasakan ketika orangtuanya meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda, apabila seseorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih (dan shalihah) yang mendoakannya (HR. Muslim).
ADVERTISEMENT
Orang dewasa sejatinya juga guru bagi anak-anak Indonesia. Apa yang mereka lakukan juga bisa ditiru oleh anak-anak. Peristiwa yang terjadi dalam video itu bisa jadi karena anak-anak melihat sesuatu yang tidak seharusnya mereka lihat.
Seperti kita ketahui, ada beberapa orang dewasa, bahkan seorang selebritis, melakukan adegan ciuman di depan umum. Parahnya, ia melakukannya tanpa ada sedikit pun rasa malu.
Kemenkominfo RI mengaku telah memblokir 773 ribu situs porno selama tahun 2016 (Kominfo.go.id). Meski begitu, konten pornografi masih banyak ditemukan di internet. Tak heran, berdasarkan data yang dihimpun Kemenkominfo dari berbagai sumber aduan, seperti lewat email Trust+, situs aduankonten.id hingga jalur whatsapp untuk kurun waktu Januari-September 2017, mereka menerima 47.209 aduan. Jumlah itu meningkat pesat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 6.357 aduan.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, 4 Mei 2016 lalu, saya menemui Kapolri Jenderal Badrodin Haiti untuk melaporkan situs dan akun-akun media sosial yang memuat dan menyebarkan konten pornografi dan kekerasan. Pada 13 April 2016, Kwarnas Gerakan Pramuka juga telah mengirimkan surat resmi kepada Kemenkominfo RI.
Ilustrasi pornografi. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pornografi. (Foto: Shutterstock)
Saya sangat sedih ada ribuan konten porno di internet, yang juga memicu kejahatan seksual. Kasus pemerkosaan yang menimpa Yuyun, misalnya, remaja berusia 14 tahun di Bengkulu, imbas pornografi di internet.
Menurut Cline dalam buku “Mengupas Batas Pornografi”, pornografi dapat membuat kecanduan. Sekali saja seseorang menyukai konten porno, ia akan mengulanginya dan terus-menerus mencari konten itu hingga puas. Jika tidak, ia akan gelisah.
Setelah kecanduan dan menonton porno dalam waktu sekian lama, ia akan mengalami efek eskalasi. Akibatnya, ia akan merasa konten porno menjadi sebuah kebutuhan, bahkan akan meningkat.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, ia akan mengalami desensitisasi. Pada tahap ini, ia akan menganggap konten porno sebagai sesuatu yang biasa. Dan yang dikhawatirkan itu bisa terjadi. Ia akan meniru atau menerapkan perilaku seksual yang selama ini ditontonnya di internet.
Pornografi adalah narkotika lewat mata. Sekali menonton, orang akan kecanduan, dan merusak otak. Otak yang sudah rusak itu tidak bisa berfikir panjang. Otak yang sudah rusak ini akan hilang rasa kasih sayangnya kepada orang lain.
Ketika melihat anak perempuan, misalnya, dan situasi sedang sepi, otak yang sudah rusak ini tidak segan-segan akan mendorongnya untuk melakukan kejahatan seksual.
Namun, akun-akun yang menyebarkan konten porno seolah mati satu tumbuh seribu. Konten pornografi sampai saat ini masih ada dan bisa diakses di internet. Ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah, utamanya Kemenkominfo untuk menghapus semua konten-konten yang memuat pornografi. Ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi para orangtua dan guru agar mencegah anak-anaknya menonton konten porno.
ADVERTISEMENT
Daya tahan anak-anak terhadap konten pornografi juga harus dibangun. Pendidikan di luar ruangan atau alam bebas dapat menjadi alternatif sebagai pendidikan yang menyenangkan dan seru bagi anak-anak Indonesia.
Kekuatan dan kelebihan dari kegiatan luar ruangan adalah apa yang mereka lihat, rasakan, dan lakukan selama di alam bebas menjadi ilmu bagi mereka. Interaksi dan partisipasi mereka juga meningkat. Mereka punya solidaritas dan kepekaan sosial. Ini yang harus dimiliki oleh anak-anak Indonesia.
Syarat utama sebuah negara dapat maju adalah mempunyai warga negara yang bermental baik dan berkualitas. Ini tidak bisa dibangun hanya dalam satu hari, melainkan harus melalui pendidikan sejak usia dini. Upaya ini dapat dilakukan melalui Gerakan Pramuka. Terlebih, usia anggota Gerakan Pramuka berkisar pada 7-25 tahun.
ADVERTISEMENT
Anak-anak memiliki peran strategis. Mereka menjadi generasi penerus kepemimpinan bangsa Indonesia. Posisi-posisi strategis di negeri ini akan diisi oleh mereka. Daya tahan mereka harus dibangun agar tidak terpengaruh dengan gempuran konten yang berbau pornografi, pergaulan bebas, narkoba, dan minuman keras.