Tanpa Messi, Barcelona Bisa Apa?

Agus Siswanto
Guru Sejarah SMAN 5 Magelang.
Konten dari Pengguna
24 September 2021 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Siswanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber gambar: www.pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber gambar: www.pixabay.com
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran publik sepak bola dunia akan Barcelona tanpa Messi, akhirnya terbukti juga. Dalam beberapa pertandingan terakhir, Barcelona harus pontang-panting menahan gempuran lawannya. Catatan pertama, mereka dihancurkan 3 gol tanpa balas oleh Bayern Munchen di depan penggemarnya sendiri dalam Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Dalam kompetisi domestik, nasib Barcelona pun tak kalah parahnya. Klub sekelas Barcelona harus menggunakan tenaga ekstra hanya untuk menahan imbang Granada. Klub yang selama ini tidak pernah merepotkan Barcelona. Kabar semalam pun tak kalah miris. Barcelona kembali ditahan imbang tanpa gol oleh klub antah-berantah, Cadiz. Sehingga saat ini Barcelona harus puas bertengger di tangga ke-7 klasemen La Liga dengan perolehan 9 poin. Sebuah pencapaian yang memprihatinkan bagi klub sekelas Barcelona.
Tak dapat dimungkiri bahwa Barcelona identik dengan Messi. Demikian pula sebaliknya. Keduanya seperti mata uang dengan 2 sisi. Salah satu tidak ada, maka akan menjadi masalah besar. Dan situasi rumit inilah yang tengah dihadapi Barcelona saat ini.
Bagi Messi, Barcelona adalah segalanya. Selama berkarir di Barcelona (2004 – 2021) Messi telah melakoni 520 pertandingan. Selama periode itu pula, 474 gol telah dilesakkan kakinya ke gawang lawan-lawan Barcelona. Pencapaian ini suka atau tidak suka menjadi catatan tersendiri bagi Messi dan Barcelona.
ADVERTISEMENT
Dari ukuran titel juara, Messi terlibat dalam 34 titel juara yang dimenangkan oleh Barcelona. Torehan menarik tampak dari peran penting Messi dalam 8 gelar La Liga bagi Barcelona. Torehan lebih mengkilap lagi terlihat pada 4 gelar di Liga Champions. Kontribusi Messi membawa Barcelona mampu memboyong si Kuping Besar tampak begitu dominan. Walaupun pada musim 2005/ 2006 tidak tampil karena cedera.
Kepindahan Messi sendiri bukannya tanpa sebab. Kekacauan finansial klub Barcelona di tangan Joseph Martin Bartomeu dianggap sebagai biang keladinya. Rasio gaji pengeluaran gaji pemain dengan pemasukan yang dilakukan Barcelona melampaui batas maksimal yang ditentukan La Liga. Sehingga mau tidak mau Barcelona harus melepas salah satu pemainnya, dan Messilah yang harus keluar.
ADVERTISEMENT
Bagi sebuah klub, keterpurukan dalam meraih prestasi akan menjadi bencana besar. Banyak klub-klub besar mengalami kesulitan untuk mengembalikan performa klub,minimal seperti semula. Contoh yang paling gampang adalah apa yang dialami oleh Manchester United dan Juventus. Sampai hari ini performa keduanya belum ke level sebelumnya.
Bagi Barcelona hal ini nampaknya akan lebih buruk lagi. Suka atau tidak suka, Messi adalah ruh dari Barcelona. Keberadaannya selama 17 tahun di Barcelona, membuat dirinya seakan telah lebur dalam diri Barcelona sendiri. Maka tidak heran jika Ronald Koeman, selaku pelatih saat ini mengatakan semua pihak harus memaklumi dengan pencapaian Barcelona saat ini. Karena memang itulah kenyataan yang harus dihadapi.