Bertukar Ilmu Memang Asyik: Kreator Receh vs Seniman Muda

Afe Erma Telaumbanua
Mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan Di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Darma Agung.
Konten dari Pengguna
30 Mei 2024 7:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afe Erma Telaumbanua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Platform Youtube Menghasilkan Dolar (Pixabay.com/geralt)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Platform Youtube Menghasilkan Dolar (Pixabay.com/geralt)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seiring dengan perkembangan teknologi di era modernisasi, dunia kreativitas saat ini semakin dinamis dan beragam. Ada yang berkreativitas di bidang konten kreator, seniman dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Pekan lalu, saya kedatangan seorang anak muda di kos-kosan tempat saya tinggal. Sebelumnya saya tidak pernah mengenalnya. Dia pula seorang penyanyi lokal sekaligus pencipta lagu.
Kenapa kami bisa ketemu? Begini ceritanya. Awalnya, seorang seniman muda ini bersahabat dengan salah seorang teman saya yang ada di Batam. Melalui komunikasi di WhatsApp, teman saya minta bantu supaya kawannya seniman muda itu, bisa singgah sebentar di kos kosan tempat saya tinggal.
Singkat cerita, pada Kamis sore menjelang malam dia pun tiba di tempat saya. Peribahasa mengatakan, “tak kenal maka tak sayang” kami pun saling berkenalan.
Beberapa jam kemudian, kami mulai bercerita sambil bergurau. Sontak pun dia bertanya tentang pekerjaan saya. “Bro, kamu kerjanya apa?” Saya pun menjawab “saya tidak bekerja”. Awalnya saya tidak menjawab secara jujur tentang pekerjaan saya karena saya hanya konten kreator recehan di platform YouTube.
ADVERTISEMENT
Cerita pun berlanjut, saya juga bertanya tentang pekerjaannya. “Bro kamu juga kerja apa di Batam?” Jawabnya secara perlahan “saya seorang karyawan di salah satu PT yang ada di sana. Selain daripada itu, saya juga hobi menyanyi sekaligus menciptakan lagu”.
Dengan rasa penasarannya, dia kembali bertanya “kamu dibiayai orang tua kah atau saudara? Karena menurutku hidup di kota itu butuh biaya yang cukup gede”. Mendengar hal itu, saya langsung jujur dan mengatakan “saya konten kreator recehan di platform YouTube bro. Hehe”.
Dia pun kaget dan terus bertanya tentang apa dan bagaimana cara saya menghasilkan uang di YouTube. Saya hanya tersenyum mendengar beberapa pertanyaan itu sambil berkata dalam hati, masa ia seorang penyanyi dan pencipta lagu tidak mengenal yang namanya channel YouTube.
ADVERTISEMENT
Tanpa berpikir panjang, saya langsung ceritakan bagaimana proses serta motivasi saya menjadi seorang konten kreator.
Awalnya, pada tahun 2019 saya memulai kuliah di salah satu perguruan tinggi yang ada di kota Medan, ekonomi yang paspag memaksa saya untuk melamar beberapa pekerjaan yang pada akhirnya ditolak semua.
Dengan meningkatnya Covid-19 pada tahun 2020, pemerintah menerapkan kebijakan social distance dan hanya boleh beraktivitas di rumah saja. Sehingga media sosial menjadi sasaran bagi banyak orang untuk mencari pundi-pundi rupiah. Saya pun salah satu di dalamnya! Itulah awal mula saya bergelut dalam dunia kreator.
Cerita kami pun berlanjut, saya berbagi cara kerja di beberapa platform media sosial yang dapat menghasilkan uang, salah satunya platform YouTube. Tentunya menghasilkan cuan di platform YouTube ada prosedur yang harus dipahami. Mulai dari pembuatan video, upload video, monetisasi hingga pada trik jitu yang terakhir memahami algoritma YouTube.
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi dia pun terheran-heran dengan apa yang saya ceritakan barusan. Responsnya pun terdengar tak biasa sebagaimana kami bercerita dari awal. Dia mengungkapkan rasa kesal dan kecewa “kenapa tidak dari awal kita saling kenal”. Seandainya dari awal saya tahu bahwa segampang itu menghasilkan uang di YouTube. mungkin saya sudah upload video dari beberapa lagu yang sudah saya ciptakan sendiri.
Saya pun merasa kasihan, karena beberapa video dan lagu ciptaannya telah dimanfaatkan oleh orang lain. Sehingga saya sebagai kreator recehan memberikan dorongan dan motivasi agar dia membuat akun channel Youtube sendiri.
Melihat jam yang menunjukkan jam 1 dini hari, mata sudah mulai ngantuk tetapi ceritanya belum selesai. Sebagai penutup dari cerita kami malam itu, dia pun menitipkan pesan, setelah berpisah nanti di tempat ini dia berharap supaya saya terus berbagi ilmu tentang dunia kreator.
ADVERTISEMENT
Dari rangkaian cerita kami yang tidak terlalu panjang, menurut akal sehat saya sebagai kreator receh, menjadi seorang kreator sangatlah mudah. Tergantung pada tekad, komitmen dan yang tidak kalah penting adalah berani gagal untuk memulainya. Terakhir, saya sampaikan mau sukses harus berani gagal.