Gunung Es Terbesar akan Terlepas dari Antartika

13 Februari 2017 10:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Antartika (Foto: cia.gov.id)
Benua es Antartika terus bergejolak seiring berjalannya waktu. Di salah satu wilayah dari Antartika, terjadi patahan di lempengan es Larsen C yang terus memanjang dengan cepat dan diperkirakan akan patah sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
Patahan tersebut terjadi ketika memasuki temperatur yang hangat. Sejak Desember, patahan itu bertambah besar sepanjang sekitar lima lapangan sepak bola setiap harinya.
Total patahan di Larsen C kini sudah mencapai 160 kilometer, dan beberapa bagian di antaranya memiliki luas 3 kilometer. Ujung dari retakan itu saat ini hanya berjarak sekitar 32 kilometer dari tepi lempengan es.
Ketika patahan mencapai ujung lempengan es, maka patahannya akan menciptakan gunung es terbesar yang pernah tercatat, seperti diungkapkan Project Midas, sebuah tim riset yang memonitor retakan itu sejak 2014. Melihat tingkat tekanan yang terdapat dalam patahan ini, Project Midas memperkirakan gunung es itu akan tercipta secepatnya.
"Gunung es itu sepertinya akan terlepas dalam beberapa bulan ke depan," ujar Adrian J. Luckman dari Swansea University di Wales, yang merupakan pemimpin tim riset Project Midas, dilansir The New York Times.
ADVERTISEMENT
Lempengan es, yang terbentuk dari rangkaian gletser, mengapung di atas air dan memberi struktur ke dalam gletser tersebut sehingga mengapung di air. Ketika sebuah gunung es patah, maka gletser di belakangnya akan mengalir menuju lautan. Temperatur tinggi di wilayah itu juga bisa mempercepat runtuhnya lempengan es.
Runtuhan ini juga akan menyebabkan bagian bawah lempengan es mendapat lebih banyak tekanan, yang menurut para ilmuwan adalah bagian penting sebagai penyangga struktur. Jika bagian bawah lempengan es mengalami retakan, bagian utara dari lempengan akan terpecah dalam hitungan bulan. Selain itu, runtuhan itu juga akan mengubah pemandangan peninsula Antartika secara signifikan.
Runtuhnya lempengan es Larsen C mungkin tidak mempengaruhi ketinggian laut global secara langsung, tetapi runtuhan dari lempengan es lainnya dapat mempengaruhi ketinggian laut global.
ADVERTISEMENT
Lempengan es Larsen A dan B terpisah pada 1995 dan 2002, ukuran keduanya berkurang secara drastis dan menjadi lebih kecil dari Larsen C. Keduanya tidak mempengaruhi ketinggian laut global secara signifikan, tetapi, karena keduanya mengapung di atas air, gletser di belakangnya tidak mengandung volume es yang besar.
Menurut Eric J. Rignot, seorang glasiologis dan professor di University of California Irvine, runtuhnya lempengan es Larsen C hanya akan menambah sedikit air ke dalam ketinggian laut global. Tapi, runtuhan itu dapat mempengaruhi aliran gletser di belakangnya, karena gletser yang meleleh itu bisa lebih mempengaruhi ketinggian laut global. Para ilmuwan melihat hancurnya lempengan Larsen C dalam waktu dekat menjadi peringatan jika banyak lempengan es lain di Antartika Barat yang rawan.
ADVERTISEMENT