Bagaimana Lawakan Volodymyr Zelensky Membuatnya Jadi Presiden Ukraina?

Agaton Kenshanahan
Jurnalis Liputan Khusus kumparan
Konten dari Pengguna
27 April 2019 15:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agaton Kenshanahan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aktor komik Ukraina dan kandidat presiden Volodymyr Zelenskiy berbicara setelah pengumuman jajak pendapat, dalam pemilihan presiden di markas kampanyenya di Kiev, Ukraina. Foto: REUTERS/Valentyn Ogirenko
zoom-in-whitePerbesar
Aktor komik Ukraina dan kandidat presiden Volodymyr Zelenskiy berbicara setelah pengumuman jajak pendapat, dalam pemilihan presiden di markas kampanyenya di Kiev, Ukraina. Foto: REUTERS/Valentyn Ogirenko
ADVERTISEMENT
Dunia geger melihat perkembangan politik Ukraina. Bagaimana tidak? Rakyat negara di Eropa Timur itu memilih pelawak yang tak punya pengalaman politik apapun sebagai seorang presiden. Ia bernama Volodymyr Zelensky.
ADVERTISEMENT
Zelensky berhasil melenggang menuju kursi presiden setelah mengalahkan capres petahana, Petro Poroshenko. Ia menyabet kemenangan mutlak sebesar 73 persen.
Rasanya tak ada yang spesial dari sosok Zelensky. Namanya bahkan hampir tak ada dalam radar politik manapun. Satu-satunya tempat berpolitiknya yakni dalam serial komedinya berjudul 'Servant of the People'. Di sana, Zelensky berperan sebagai 'presiden-presidenan'.
Makanya, realitas terpilihnya Zelensky sebagai Presiden Ukraina kini menjadi pertanyaan besar. Bagaimana bisa?
Orang-orang mungkin tidak begitu paham rekam jejak pendiri grup lawak Kvartal 95 ini dalam dunia politik sesungguhnya. Namun, setidaknya dia merajai panggung politik sandiwara dalam serial komedinya.
Dalam 'Servant of the People', misalnya, Zelensky mewujud sebagai guru sejarah miskin --yang masih numpang tinggal dengan orangtuanya-- bernama Vasyl Petrovych Holoborodko.
ADVERTISEMENT
Sosoknya viral setelah muridnya usil merekam Holoborodko kala menggerutu perihal para Presiden Ukraina yang menurutnya sama saja: Selalu mencuri uang rakyat. Karena viralitas itulah dia justru terpilih jadi presiden.
Kalau menonton filmnya, anda akan melihat Zelensky alias Holoborodko dicitrakan sebagai sosok yang polos, sederhana, jujur, dan berprinsip ketika menjabat presiden. Yang menarik, dia hampir tak melawak sama sekali dalam filmnya. Kebodohan dan absurditas para tokoh lain di film inilah yang membuat 'Servant of the People' punya bumbu humor.
Makanya, sulit untuk menemukan kutipan lawakan Zelensky. Yang ada, malah kalimat-kalimat bijak seperti 'Orang pintar jadi pencuri, orang jujur selalu ditipu' hingga 'Pada akhirnya, orang sukses tergantung pada 3 hal: kerja keras, integritas, dan keadilan' yang keluar dari mulutnya.
ADVERTISEMENT
Mengonstruksi citra
Secara tidak langsung, apa yang disuguhkan dalam 'Servant of the People' turut mengonstruksi bagaimana Zelensky bertindak dan dicitra secara positif oleh masyarakat dalam pencapresannya.
Saking populernya 'Servant of the People', orang-orang mungkin kadung menganggap bahwa sosok yang diperankan Zelensky di serial tersebut adalah nyata. Zelensky mampu mengaburkan fakta dirinya di dunia nyata dengan menciptakan suatu realitas semu (hiperealitas) tentang dirinya di film.
Strateginya jelas: muncul sejarang mungkin di hadapan publik dan jangan bicara banyak di media. Sebab, kalau begitu orang justru akan tahu karakter asli Zelensky --yang bisa jadi kurang baik.
Biarkan saja sosok Presiden Holoborodko yang bicara tentang Zelensky bagaimana dirinya akan memimpin Ukraina dengan situasi serba ideal seperti di film: antikorupsi, tak bisa disogok, antinepotisme, hingga bekerja sesuai profesionalitas.
ADVERTISEMENT
Tak dimungkiri, Zelensky menerapkan strategi populisme dalam politik. Ini adalah cara aktor politik memanfaatkan popularitas atas citra atau opini yang dimilikinya untuk mengonversinya menjadi suara elektoral. Tidak jauh berbeda dengan fenomena para artis yang mencalonkan diri sebagai anggota parlemen atau tebar janji irasional yang 'menjilat' rakyat.
Rakyat Ukraina mungkin punya keraguan, bagaimana bisa seorang pelawak menghadapi tantangan internal dan eksternal salah satu negara di Eropa Timur itu yang cukup pelik. Tantangan tekanan Rusia, perlambatan pertumbuhan ekonomi, hutang, hingga konflik separatis. Semua itu akan tertutup oleh citra Zelensky di film.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, kemenangan pelawak seperti Zelensky atas kursi presiden tak bisa dipersalahkan. Sebab, kala rakyat jenuh dengan para politisi yang kerap 'melawak' dalam memegang kendali negara, bukan tidak mungkin mereka justru akan memilih pelawak untuk jadi politisi sesungguhnya.