news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Komunitas Kamitetep Peduli dan Berbagi, Menularkan Virus Kebaikan

Adis Setiawan
Mahasiswa S2 Magister Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam An Nur Lampung. Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM Bekasi Raya / Penulis Lepas
Konten dari Pengguna
19 Juli 2019 11:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adis Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto dokumentasi kamitetep peduli dan berbagi
zoom-in-whitePerbesar
Foto dokumentasi kamitetep peduli dan berbagi
ADVERTISEMENT
Kamitetep Peduli dan Berbagi, Tidak banyak jumlah dhuafa, janda maupun yatim yang bisa kami bantu setiap bulannya, kisaran 10-25 penerima bantuan paket manfa'at. Demikian juga dengan paket bantuan yang kami berikan, hanya 5 kg beras, 1 liter minyak sayur dan 1 kg gula pasir, sesuatu yang dianggap remeh bagi sebagian orang. Padahal sangat bermanfaat bagi yang menerima.
ADVERTISEMENT
Kegiatan sederhana yang kami lakukan terkadang mendapat cibiran, dianggap persaingan (semoga dalam kebaikan), tapi ada juga yang merasa terinspirasi (walau pun tak mau mengakui).
Tapi buat kami tak penting-penting banget orang mau iri mau dengki, toh urusan kami hanya beramal sholih walau pun baru mampu jadi perantara para dermawan dan dhuafa, tapi lama-lama tak asik juga kami rasa kalau kegiatan ini tak banyak orang yang ikut, berawal dari nongkrong bareng, ngobrol, akhirnya. banyak teman teman dari berbagai komunitas yang kami tulari virus berbagi ini.
Sebutlah namanya misal Generasi Muda Pecinta Alam (GEMPA), yang merupakan teman main kami, kala naik gunung susuri lembah rawa dan hutan berjalan diantara tebing jurang, dari awalnya hanya beberapa personil yang kami ajak ikut mencari para penerima bantuan manfa'at.
ADVERTISEMENT
Kami ajak galang dana buat korban bencana alam dan Alhamdulillah sekarang virus berbagi ini mulai menjangkit harapannya kepada keseluruh personil GEMPA, kalau perlu semua komunitas pecinta alam, dan geng motor, emak-emak milenial agar menjadi pribadi yang peka terhadap lingkungan sekitar dan gemar berbagi.
Kesan pertama dari beberapa personil GEMPA yang ikut menyerahkan bantuan, serasa ada getaran luar biasa, terenyuh mau nangis, bangga campur jadi satu, semoga itu tanda hati mereka masih hidup menjadi pengalaman rohani yang berharga dan selanjutnya ikut menjadi provokator kebaikan dan menyebarkan virus berbagi kesemua orang.
Foto dokumentasi kamitetep peduli dan berbagi
Foto dokumentasi kamitetep peduli dan berbagi
Foto dokumentasi kamitetep peduli dan berbagi
Dengan spirit Surat Al Maun, Menganjurkan agar umat Islam memperhatikan orang-orang yang terbelakang, tertindas, dan masih di bawah garis kemiskinan. Karena, bisa saja orang yang disebut sebagai pendusta agama itu adalah justru orang yang hanya melakukan shalat tapi abai terhadap anak yatim.
ADVERTISEMENT
"Dalam surat Al Maun mengatakan, tahukah kamu yang mendustakan agama, yang enggan memberikan perhatian kepada anak-anak yatim yang tidak berdaya dan abai pada kebutuhan orang miskin".
Berbagi tak harus menunggu kaya, tak perlu dianggap orang baik dulu, tak perlu punya lembaga yang bonafit, cukup kalian punya hati. Karena berbagi adalah buah dari kepekaan hati.
Reportase: Adis Setiawan, Alumni Mupat Sukorejo, Mahasiswa STIT Nusantara Bekasi