Kalah dari Thailand, Justru Kita Harus Gembira

Agus Siswanto
Guru Sejarah SMAN 5 Magelang.
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2021 11:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Siswanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
EsterWardoyo salah satu bintang terang yang akan memperkuat barisn tunggal putri Indonesia. (sumber: PBSI)
zoom-in-whitePerbesar
EsterWardoyo salah satu bintang terang yang akan memperkuat barisn tunggal putri Indonesia. (sumber: PBSI)
ADVERTISEMENT
Setelah berjuang selama 6 jam, akhirnya mimpi Indonesia untuk menembus semifinal Uber Cup 2020 kandas. Aktor yang mengandaskan kita, sama, Thailand. Skor yang terjadi pun sama, 2 – 3. Harapan yang sempat membumbung karena kita “hanya” bertemu Thailand, harus membumi lagi. Ibarat jago silat, harus kembali ke perguruan untuk menantang lagi 2 tahun kemudian.
ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah diperhitungkan para pengamat, laga Indonesia – Thailand dalam perempat final Uber Cup 2020 berlangsung seru. Jika pada partai perempat final lain berakhir dengan skor 3 – 0, tidak bagi laga ini. Kemenangan Thailand dicapai dengan tidak mudah. Mereka harus menyelesaikan hingga partai kelima. Sungguh sebuah laga yang memikat.
Sebagai penonton merasa sedih. Itu wajar. Begadang yang kita lakukan sejak tengah malam hingga fajar tiba, ternyata hanya menemui kekalahan bagi jagoan kita. Bagi pemain sendiri, tentu saja jauh lebih dalam kesedihannya. Kekecewaan mereka tidak mampu membalas kekalahan 3 tahun lalu dan kegagalan mereka menempatkan diri sebagai 4 terbaik dalam kancah bulu tangkis dunia, menjadi beban yang tidak ringan. Namun itulah permainan.
ADVERTISEMENT
Jika kita melihat dengan kaca mata jernih, kekalahan tersebut tidak perlu kita ratapi. Tengok saja dalam skuad yang berlaga malam tadi, hanya Greysia Polii satu-satunya pebulu tangkis senior. Lainnya adalah para talenta muda. Mereka yang akan mengambil tongkat estafet perjalanan bulu tangkis negeri ini.
Kekalahan mereka dalam laga tersebut, bukan kekalahan yang memalukan. Mereka mampu merepotkan lawan selama laga berlangsung. Tengok saja Jorji, Putri KW, maupun Ester Wardoyo. Bahkan ganda yunior kita mampu mempecundangi ganda kedua Thailand. Ini semua bukan pencapaian yang main-main. Ini sebuah pencapaian yang luar biasa.
Dari kiprah mereka selama Uber Cup 2020 berlangsung, paling tidak kita melihat sinar terang bagi masa depan bulu tangkis Indonesia. Tahu sendiri selama ini sektor putri tidak secerah sektor putra dalam urusan prestasi. Kalaupun ada, hanya sumbangan dari ganda putri.
ADVERTISEMENT
Selain harapan itu, ada satu hal yang menjadi catatan bagi para pebulu tangkis muda dalam tim Uber kali ini. Sebagian dari mereka belum mampu mengelola keunggulan skor atas lawan. Mereka cenderung 'kedodoran' di akhir laga, yang berujung pada kekalahan.
Jorji yang malam itu bernasib baik, karena tidak bertemu Intanon, nampak perkasa di gim pertama. Dia berhasil membuat Chochuwong pontang-panting di gim pertama. Sodoran bola ke bagian kanan garis pertahanan Chochuwong menghasilkan banyak angka. Dan Jorji memenangkan gim pertama.
Namun pada gim kedua, semua berubah 180°. Jorji justru sering kehilangan poin karena kesalahan yang dibuatnya sendiri. Hal ini berbeda dengan Chochuwong yang semakin percaya diri. Dan akhirnya meski harus melalui rubber game, laga dimenangkan oleh Chochuwong.
ADVERTISEMENT
Demikian pula dengan yang dialami Putri KW pada tunggal kedua. Posisi angka 11 – 5 pada gim kedua, tak dapat dipertahankan. Menghadapi pemain yang terhitung tua, nampak bahwa Putri KW kalah jam terbang. Kedudukan yang sebenarnya sudah bagus, harus rusak karena beberapa kesalahan yang dibuatnya sendiri. Hal ini nampak dari mimik Putri KW saat bolanya gagal menyeberang net ataupun terlalu panjang.
Kasus serupa lagi-lagi terjadi pada Ester Wardoyo. Tunggal debutan ini pun sempat bermain bagus di awal laga. Namun kembali ketidakkonsisten yang dilakukan membuat dirinya sering membuat kesalahan sendiri. Sehingga gim kedua yang seharusnya lebih baik, justru makin jelek permainannya.
Hal-hal inilah yang nampaknya harus dibenahi. Sebab dalam sebuah pertandingan akbar semacam Uber Cup ini, banyak faktor yang berpengaruh. Mulai dari jam terbang pemain, strategi pelatih, mental sang pemain sendiri, dan lain-lain. Pekerjaan rumah semacam inilah yang menjadi tugas PBSI. Sebuah pekerjaan yang harus segera dilakukan, karena saat ini secara pelan tapi pasti nama Indonesia terutama di sektor putri mulai tergeser dari lingkaran elite bulu tangkis dunia.
ADVERTISEMENT
Bravo bulu tangkis Indonesia!
Lembah Tidar, 15 Oktober 2021