Jonatan Christie, Pilihan yang Menyesakkan

Agus Siswanto
Guru Sejarah SMAN 5 Magelang.
Konten dari Pengguna
29 September 2021 14:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Siswanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kekalahan Jonatan Christie dalam laga melawan Canada dalam Piala Sudirman 2021 benar-benar menyesakkan. Bayangkan saja, berhadapan dengan andalan Canada peringkat 45 WBF, Jonatan Christie harus menyerah kalah. Skor telak pada gim pertama 21–9 atas Brian, ternyata bukan jaminan. Pada gim ketiga justru Jonatan Christie harus menyerah 18–21. Dan ujung-ujungnya, Indonesia harus kehilangan satu angka.
ADVERTISEMENT
Pilihan terhadap Jonatan Christie untuk dimainkan pada laga melawan Canada, pada dasarnya sudah tepat. Jumlah 3 pemain tunggal putra yang dimiliki Indonesia memang diturunkan sesuai kebutuhan. Seperti saat laga pertama melawan Rusia, Indonesia memainkan Ginting sebagai tunggal putra. Hal ini dengan pertimbangan laga awal yang harus dimenangkan. Dan hasilnya pun positif. Ginting mampu menundukkan Sosonov, tunggal putra Rusia.
Pada laga kedua melawan Canada, Indonesia memutuskan menurunkan Jonatan Christie. Hal ini pun langkah yang masuk akal. Kemenangan atas Rusia paling tidak sedikit mengamankan langkah Indonesia. Canada yang terhitung bukan ancaman bagi Indonesia, cukup dihadapi dengan Jonatan Christie. Hitung-hitungan matematis, Jonatan Christie tidak akan banyak mengalami kesulitan menghadapi siapa pun pemain Canada. Namun, justru hasil minor yang didapatkan tim.
ADVERTISEMENT
Membandingkan antara Ginting dengan Jonatan Christie memang tidak bisa begitu saja. Keduanya mempunyai keistimewaan masing-masing. Selain itu, keduanya juga memiliki keunggulan atas lawan masing-masing. Namun jika kita berbicara tentang semangat juang, rasanya Ginting jauh di atas penampilan Jonatan Christie.
Jonatan Christie (ANTARA/ Sigid Kurniawan)
Permainan yang dilakukan Ginting nampak lebih berbobot dan penuh perjuangan, sehingga manakala Ginting harus mengalami kekalahan, penonton pun memakluminya.
Hal berbeda terjadi pada Jonatan Christie. Gaya permainan Jonatan Christie yang cenderung stylish, sering membuat penonton kesal. Tak jarang Jonatan Christie melakukan kesalahan-kesalahan mendasar yang membuat dirinya harus kehilangan angka. Dan pada akhir pertandingan, Jonatan Christie mengalami kekalahan.
Situasi semacam inilah yang terjadi pada tunggal putra Indonesia di Piala Sudirman kali ini. Pilihan yang ada untuk tunggal putra hanya itu, dan harus ada perhitungan dalam menurunkan pemain. Membebankan pada salah satu pemain, tentu saja tidak bijak. Semoga saja Jonatan Christie bisa belajar dari kesalahannya.
ADVERTISEMENT