Siasat Pembelajaran Jarak Jauh di Tengah Pandemi

Agie Nugroho Soegiono
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga.
Konten dari Pengguna
2 April 2020 16:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agie Nugroho Soegiono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pembelajaran jarak jauh. Foto: AdobeStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembelajaran jarak jauh. Foto: AdobeStock
ADVERTISEMENT
Merebaknya COVID-19 membuat aktivitas di semua sektor terhambat, tak terkecuali sektor pendidikan. Sejauh ini, kebijakan preventif penyebaran virus yang diambil Mendikbud dan kepala daerah adalah menutup sekolah dan kampus sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
ADVERTISEMENT
Agar proses pendidikan tetap berjalan, opsi melakukan metode pembelajaran jarak jauh menjadi sebuah pilihan yang tidak terelakkan bagi institusi pendidikan. Di tengah pandemi, metode ini dapat menjadi solusi agar pengajar dan peserta didik tetap bisa mengajar atau belajar di rumah selama imbauan pembatasan fisik berlaku. Akan tetapi, model pembelajaran ini menyisakan sejumlah tantangan besar.
Identik dengan pemanfaatan fitur teknologi berbasis internet, metode pembelajaran jarak jauh sangat bergantung pada ketersediaan gawai berbasis internet, kualitas jaringan, dan biaya berlangganan kuota. Tanpa ketiganya, sulit rasanya untuk dapat menyelenggarakan kelas virtual.
Lantas, bagaimana pemangku kepentingan pendidikan bisa menyiasati model pembelajaran jarak jauh agar bisa diakses sebanyak mungkin orang? Bagaimana strategi untuk memfasilitasi mereka yang memiliki keterbatasan finansial atau yang tinggal di wilayah yang kurang mendapatkan sinyal yang memadai?
ADVERTISEMENT
Ada tiga strategi yang bisa digunakan. Satu, mereduksi biaya operasional proses pembelajaran jarak jauh semaksimal mungkin. Kedua, mempertahankan pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan peserta didik (student-centered). Ketiga, melakukan komunikasi yang intensif antara pengajar dan peserta didik untuk memastikan kendala pembelajaran dapat disampaikan dan diatasi dengan baik.
Pertama, strategi mereduksi biaya operasional pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan fleksibilitas tinggi yang dimiliki metode ini. Fleksibilitas yang dimaksud adalah sistem belajar yang tidak lagi menyesuaikan jadwal belajar saklek seperti pengajaran konvensional di kelas.
Artinya, pembelajaran jarak jauh tidak harus dipaksakan secara live atau waktu nyata. Apabila terdapat peserta didik yang tidak dapat berpartisipasi pada waktu yang sama, ia seharusnya difasilitasi untuk mengakses rekaman materi melalui platform yang telah disediakan.
ADVERTISEMENT
Pengulangan materi sangat mungkin dilakukan dengan memanfaatkan fitur perekaman sesi telekonferensi yang ada di beberapa aplikasi. Hal ini tentu secara tidak langsung memberikan kelonggaran terhadap peserta didik yang memiliki keterbatasan akses kuota internet.
Langkah berikutnya adalah menyediakan variasi konten belajar. Memang betul bahwa bahan belajar dalam bentuk video atau telekonferensi memerlukan kuota internet yang tidak sedikit. Oleh karena itu, pengajar sangat didorong untuk bisa menyediakan fail bahan ajar dalam format lain misalnya audio atau fail berbasis teks yang cenderung lebih “ramah” kuota. Untuk bisa melakukan hal tersebut, pengajar memang harus segera beradaptasi mengenali berbagai perangkat lunak atau laman yang menyediakan layanan konversi format fail.
Kedua, sama halnya seperti pembelajaran di kelas, aktivitas di ruang virtual juga harus berfokus pada karakteristik dan kebutuhan pembelajaran peserta ajar. Sebuah kelas yang berdurasi dua jam tidak harus pula diisi dengan konferensi video selama dua jam. Pengajar disarankan untuk menggunakan fitur-fitur lain dari aplikasi belajar daring yang tersedia.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, untuk memfasilitasi mereka yang terkendala oleh biaya, format kelas bisa menggunakan fitur-fitur sederhana seperti forum diskusi, ruang obrolan, atau milis dapat menjadi opsi yang bisa diambil. Dengan begitu tidak dibutuhkan kuota yang besar atau spesifikasi gawai yang tinggi, peserta didik bahkan cukup menggunakan telepon pintar mereka sebagai sarana mengikuti pembelajaran.
Di samping itu, semakin variatif aktivitas dan konten pembelajaran jarak jauh yang digunakan, semakin inklusif pula pembelajaran tersebut bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang selama ini masih sulit difasilitasi pembelajaran konvensional. Hal ini sesuai dengan pendapat pakar di bidang pendidikan seperti Ken Robinson dan Neil Selwyn yang mengatakan bahwa pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi memiliki keunggulan personalisasi belajar daripada kelas tatap muka yang one size fits all.
ADVERTISEMENT
Personalisasi belajar akan mengakomodasi setiap individu agar dapat berselancar mencari bahan belajar yang lebih luas sesuai minat di internet. Bahkan, lembaga pendidikan seperti Kemdikbud, UNESCO, hingga Times Higher Education merilis beberapa platform belajar daring gratis yang bisa dimanfaatkan bagi semua. Secara prinsip, aspek fleksibilitas dan personalisasi pembelajaran jarak jauh senada dengan kebijakan merdeka belajar yang kini sedang dicanangkan oleh Mendikbud.
Ketiga, kontrol terhadap kelas virtual harus dilakukan secara intensif dan komunikatif. Selayaknya fungsi pengajar di dalam kelas, kehadiran dan kebijaksanaan guru dan dosen tidak akan sepenuhnya dapat digantikan oleh aplikasi.
Memang dengan adanya log jejak digital yang terekam dalam platform pembelajaran jarak jauh, pengajar dapat secara rutin mengecek keaktifan dan progres belajar masing-masing peserta didik. Tetapi yang tidak kalah penting adalah pengajar harus terus membuka ruang komunikasi dengan peserta didik terkait kebutuhan luaran pembelajaran. Hal ini akan memudahkan pengajar mengidentifikasi peserta didik yang mengalami kendala dan memberikan diskresi penanganan terhadapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan bersikap proaktif mengecek peserta didik, aktivitas kualitas pembelajaran tetap dapat terjaga atau justru malah meningkat dengan metode belajar jarak jauh. Sejatinya, aplikasi belajar daring hanyalah salah satu alat pembantu (tools). Untuk bisa mencapai luaran pembelajaran yang diharapkan, kebijaksanaan dari guru dan dosen tetap tak tergantikan.
Menguasai metode pembelajaran jarak jauh adalah suatu upaya yang adaptif di tengah urgensi pandemi COVID-19. Metode ini mau tidak mau harus dikuasai segera oleh para guru, dosen, dan tenaga kependidikan kita. Walaupun memiliki banyak ketergantungan, pemangku kepentingan pendidikan dapat memanfaatkan sifat fleksibilitas dan variasi model belajar ini agar tetap mampu menjawab kebutuhan peserta didik dan memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan kualitas yang sama, atau bahkan lebih baik.
ADVERTISEMENT