KRL Hadirkan Underpass, Apakah Akses Penyeberangan Antar-Peron Jadi Lebih Mudah?

Afni Anisah
Mahasiswa Universitas Indonesia, fakultas Ilmu Administrasi, prodi Administrasi Negara, angkatan 2019
Konten dari Pengguna
9 Desember 2021 14:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afni Anisah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
KAI Commuter (foto: instagram/commuterline)
zoom-in-whitePerbesar
KAI Commuter (foto: instagram/commuterline)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kondisi KRL Jabodetabek saat ini tidak seasyik beberapa tahun sebelum pandemi Covid-19 melanda. Dulu masih ditemukan pemandangan orang-orang mengantre cukup lama menunggu kereta lewat untuk menyeberangi rel berpindah peron. Belum lagi mereka yang terburu-buru mengejar waktu keberangkatan kereta agar tidak tertinggal.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, tidak semua pengguna KRL dapat bersabar menunggu dibukanya akses penyeberangan peron. Seperti mengutip pada berita di kompas.com (12/2018), adanya kasus pengguna KRL yang nekat melewati bagian depan kereta di Stasiun Kranji dikarenakan area penyeberangan tersebut tertutup. Hal tersebut tentu sangat membahayakan keselamatan diri pengguna itu sendiri karena dikhawatirkan adanya kereta yang akan melintas.
Namun, solusi persoalan tersebut kini telah diupayakan oleh PT KCI, yang mana selama periode pembatasan penumpang KRL Jabodetabek di masa pandemi Covid-19 ini dimanfaatkan menjadi momen untuk sejumlah perbaikan dan penyediaan fasilitas baru pada beberapa stasiun KRL Jabodetabek.
Salah satunya yaitu kehadiran Underpass sebagai fasilitas penyeberangan rel kereta melewati lorong bawah tanah untuk memudahkan berpindah peron. Underpass ini dapat dijumpai pada beberapa stasiun KRL Jabodetabek seperti Stasiun Universitas Pancasila dan Stasiun Lenteng Agung.
ADVERTISEMENT
Underpass pada kedua Stasiun tersebut memang baru diresmikan pada tahun 2021, sehingga cukup mengejutkan bagi pengguna yang telah lama tidak dapat melakukan perjalanan dengan KRL Jabodetabek.
Prasasti Peresmian Underpass Stasiun Universitas Pancasila (Sumber: foto Pribadi)
Nah, untuk melihat apakah dengan kehadiran fasilitas Underpass pada kedua stasiun tersebut dapat memudahkan akses penyeberangan antar peron, mari membandingkan bagaimana kondisi dan sistem layanan dari Underpass tersebut!
Berdasarkan hasil observasi pada stasiun Universitas Pancasila dan stasiun Lenteng Agung (2/12/21), letak posisi underpass pada kedua stasiun dapat dengan mudah dijumpai ketika pengguna memasuki peron KRL. Jarak antar anak tangga untuk memasuki lorong bawah tanah tidak terlalu tinggi dan dengan kebersihan yang cukup terjaga baik. Di dalam lorong juga tersedia lampu penerangan yang cukup memadai, serta kipas angin untuk menjaga sirkulasi udara sehingga pengguna akan merasa cukup nyaman berada di dalamnya.
Tangga menuju lorong Underpass (Sumber: foto Pribadi)
Fasilitas lampu penerangan dan kipas angin pada Underpass (Sumber: foto Pribadi)
Terdapat perbedaan menarik dalam sistem layanan underpass antara kedua stasiun tersebut. Dimana pada stasiun Universitas Pancasila terdapat fasilitas lift atau elevator khusus pengguna prioritas yang mudah ditemukan karena letaknya bersebelahan dengan tangga menuju lorong bawah tanah. Sedangkan pada stasiun Lenteng Agung tidak tersedia fasilitas lift khusus, melainkan pengguna prioritas diarahkan untuk menggunakan pintu penyeberangan khusus dengan didampingi oleh petugas.
Lift atau elevator khusus (Sumber: foto Pribadi)
Namun, keberadaan fasilitas lift atau elevator khusus pada Stasiun Universitas Pancasila tersebut tidak serta merta dengan mudah diadaptasi oleh masyarakat, terutama lansia yang notabenenya kurang memahami teknologi. Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang lebih senang cara konvensional.
ADVERTISEMENT
Minimnya petunjuk arah dan tata cara penggunaan lift khusus tersebut akan menimbulkan kebingungan dan menjadi tidak efektif. Belum lagi bagi pengguna prioritas yang tidak mendapati petugas KRL untuk mengarahkannya, sehingga pada akhirnya tetap akan memilih menggunakan tangga menuju lorong bawah tanah tersebut. Peran petugas KRL untuk selalu siap siaga membimbing dan mengarahkan pengguna prioritas menjadi syarat dari efektivitas dan efisiensi keberadaan fasilitas lift khusus tersebut.
Jika dibandingkan dengan sistem pintu penyeberangan khusus pada Stasiun Lenteng Agung, proses penyeberangan menjadi lebih simpel karena jalur penyeberangan tidak serumit menggunakan lift khusus yang harus berpindah lift terlebih dahulu.
Pintu penyeberangan khusus pada Stasiun Lenteng Agung (Sumber: foto Pribadi)
Sehingga, jika mengerucut pada satu kesimpulan, hadirnya fasilitas underpass ini bagi pengguna KRL non-prioritas telah memberikan pelayanan penyeberangan yang lebih aman dan mudah. Namun, dari aspek kecepatan ini belum terpenuhi, karena proses penyeberangan cukup membutuhkan waktu dan tenaga, sebab pengguna harus naik-turun tangga menuju lorong bawah tanah. Sedangkan bagi fasilitas lift khusus akan lebih memudahkan apabila terdapat petunjuk penggunaan yang memadai.
ADVERTISEMENT