news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Satu Tahun Instagram Stories Melibas Snapchat

3 Agustus 2017 11:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Instagram. (Foto: Jeremy Levin (CC0 License))
zoom-in-whitePerbesar
Instagram. (Foto: Jeremy Levin (CC0 License))
ADVERTISEMENT
Selamat ulang tahun, Instagram Stories. Dia sudah berusia setahun di hari ini, Kamis (3/8). Instagram Stories ini hebat, dia berhasil menggilas role model-nya, Snapchat Stories. Investasi besar Facebook tidak sia-sia dalam mengembangkan metode rekam foto dan video vertikal, lalu menambahkan filter juga fitur lain. Snapchat sempat kesulitan membuat pengguna secara mengadopsil filter gambar. Tetapi di Instagram Stories, banyak sekali pengguna yang dengan cepat pamer foto atau video dengan filter telinga anak anjing sampai dengan telinga kelinci. Fitur-fitur macam ini secara langsung maupun tak langsung, telah membuat Instagram berkembang sangat pesat. Stories hingga 2 Agustus kemarin sudah dipakai oleh 700 juta pengguna di seluruh dunia, dan setiap harinya ada 250 juta pengguna yang mengunggah momen mereka di fitur tersebut. Sementara itu, sebagai perbandingan, platform Snapchat sendiri baru memiliki 166 juta pengguna pada kuartal pertama 2017, menurut laporan keuangan perusahaan. Kita masih ingat tanggal 3 Agustus 2017 lalu ketika pertama kali Instagram Stories hadir, semua orang menuding Facebook dan Instagram telah mengkopi Snapchat. Parahnya lagi, Instagram merilis Stories dan sejumlah fitur keren ketika Snapchat hendak menjual saham ke publik (intial public offering/IPO). Merek terus mendapat gempuran dari geng Facebook yang semakin tidak peduli untuk mencontek segala fitur Snapchat, bahkan itu juga dilakukan di aplikasi Facebook, Messenger, dan WhatsApp. Sungguh, itu adalah masa-masa yang buruk bagi Snapchat. Mungkin itu adalah cara balas dendam Mark Zuckerberg terhadap CEO Snapchat Evan Spiegel yang menolak tawaran akuisisinya. Mungkin...
ADVERTISEMENT
Kevin Systrom. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Kevin Systrom. (Foto: Wikimedia Commons)
Pendiri sekaligus CEO Instagram, Kevin Systrom, pun tidak segan untuk mengakui bahwa pihaknya telah meniru Snapchat Stories, dan ia merasa tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Wajar. "Benar sekali, mereka (Snapchat) layak mendapatkan pengakuan," kata Systrom ketika ditanya masalah itu oleh TechCrunch. Dia merancang Instagram Stories sebagai ruang bagi para pengguna untuk melepaskan ekspresi diri mereka dalam mempublikasikan konten yang bebas, tidak membanjiri linimasa pengguna lain, dan tidak harus bersifat penting. Yang menarik bagi orang Jakarta, kota ini adalah tempat dengan tag lokasi terpopuler bagi mereka yang memanfaatkan Instagram Stories, disusul oleh Sao Paulo, New York, London dan Madrid. Instagram pada Juli lalu mengatakan rata-rata konten Stories dari Jakarta dua kali lebih besar dari rata-rata konten Stories global.
ADVERTISEMENT
Bagi akun bisnis, Instagram Stories juga sudah mulai dimanfaatkan untuk menarik pelanggan, dan saluran ini juga sudah mulai dimanfaatkan portal berita dalam meraih kunjungan. Lebih dari 50 persen akun bisnis di Instagram memanfaatkan Stories pada bulan kemarin, lalu satu dari lima Story dari akun bisnis mendapatkan satu pesan dari pengguna. Instagram juga kedapatan bonus demografi. Pengguna mereka yang berusia di bawah 25 tahun, menggunakan aplikasi tersebut lebih dari 32 menit per hari. Sementara mereka yang berusia lebih dari 25 tahun, menggunakan aplikasi Instagram lebih dari 24 menit per hari. Systrom dan Instagram tampaknya bakal lebih agresif untuk mengembangkan layanan mereka, dan mungkin bakal tancap gas meninggalkan Snapchat yang fitur-fitur barunya tidak terlalu terasa. Systrom, mengakui bahwa Snapchat adalah perusahaan yang "super inovatif dan menarik." Tetapi dia menggarisbawahi bahwa saat ini adalah babak awal pertandingan dan masih terlalu dini untuk menunjuk siapa pemenangnya. "Saya pikir terlalu dini untuk mengatakan siapa layanan pemenangnya. Hal-hal ini berkembang selama bertahun-tahun, bukan berbulan-bulan," tutur Systrom kepada Adweek.
ADVERTISEMENT