Emperor’s New Clothes: Deskripsi Masyarakat Kini

Tutur Literatur
O Captain, My Captain. (Whitman, 1865)
Konten dari Pengguna
19 Maret 2017 23:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tutur Literatur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah anda percaya jika anda melihat raja jalan tanpa busana?
ADVERTISEMENT
Ilustrasi dari Emperor's New Clothes. (Foto: cactusrecords.net)
Kalo kamu belum membaca tentang Emperor’s New Clothes, silahkan baca disini.
Emperor’s New Clothes adalah kasus dimana masyarakat berpikir bahwa raja mengenakan baju meskipun ia telanjang. Hal ini adalah contoh dari Pluralistic ignorance atau kebodohan kolektif. Terminologi ini digunakan dalam psikologi sosial yang dapat diartikan sebagai kasus dimana seorang individu yang menolak suatu ide namun karena mayoritas menyetujui, individu tersebut memilih untuk mengikuti pemikiran kolektif tersebut.
Meme tentang Pluralistic Ignorance. (Foto: parlormultimedia.com)
Fenomena ini tidak hanya berhenti dalam cerita Emperor’s New Clothes saja. Emperor’s New Clothes sendiri telah menjadi idiom mengenai kesesatan berpikiri. Kasus yang ada dalam cerita tersebut hanyalah bentuk ekstrim dari fenomena kebodohan kolektif. Alasan dari sang penulis untuk menggunakan raja sebagai contohnya dikarenakan pada masa itu, raja memiliki kuasa penuh dan kekuasaan yang absolut sehingga apapun yang ia lakukan, katakan, dan perintahkan akan langsung disetujui oleh masyarakatnya. Lalu, bagaimana dengan kebodohan kolektif di abad 21 ini?
ADVERTISEMENT
Pluralistic Ignorance pada masa kini kerap terjadi dalam bidang pendidikan. Sebagai contoh, dalam suatu perkuliahan, seorang dosen berkata bahwa bagi yang masih belum mengerti tentang materi yang disampaikan silahkan bertanya. Ketika seorang murid yang masih kebingungan dengan materi tersebut melihat teman-temannya tidak mengangkat tangan, ia kemudian tidak jadi bertanya. Hal ini terjadi karena di takut dianggap sebagai satu-satunya orang yang tidak memiliki kompetensi dalam materi ini.
Keadaan belajar mengajar dalam sebuah kelas. (Foto: en.wikipedia.org)
Kejanggalan dalam kasus ini terletak dalam pola pikir mahasiswa tersebut. Padahal, ada kemungkinan dimana teman-temannya juga memiliki cara berpikir yang sama. Dengan kata lain, mahasiswa ini telah membantu untuk membentuk kebodohan kolektif di dalam kelasnya. Sama seperti masyarkat dalam Emperor’s New Clothes yang takut untuk dinilai tidak kompeten, mahasiswa tersebut juga memilih untuk dinilai paham meskipun kenyataannya tidak berbicara demikian.
ADVERTISEMENT
(To read other article, click here)
-ASR-
Sumber: reed.edu, psychology.iresearchnet.com, changingminds.org