Konten dari Pengguna

Refleksi Hijrah dalam Konteks Modern: Relevansi Muharram bagi Generasi Milenial

Ahmad Hudori
Semester 2 Jurusan Perbandingan Mazhab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Juli 2024 6:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Hudori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Masjid Menjadi Salah Satu Tempat Untuk Perayaan Tahun Baru Muharram. Foto: Dok. Pribadi/Ahmad Hudori
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Masjid Menjadi Salah Satu Tempat Untuk Perayaan Tahun Baru Muharram. Foto: Dok. Pribadi/Ahmad Hudori
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hijrah Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah merupakan peristiwa bersejarah yang menandai dimulainya kalender Islam. Lebih dari sekadar perpindahan fisik, hijrah memiliki makna mendalam tentang perjuangan, pengorbanan, dan pembaruan. Nilai-nilai hijrah tetap relevan, terutama bagi generasi milenial yang menghadapi berbagai tantangan di era modern.
ADVERTISEMENT
Ketabahan dalam Menghadapi Tantangan
Hijrah mengajarkan kita tentang ketabahan dalam menghadapi kesulitan. Ketika Nabi Muhammad dan para sahabatnya meninggalkan Mekah, mereka menghadapi berbagai rintangan dan ancaman. Ketabahan mereka diabadikan dalam Al-Qur'an:
اِلَّا تَنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذْ اَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَانِيَ اثْنَيْنِ اِذْ هُمَا فِى الْغَارِ اِذْ يَقُوْلُ لِصَاحِبِهٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا
"Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya, yaitu ketika orang-orang kafir (musyrik Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." (QS. At-Taubah: 40).
Generasi milenial, dengan tantangan globalisasi, tekanan ekonomi, dan teknologi, dapat belajar dari ketabahan ini. Menghadapi tekanan akademis dan profesional, mereka bisa menerapkan ketabahan dalam mencapai tujuan dan mengatasi rintangan.
ADVERTISEMENT
Keberanian untuk Berinovasi
Keberanian Nabi Muhammad dalam mengambil keputusan untuk berhijrah menunjukkan pentingnya keberanian dalam berinovasi dan melakukan perubahan. Dalam dunia modern, generasi milenial dihadapkan pada kebutuhan untuk berinovasi dan menghadapi perubahan dengan berani. Al-Qur'an mengingatkan pentingnya mengambil tindakan yang benar meskipun sulit:
فَلَمَّا جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ فَرِحُوْا بِمَا عِنْدَهُمْ مِّنَ الْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ
"Maka ketika datang kepada mereka Rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang mereka selalu memperolok-olokkannya itu." (QS. Ghaafir: 83).
Keberanian ini penting bagi generasi milenial dalam mengejar ide-ide baru, berwirausaha, dan beradaptasi dengan cepat dalam lingkungan yang berubah.
ADVERTISEMENT
Kesetiaan terhadap Komunitas
Hijrah juga mengajarkan pentingnya kesetiaan terhadap komunitas. Ketika tiba di Madinah, Nabi Muhammad membangun masyarakat yang berdasarkan solidaritas dan kerja sama. Ini tercermin dalam hadis:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى". (رواه البخاري ومسلم)
"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, saling menyayangi, dan saling mengulurkan kebaikan di antara mereka adalah seperti satu tubuh; apabila satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit dan tidak bisa tidur." (HR. Bukhari dan Muslim).
Generasi milenial dapat menerapkan nilai ini dalam membangun jaringan sosial yang kuat dan saling mendukung, baik dalam skala lokal maupun global.
ADVERTISEMENT
Pengorbanan untuk Kebaikan Bersama
Hijrah melibatkan pengorbanan besar, baik secara pribadi maupun kolektif. Nabi Muhammad dan para sahabatnya meninggalkan rumah dan harta benda mereka demi agama dan komunitas. Dalam konteks modern, generasi milenial juga dihadapkan pada situasi yang menuntut pengorbanan demi kebaikan bersama. Hadits berikut mengingatkan pentingnya pengorbanan:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ". (رواه البخاري ومسلم)
"Tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim).
Pengorbanan ini bisa berupa waktu, tenaga, atau sumber daya untuk proyek-proyek sosial, lingkungan, dan kemanusiaan.
Pembaruan Diri
Hijrah adalah simbol pembaruan dan transformasi. Ketika tiba di Madinah, Nabi Muhammad memulai era baru dalam dakwah Islam yang lebih inklusif dan progresif. Generasi milenial juga perlu melihat hijrah sebagai inspirasi untuk terus belajar dan berkembang, tanpa mengesampingkan nilai-nilai agama. Al-Qur'an menyatakan:
ADVERTISEMENT
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗۚ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
Ini mendorong generasi milenial untuk selalu berusaha memperbaiki diri dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Kesimpulan
Nilai-nilai hijrah tetap relevan dan penting bagi generasi milenial dalam menghadapi tantangan modern. Ketabahan, keberanian, kesetiaan, pengorbanan, dan pembaruan diri adalah prinsip-prinsip yang dapat menjadi panduan moral dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pemahaman dan penerapan nilai-nilai hijrah, generasi milenial dapat menghadapi dunia modern dengan lebih percaya diri dan berintegritas.