Anthony Ginting Bangun di Saat yang Tepat

Agus Siswanto
Guru Sejarah SMAN 5 Magelang.
Konten dari Pengguna
13 Mei 2022 12:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Siswanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ekspresi pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting usai mengalahkan lawannya pebulu tangkis tunggal putra China Zhao Jun Peng dalam pertandingan babak perempat final Piala Thomas 2022, Kamis (12/5/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting usai mengalahkan lawannya pebulu tangkis tunggal putra China Zhao Jun Peng dalam pertandingan babak perempat final Piala Thomas 2022, Kamis (12/5/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Jika diibaratkan sedang tidur, sejak awal tahun hingga kemarin sore, Anthony Ginting tak ubahnya orang tidur penuh dengan mimpi-mimpi buruk. Bagaimana tidak, sebagai salah seorang penghuni peringkat elite BWF, tidak ada satu gelar pun mampir ke kantongnya. Setiap laga yang dilakoninya, selalu berakhir dengan kekalahan.
ADVERTISEMENT
Mimpi-mimpi itu semakin terasa buruk antara lain disebabkan posisi Ginting sendiri adalah andalan utama tunggal putra Indonesia. Peringkatnya saat itu ada di atas Jonatan Christie. Dan pencapaian Ginting pada tahun 2021, berada di atas Jonatan Christie. Dan Jonatan Christie pada tahun-tahun itu, juga mengalami nasib tak ubahnya Ginting.
Dengan prestasi segudang, ditambah peringkat yang menawan, otomatis Ginting selalu menjadi andalan Indonesia. Namun apa yang terjadi dalam laga-laga Thomas Cup 2022, harapan itu tidak terpenuhi. Ginting yang menempati sebagai tunggal pertama, selalu mengalami kekalahan. Akibat dari kekalahan ini, beban berpindah pada partai-partai berikutnya. Mau tidak mau mereka harus mendapatkan kemenangan untuk menutup defisit itu.
Dampak dari rangkaian kekalahan tersebut adalah munculnya tuntutan agar Ginting tidak dimainkan lagi. Empat kali kesempatan yang diberikan selama perhelatan Thomas Cup 2022, dianggap cukup. Apalagi publik sempat terkesima dengan permainan Sabda Perkasa Pelawa yang menjadi penyelamat tim Indonesia dalam laga melawan Korea Selatan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Namun harapan masyarakat berbanding terbalik dengan keputusan tim. Dalam laga melawan Cina tadi malam, Ginting kembali menempati posisi sebagai tunggal pertama. Jika ini dianggap sebagai pertaruhan besar bagi tim, boleh dikatakan ya. Namun yang perlu diingat, dalam diri setiap juara pasti tersimpan mental bertanding yang telah teruji. Dan bukan tidak mungkin, penunjukkan Ginting ini menjadi semacam tantangan besar bagi kebesaran nama Ginting sendiri.
Dan akhirnya, Ginting buktikan semuanya. Motivasi besar yang ada pada dirinya, ternyata mampu memberikan sumbangan besar bagi tim. Babak gugur yang dihadapi oleh tim di perempat final mampu diawali dengan langkah besar yang luar biasa. Ginting kembali dengan performa aslinya. Bola-bola agresif Ginting mampu membuat Zhao Junpeng kalang kabut dengan pertahannya. Walhasil, Ginting menekuk Zhao Junpeng dengan skor 21 – 12, 26 – 25, dan 21 – 18. Lewat kemenangan ini Ginting memberikan keunggulan satu angka atas tim Cina, sekaligus membuka jalan.
ADVERTISEMENT
Kemenangan Ginting dalam laga semalam mempunyai arti yang sangat penting dibandingkan laga-laga sebelumnya. Sebab dalam laga sebelumnya, kekalahan yang diderita Ginting tidaklah menjadi beban. Sebab saat itu tim masih berada dalam grup. Otomatis sebuah kekalahan tidak akan berarti bagi tim, ketika mampu ditutup oleh pemain lain.
Namun dalam laga semalam yang memasuki fase gugur, situasinya berbeda. Sebuah kekalahan yang terjadi, bisa saja menjadi efek domino bagi anggota tim yang lain. Beban berat yang mereka sangga, akan sangat berpengaruh pada permainan mereka. Lihat sasa bagaimana Li Shi Feng, tunggal kedua Cina yang sulit mengembangkan permainan dalam kondisi tim tertinggal 0 – 2 dari Indonesia. Dan untungnya Ginting mampu menjalankan perannya dengan sangat baik.
ADVERTISEMENT
Dalam laga perempat final semalam, akhirnya Indonesia mampu menggilas Cina dengan angka 3 – 0, dan memastikan Indonesia berada di babak semi final untuk menghadapi Jepang yang menang tipis atas Cina Taipei 3 – 2. Dalam pertemuan ini kembali Ginting dituntut untuk melanjutkan tren positifnya, meskipun yang harus dihadapi adalah Kento Momota, sosok yang telah dihadapinya selama 15 kali selama ini.
Lembah Tidar, 13 Mei 2022