Jahatnya Kemiskinan: Menyikapi Siklus Generasi Sandwich di Indonesia

Adji Komara Sandra
Hallo semuanya, perkenalkan nama saya Adji Komara Sandra. saya adalah seorang mahasiswa dari Universitas Pamulang.
Konten dari Pengguna
10 Juni 2024 12:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adji Komara Sandra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kemiskinan sering kali dianggap sebagai hasil dari nasib atau takdir yang sulit diubah. Namun, dalam banyak kasus, kemiskinan juga dapat menjadi warisan turun-temurun yang terus berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya. Fenomena ini sering dikenal dengan istilah "generasi sandwich," di mana anak-anak yang lahir dari keluarga miskin harus menanggung beban finansial orang tua mereka yang sudah tua serta membesarkan anak-anak mereka sendiri dalam kondisi yang sama. Artikel ini akan membahas bagaimana generasi sandwich ini terbentuk, kondisi di Indonesia, perbandingan dengan negara lain, dan solusi yang dapat diambil untuk memutus siklus kemiskinan ini.
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi (Adji Komara Sandra)

Generasi Sandwich: Sebuah Fenomena yang Mengakar

ADVERTISEMENT
Generasi sandwich adalah istilah yang merujuk pada kelompok orang yang terjebak di antara kewajiban merawat orang tua yang menua dan membesarkan anak-anak mereka sendiri. Di Indonesia, fenomena ini sangat umum, terutama di kalangan keluarga miskin. Orang tua dari keluarga miskin sering kali memiliki banyak anak dengan harapan bahwa anak-anak mereka akan menjadi sumber dukungan di masa tua. Sayangnya, minimnya akses terhadap pendidikan dan peluang ekonomi membuat anak-anak ini tidak mampu keluar dari lingkaran kemiskinan, sehingga siklus tersebut terus berlanjut.

Data dan Fakta Mengenai Generasi Sandwich di Indonesia

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 26,16 juta orang Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan pada 2022. Sebagian besar dari mereka adalah keluarga yang memiliki banyak anak dan sangat tergantung pada bantuan dari anak-anak mereka saat mereka mencapai usia lanjut. Di sisi lain, laporan dari sebuah studi oleh Bank Dunia menyebutkan bahwa hanya sekitar 20% dari populasi Indonesia yang memiliki akses ke pendidikan tinggi, yang berarti sebagian besar anak-anak dari keluarga miskin tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan pekerjaan yang layak.
ADVERTISEMENT

Perbandingan dengan Negara Lain

Di negara-negara maju seperti Jepang dan Jerman, jumlah generasi sandwich jauh lebih sedikit. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk sistem pensiun yang kuat, akses luas terhadap pendidikan berkualitas, dan program kesejahteraan sosial yang efektif. Di Jepang, misalnya, hanya sekitar 5% dari populasi yang tergolong dalam generasi sandwich. Sedangkan di Jerman, sistem asuransi kesehatan dan pensiun yang komprehensif memastikan bahwa orang tua tidak bergantung secara finansial pada anak-anak mereka.

Solusi untuk Memutus Siklus Kemiskinan

Peningkatan Akses Pendidikan: Pemerintah perlu memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas bagi semua anak, terutama di daerah-daerah terpencil. Program beasiswa dan bantuan pendidikan dapat membantu anak-anak dari keluarga miskin untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan tujuan dari sila ke-5 yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Peningkatan Kesadaran dan Edukasi: Edukasi mengenai pentingnya perencanaan keluarga dan keuangan harus ditingkatkan. Program-program ini bisa dilakukan melalui media massa, seminar, dan pelatihan di komunitas.
Pengembangan Ekonomi Lokal: Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha di daerah-daerah miskin. Program pemberdayaan ekonomi lokal bisa membantu keluarga miskin untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Perbaikan Sistem Jaminan Sosial: Membangun sistem jaminan sosial yang lebih kuat akan membantu mengurangi ketergantungan orang tua pada anak-anak mereka. Ini termasuk peningkatan program pensiun, asuransi kesehatan, dan bantuan sosial.
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga: Pemerintah harus memprioritaskan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, seperti program kesehatan ibu dan anak, serta akses terhadap gizi yang baik.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Generasi sandwich adalah masalah serius yang menghambat kemajuan ekonomi dan sosial di Indonesia. Dengan memperbaiki akses pendidikan, meningkatkan kesadaran masyarakat, mengembangkan ekonomi lokal, memperbaiki sistem jaminan sosial, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, kita dapat memutus siklus kemiskinan ini. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Memutus rantai generasi sandwich bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan upaya bersama dan komitmen yang kuat, kita dapat menciptakan perubahan yang signifikan dan berkelanjutan.