Pertama di Dunia, Denmark Punya Duta Besar Khusus Digital

1 Februari 2017 9:10 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi bendera Denmark (Foto: Torben/Pixabay)
Digitalisasi telah diterapkan pada semua sendi proses kegiatan manusia, terutama pada akses Internet. Salah satu negara di benua Eropa, Denmark, mengungkap rencana untuk merangkul dan memanfaatkan digitalisasi guna mendorong perekonomian negara.
ADVERTISEMENT
Denmark akan menghadirkan posisi baru di pemerintahan yang disebut duta digital untuk berdiplomasi dengan negara atau perusahaan terkait urusan teknologi. Ia bertugas memperkuat hubungan dan menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi terkemuka di dunia, seperti Apple, Google, dan Microsoft.
Langkah ini menjadikan Denmark sebagai negara pertama yang memiliki duta besar khusus digital dalam struktur kementerian luar negeri. Media massa menyebut upaya ini sebagai "TechPlomacy."
"Perusahaan-perusahaan besar itu memengaruhi seluruh negara Denmark," ujar Menteri Luar Negeri Denmark, Anders Samuelsen, dikutip dari surat kabar Denmark, Politiken.
Duta digital ini akan melaksanakan tugas yang mirip dengan duta besar Denmark yang lain dan bernegosiasi atas nama negara. Ia juga akan berbicara dengan perusahaan teknologi terkait isu keamanan data dan privasi.
ADVERTISEMENT
Saat ini, perusahaan teknologi besar di dunia memang meraup banyak uang, meraih banyak pengguna, dan memiliki pengaruh internasional di banyak negara.
Dengan adanya duta digital nanti, maka akan terbuka jalur diplomatik baru ke Amerika Serikat yang tak hanya fokus ke Washington D.C. Selain itu, keuntungan lainnya adalah adanya jalan untuk mengajak bisnis-bisnis digital berinvestasi di Denmark.
Strategi investasi ini berhasil dilakukan, perusahaan Facebook dan juga Apple telah mengumumkan rencana untuk membangun pusat data di Denmark, sehingga akan menciptakan lapangan kerja baru dan juga pemasukan bagi negara.
"Kami akan terus menjaga cara lama kami dalam berpikir bagaimana menjalankan hubungan dengan negara lain. Tapi sederhananya kami harus memiliki hubungan yang lebih dekat dengan beberapa perusahaan yang memengaruhi kami," ujar Semuelsen.
ADVERTISEMENT