Pendidikan di Indonesia Melahirkan Banyak Pekerja

Adipura Arya Kangsadewa
Saya adalah seorang Mahasiswa Kupu-Kupu dari Universitas AMIKOM Purwokerto. Manusia, dan paling suka makan Ikan, apalagi Gurame Bakar.
Konten dari Pengguna
6 Juli 2021 14:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adipura Arya Kangsadewa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pendidikan. Photo by Agung Pandit Wiguna from Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pendidikan. Photo by Agung Pandit Wiguna from Pexels
ADVERTISEMENT
Pendidikan merupakan ajang pengenalan diri serta bakat dalam diri seseorang. Dengan pendidikan kita akan menjadi manusia yang berakal, beradab dan selalu berpikir akan masa depan. Dalam hal ini dapat dibuktikan dengan maju atau berkembangnya suatu negara dapat ditentukan oleh kualitas pendidikannya.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang berpendidikan akan menciptakan generasi penerus yang berpendidikan. Mereka akan mengajarkan pada anak-anaknya tentang realitas suatu keadaan berdasarkan penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Pengertian Pendidikan
Saya pernah membaca sebuah artikel dalam m.liputan6.com, pengertian pendidikan secara umum adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Latin, yaitu decure yang berarti "menuntun, mengarahkan, atau memimpin" dan awalan huruf e yang berarti "keluar". Sederhananya, setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara berpikir dan merasa dapat dianggap pendidikan.
Pendidikan adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan dapat terjadi di bawah bimbingan orang lain ataupun secara otodidak.
Pendidikan di Indonesia Melahirkan Seorang Pekerja
ADVERTISEMENT
Di Indonesia waktu wajib menempuh pendidikan adalah 12 tahun. Yaitu 6 tahun SD (Sekolah Dasar), 3 tahun SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan 3 tahun SMA (Sekolah Menengah Akhir). Tujuannya adalah untuk menciptakan karakter yang positif serta pelajar dapat meningkatkan keterampilannya
Akan tetapi perlu kita ketahui bahwasanya sistem pendidikan di Indonesia masih bersifat teoritis, sehingga kurangnya ruang bagi pelajar untuk meningkatkan keterampilan yang ada pada dirinya. Meskipun ada beberapa sekolah yang mengimbanginya dengan praktik akan tetapi jumlahnya tergolong masih sangat sedikit.
Selain itu juga pelajar didorong untuk mengikuti sebuah sistem yang telah ditentukan. Dalam hal ini mengakibatkan pelajar merasa dirinya terpaksa dalam menempuh sebuah pendidikan. Padahal setiap pelajar memiliki pandangan pribadi dan ciri khas yang melekat pada dirinya. Sistem ini akan mengakibatkan pelajar tidak percaya diri apabila menyampaikan pendapatnya, dikarenakan takut bertentangan dengan sistem yang sudah menjadi sebuah acuan.
ADVERTISEMENT
Dengan diberikan tugas yang cukup banyak, wajib hadir di waktu yang telah ditentukan, dan pulang sampai larut sore mereka seolah-olah diajarkan bagaimana menjalani hidup sebagai seorang pekerja.
Seringkali mereka juga diceritakan tentang betapa enaknya menjadi seorang pekerja. Seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), Dokter, Guru, dan pekerjaannya di luar bidang wirausaha lainnya. Padahal perlu kita ingat bahwasanya negara ini sedang membutuhkan generasi yang dapat mengurangi masalah lapangan pekerjaan yang semakin sedikit.
Pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) perlu menyisipkan nilai-nilai kewirausahaan dalam setiap mata pelajaran. Mengapa? karena jangan sampai seorang pelajar tidak memiliki opsi lain apabila kelak ia telah menyelesaikan pendidikannya akan tetapi kesulitan untuk mendapat sebuah pekerjaan.
Dengan cara menyisipkan atau bahkan mewajibkan mata pelajaran kewirausahaan dapat menciptakan generasi penerus yang bercita-cita menjadi wirausahawan. Hal ini sangat penting berhubung sudah menjadi peran pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran karena fresh graduate yang lahir setiap tahunnya
ADVERTISEMENT
**Adipura Arya Kangsadewa - Mahasiswa Program Studi Bisnis Digital, Universitas AMIKOM Purwokerto