Aksara dan Alinea belum percaya sepenuhnya pada gagasan Julian yang ingin membantu mereka. Mereka berpikir, pasti ada maksud tersembunyi di balik niat baik musuh bebuyutan mereka itu.
"Gue yakin dia sudah mulai ketakutan." Aksara mengepalkan tinjunya. "Dia sedang mempermainkan psikologi kita. Dia pikir dengan membantu penyelidikan, kita tidak akan curiga lagi padanya."
Alinea mengangguk setuju. "Tapi dengan membiarkan Julian ikut, kita mungkin bisa dapat petunjuk lain. Ingat apa yang ditulis Sinta? Di ceritanya, dia menulis bahwa ada seorang pria yang menemukan mayat di gudang. Dan di kasus Sinta, Julian lah si pria itu."
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814