Tidur: Apakah Memiliki Keterkaitan dengan Sisi Psikologis Manusia?

Adinda Eka Latifa
Mahasiswa Departemen Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
30 November 2022 10:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Eka Latifa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pic from Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Pic from Pexels
ADVERTISEMENT
Tidur merupakan salah satu kebutuhan utama manusia yang memberi waktu istirahat pada tubuh. Tidur merupakan proses fisiologis penting bagi kehidupan manusia karena gangguan pada siklus tidur dapat menimbulkan dampak serius pada kesehatan. Namun sayangnya, ada banyak orang yang tidak memiliki kualitas tidur yang cukup baik. Gangguan sulit tidur atau yang sering disebut dengan insomnia telah menjadi hal yang tidak asing lagi di tengah masyarakat dikarenakan banyaknya orang yang mengalami gangguan ini. Padahal sebagian besar masyarakat sendiri telah sadar bahwa tidur yang cukup akan memberikan banyak manfaat dan sebaliknya pola tidur yang tidak cukup baik akan membawa dampak buruk bagi tubuh.
ADVERTISEMENT
Salah satu aspek yang akan terdampak oleh pola tidur seseorang, yaitu aspek emosional. Sebuah studi epidemiologi di Ethiopia menunjukkan bahwa 49% remaja memiliki kualitas tidur yang tidak cukup baik. Hal ini tentunya akan memberikan dampak buruk bagi tubuh sebab gangguan tidur—dalam hal ini kekurangan tidur—dapat merangsang kesulitan kontrol emosional yang dapat meningkatkan keadaan stres dan kecemasan secara subjektif, serta meningkatkan reaksi simpatetik terhadap stimulus yang tidak menyenangkan. Sebuah artikel penelitian yang berjudul “Hubungan Kualitas Tidur dan Masalah Mental Emosional pada Remaja Sekolah Menengah” juga menemukan bahwa terdapat hubungan erat antara kualitas tidur dengan masalah emosional, perilaku, dan total kesulitan pada remaja. Tidak berhenti sampai disitu saja, permasalahan buruknya kualitas tidur ini juga memiliki dampak secara tidak langsung terhadap kualitas hubungan sosial. Sulitnya pengendalian emosi yang kemudian menimbulkan permasalahan perilaku, seperti mudah tersinggung dan mudah marah, jelas akan membuat seseorang mendapat penilaian yang buruk di tengah masyarakat dan akan berdampak pada hubungan sosialnya dengan orang lain (Dhamayanti et al., 2019).
ADVERTISEMENT
Tidak hanya pada siswa sekolah menengah yang umumnya berada pada kategori usia remaja, mahasiswa yang umumnya berada pada kategori remaja akhir hingga dewasa awal juga seringkali mengalami gangguan tidur. Studi di Ethiopia menunjukkan tingginya tingkat persentase kualitas tidur yang buruk, yaitu sebesar 55,8%. Penelitian tersebut dilaksanakan pada mahasiswa tahun kedua, ketiga, dan keempat dan diperoleh hasil bahwa semakin tinggi tingkatan mahasiswa, maka kualitas tidurnya semakin memburuk. Hal ini berhubungan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Postans et al. yang mengindikasikan bahwa mahasiswa dengan kualitas tidur yang buruk dilaporkan memiliki tingkat depresi, cemas, dan stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa dengan kualitas tidur yang baik (Aryadi et al., 2018)
Selain berdampak pada kemampuan kontrol emosional seseorang, kualitas tidur yang tidak cukup baik juga akan mempengaruhi tingkat kinerja otak. Sinyal rasa kantuk yang terus terkirim ke otak sebagai akibat kurang baiknya kualitas tidur akan membuat otak bekerja lebih keras dari biasanya dan akan menyebabkan kinerja otak menjadi kurang efisien. Dampak berikutnya yaitu menurunnya tingkat konsentrasi yang mengakibatkan seseorang menjadi sulit untuk fokus dan mengambil keputusan. Terakhir, menurunnya daya ingat juga dapat terjadi sebagai akibat dari buruknya kualitas tidur seseorang. Hal ini dikarenakan pemrosesan memori jangka panjang terjadi saat seseorang tengah tertidur dan jika proses ini terganggu maka hasil dari pemrosesan memorinya juga akan mengalami gangguan (Makarim, 2019).
ADVERTISEMENT
Dari pemaparan ini, dapat disimpulkan bahwa sangat penting bagi manusia untuk menerapkan pola dan kualitas tidur yang baik. Kedua hal tersebut akan memberi banyak manfaat bagi tubuh, seperti memperbaiki kinerja otak dan mempermudah kontrol emosi. Manfaat yang diperoleh dari pola dan kualitas tidur yang baik tentunya akan sangat membantu manusia untuk menjalani kehidupan dengan produktif dan dapat membantu menjaga kesehatan tubuh, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Referensi
Dhamayanti, M., Faisal, F., & Maghfirah, E. C. (2019). Hubungan Kualitas Tidur Dan Masalah Mental Emosional Pada Remaja Sekolah Menengah. Sari Pediatri, 20(5), 283.
Aryadi, I. P. H., Yusari, I. G. A., Dhyani, I. A. D., Kusmadana, I. P. E., & Sudira, P. G. (2018). Korelasi Kualitas Tidur Terhadap Tingkat Depresi, Cemas, Dan Stres Mahasiswa Kedokteran Universitas Udayana. Jurnal Berkala Neurologi Bali, 1, 10-15.
ADVERTISEMENT
Makarim, F. R. (2019). Kurang Tidur Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental. Halodoc. https://www.halodoc.com/artikel/kurang-tidur-bisa-pengaruhi-kesehatan-mental. Diakses pada 29 November 2022.