Menang Lelang Frekuensi, Telkomsel Siap Sebar Internet 400 Mbps

23 Oktober 2017 15:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah. (Foto: Antara Foto/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah. (Foto: Antara Foto/Zabur Karuru)
ADVERTISEMENT
Perusahaan telekomunikasi Telkomsel akhirnya mengungkap rencana pengembangan jaringan setelah Kementerian Komunikasi dan Informatika menetapkannya sebagai pemenang lelang pita frekuensi 2,3 GHz untuk keperluan penyelenggaraan jaringan bergerak seluler.
ADVERTISEMENT
Kemenang Telkomsel ditetapkan setelah perusahaan mengajukan harga lelang sebesar Rp 1.007.483.000.000, sementara itu empat peserta lain (Indosat Ooredoo, XL Axiata, Hutchison 3 Indonesia, dan Smartfren) tidak menyampaikan penawaran harga pada putaran terakhir. Atas kemenangan ini, Telkomsel mendapatkan tambahan frekuensi radio sebesar 30 MHz.
Telkomsel menyatakan frekuensi tambahan bakal dimanfaatkan untuk membangun jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia, termasuk ke wilayah pelosok dan perbatasan negara, yang antara lain adalah pedesaan. Langkah ini sejalan dengan program pemerintah Rencana Pita Lebar Indonesia 2014-2019.
Dalam tiga bulan ke depan, Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, mengungkap rencana perusahaan untuk membangun 500 menara pemancar atau BTS di wilayah-wilayah yang memiliki kebutuhan layanan data paling tinggi. Adapun jaringan yang dibangun tentu saja memakai teknologi 4G LTE.
ADVERTISEMENT
Dengan perluasan layanan telekomunikasi ini, Ririek menargetkan langkah tersebut juga mendukung ekosistem digital yang meliputi e-commerce dan membantu produktivitas usaha kecil menengah (UKM).
Ririek menilai Telkomsel memperoleh spektrum dengan harga wajar yang jauh lebih rendah dari operator lain di negara berkembang lain. Sebut saja operator seluler di India yang membayar sekitar empat kali lebih besar, yakni 0,34 dolar AS/MHz/populasi. Sementara yang dibayarkan Telkomsel adalah sebesar 0,08 dolar AS/MHz/populasi.
Jika dibandingkan dengan negara maju seperti Korea Selatan, Singapura, Australia, dan Hong Kong, harga yang dibayarkan operator di negara tersebut lebih tinggi 1,5 hingga 5 kali lipat dibandingkan yang dibayarkan Telkomsel saat ini.
ADVERTISEMENT
Telkomsel merasa perlu menambahkan sumber daya frekuensi karena mereka memiliki jumlah pelanggan sangat besar, sementara itu alokasi frekuensi yang dimiliki tidak proporsional. Ririek juga berkata bahwa saat ini ketersediaan spektrum di Indonesia masih sangat terbatas dan langka.
"Dengan pertimbangan tersebut dan untuk mengakomodasi pertumbuhan pelanggan dengan jumlah populasi yang sangat besar di Indonesia, nilai tambah spektrum ini menjadi sangat penting untuk Telkomsel," tambah Ririek.
GraPARI Telkomsel. (Foto: Telkomsel)
zoom-in-whitePerbesar
GraPARI Telkomsel. (Foto: Telkomsel)
Dengan diumumkannya Telkomsel sebagai pemenang lelang spektrum 2,3 GHz, komposisi alokasi yang dimiliki Telkomsel adalah sebagai berikut:
- Frekuensi 2,3 GHz dengan lebar pita 30 MHz
- Frekuensi 2,1 GHz dengan lebar pita 15 MHz
- Frekuensi 1,8 GHz dengan lebar pita 22,5 MHz
- Frekuensi 900 MHz dengan lebar pita 7,5 MHz
ADVERTISEMENT
- Frekuensi 800 MHz dengan lebar pita 7,5 MHz.
Telkomsel mengklaim telah membangun lebih dari 146.000 BTS di Indonesia hingga semester pertama 2017. Sebanyak 65 persen di antaranya merupakan BTS broadband yang mendukung 3G dan 4G LTE. Pembangunan 4G LTE siap dilakukan ke wilayah yang lebih luas, di mana saat ini telah melayani lebih dari 20 juta pelanggan di sekitar 49 kota/kabupaten. Saat ini Telkomsel melayani sekitar 170 juta pelanggan hingga April 2017.