Konten dari Pengguna

Potensi Kerja Sama Indonesia-Thailand untuk Resolusi Konflik di Selatan Thailand

Affabile Rifawan
Dosen Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran
9 Agustus 2024 15:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Affabile Rifawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Thailand. Foto:  simonlong/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Thailand. Foto: simonlong/Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tiga provinsi di selatan Thailand yaitu Pattani, Yala, dan Narathiwat dan Sebagian distrik di Songkhla merupakan provinsi dengan populasi Muslim sebagai mayoritas. Wilayah tersebut dikuasai oleh Kerajaan Ayuthaya sejak abad ke 17 dan diperkuat dengan perjanjian antara Inggris dan Thailand pada tahun 1909.
ADVERTISEMENT
Dalam perjanjian Anglo-Siamese Treaty itu, mereka menyatakan bahwa Inggris mengakui Pattani, Yala dan Narathiwat berada di bawah kekuasaan Thailand. Dengan kondisi tersebut, secara hukum internasional, wilayah ini merupakan wilayah teritorial Thailand.
Kondisi keamanan di tiga provinsi tersebut mengalami pasang surut sampai kepada insiden yang disorot secara internasional yaitu di Masjid Kru Se dan distrik Tak Bai pada tahun 2004. Sampai saat ini masih diberlakukan sejenis DOM (Daerah Operasi Militer) di daerah tersebut. Barikade militer ada di tiap perbatasan antar provinsi dan di dalam kota serta penyebaran personel militer yang cukup banyak di sana.
Dari sisi aksi kekerasan, walaupun masih terjadi aksi dari para separatis, namun, relatif dapat dikendalikan dan bisa meminimalisir dampak dari aksi-aksi yang dilakukan oleh pemberontak. Insiden terakhir terjadi di Bulan Juni 2023 namun hal tersebut tidak membuat suasana menjadi mencekam dan kehidupan masyarakat relatif seperti biasannya.
ADVERTISEMENT
Hal positif lain terkait keadaan di Selatan Thailand ini adalah Infrastruktur yang dibangun di sana terutama akses jalan antar provinsi, jauh lebih baik daripada jalan antar kota di Indonesia. Dengan lebar 4 jalur dan kualitas ketebalan yang cukup baik, akses jalan antar provinsi setara dengan kualitas jalan tol di Indonesia. Keadaan alamnya juga indah seperti provinsi Thailand yang lainnya.
Ada banyak kesamaan antara masyarakat Indonesia dan masyarakat di Selatan Thailand. Pertama, mayoritas etnis dan agama yang tinggal di sana adalah etnis melayu dan agama Islam, sama dengan mayoritas masyarakat di negara kita terutama di Kalimantan dan Sumatera.
Keadaan alamnya terutama di Narathiwat mirip sekali dengan keadaan alam di provinsi Bangka Belitung. Dari bentuk tanah dan pantai yang ada sangat serupa dengan Pulau Belitung. Kedua, Bahasa yang digunakan mayoritas menggunakan Bahasa Melayu, walaupun sudah dicampur dengan logat Thai atau logat setempat akan tetapi hal tersebut masih dapat dimengerti serta aksara yang dipakai oleh Muslim di sana adalah aksara arab jawi yaitu aksara arab yang dibaca pelafalannya secara melayu atau Bahasa.
Masjid Krue Se/Masjid Gresik, Pattani (Sumber: Pribadi)
Dari kesamaan-kesamaan tersebut, potensi kerja sama antara Indonesia-Thailand dalam upaya penyelesaian konflik di Selatan Thailand akan lebih mudah diterima. Pertama, ada ketertarikan dari pemerintah Thailand untuk belajar dari Indonesia terkait penyelesaian konflik GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di Aceh.
ADVERTISEMENT
Dengan karakteristik keagamaan yang sama, dialog antara Thailand dan Indonesia terkait hal ini akan lebih mudah. Hal yang paling dimungkinkan selain pertukaran pengetahuan antara pejabat di Thailand maupun di Indonesia, para pejabat di level sub-nasional terutama di tingkat provinsi (Yala, Narathiwat, dan Pattani) dapat belajar ke pejabat di Aceh untuk mengelola konflik disana, ataupun pejabat militer Thailand untuk belajar ke TNI tentang penanganan konflik di Aceh pada masa lampau.
Kedua, pendekatan people to people contact, pendekatan ini lebih menekankan ke aspek-aspek low politics yang lain yaitu pemberian beasiswa kepada para mahasiswa maupun civitas academica (academic mobility) di Selatan Thailand untuk belajar di Indonesia terutama di universitas-universitas yang mengajarkan moderasi beragama baik itu di PTKIN maupun PTN bahkan universitas-universitas yang terafiliasi dengan NU dan Muhammadiyah sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia yang moderat. Para mahasiswa dan civitas academica tentu harus dibekali dengan back-home action plan tentang moderasi beragama yang dapat menjaga stabilitas di sana.
Ilustrasi siswa muslim Thailand. Foto: AFP
Ketiga adalah pembentukan sister province antara Yala/Pattani/Narathiwat dengan Provinsi yang mirip karakteristiknya di Indonesia. Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan ataupun Bangka Belitung dapat menjadi opsi provinsi percontohan yang karakternya mirip dengan tiga provinsi di Selatan Thailand tersebut. Namun, hal tersebut tidak menjadi pembatas untuk bekerja sama dengan provinsi lain di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Walaupun pada saat ini hubungan Indonesia-Thailand sedang “memanas” akibat manuver Thailand menemui pihak junta militer Myanmar, hal ini tidak mengurangi kerja sama yang sudah terbangun telah lama. Jika kerja sama antara Indonesia-Thailand tentang penanganan konflik di Selatan Thailand dapat terwujud, maka hal tersebut akan semakin memperkuat hubungan Indonesia-Thailand dan dapat menjadi sumbangsih Indonesia untuk memajukan stabilitas di Selatan Thailand.