Ya, faktanya ada kok sepak bola yang seharga nyawa. Bahkan bukan hanya satu nyawa, melainkan 135 nyawa manusia, ratusan orang luka-luka dan sesak napas, puluhan ibu kehilangan anak, puluhan bapak membenci sepak bola dan menangis penuh sesal, ribuan orang trauma, para penganggur karena kompetisi liga papan bawah dihentikan.
Kejadian ini berpilin penuh tanda tanya. Mulai dari tim yang tak punya empati kepada para pendukungnya, operator liga yang busuk tata kelolanya, federasi yang minta ampun bangsatnya, menteri pemuda dan olahraga yang pikirannya tidak lagi muda, pemegang hak siar yang keranjingan duit, aparat yang buas, dan tentu saja negara yang seakan lepas tangan.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814