Indonesia Menuju Swasembada Beras: Prestasi, Tantangan, dan Harapan

Ahmad Muhajir
Dosen Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
15 Januari 2024 18:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Muhajir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Skitterphoto/Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Skitterphoto/Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Prestasi Indonesia dalam mencapai swasembada beras, terutama dengan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) pada 14 Agustus 2022, merupakan suatu pencapaian luar biasa yang mencerminkan upaya keras pemerintah dalam memastikan ketahanan pangan nasional. Dalam periode 2019-2021, Indonesia berhasil mencapai kemandirian pangan beras, yang tentu saja memiliki dampak positif terhadap stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan ini tidak hanya mencakup aspek produksi beras, tetapi juga melibatkan strategi pembangunan infrastruktur pertanian. Pembangunan bendungan, embung, dan saluran irigasi merupakan langkah yang strategis untuk meningkatkan produktivitas lahan sawah. Peningkatan produktivitas dari 5,1 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektare menjadi sekitar 5,4 ton GKG per hektare menunjukkan dampak positif dari investasi dalam infrastruktur pertanian.
Sementara itu, pada periode yang sama, pemerintah berhasil mengubah kebiasaan konsumsi masyarakat terkait bahan pangan, dengan mengalihkan perhatian dari nasi ke bahan pangan non-nasi seperti gandum dan produk turunannya, seperti mi dan roti. Perubahan pola konsumsi ini menyebabkan permintaan terhadap beras mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sejak tahun 2011, rata-rata konsumsi beras per kapita per tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2011, rata-rata konsumsi beras per kapita per tahun mencapai 113,72 kg, sedangkan pada tahun 2019, angka tersebut turun menjadi hanya 103,74 kg. Dengan penurunan rata-rata konsumsi beras tersebut, kebutuhan beras per tahun menjadi lebih rendah daripada nilai produksinya.
Stok beras di gudang Bulog Lampung./Antara/Ruth Intan Sozometa Kanafi
Swasembada beras tidak hanya memberikan keamanan pangan, tetapi juga menciptakan kestabilan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petani. Keberhasilan ini mungkin juga memperkuat posisi Indonesia di tingkat internasional sebagai negara yang mampu mengelola ketahanan pangan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Dengan struktur pasar yang cenderung rapuh dan mudah berubah, tantangan utama dalam industri perberasan adalah menjaga kelangsungan produksi. Pemerintah perlu aktif berperan dalam memastikan agar tingkat produksi tetap stabil dan tidak mengalami penurunan. Penting untuk menjaga motivasi petani padi agar tetap bercocok tanam padi dan tidak beralih ke komoditas lain. Agar minat petani dipertahankan, pemerintah harus menjamin bahwa harga jual Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani tetap menguntungkan dan terbebas dari intervensi para pihak yang berusaha memonopoli pasar, yang selama ini menjadi ancaman serius dalam rantai pasok perberasan di Indonesia.
Meskipun Indonesia berhasil mencapai swasembada beras dalam tiga tahun terakhir, namun para pihak yang berusaha memonopoli pasar, yang dikenal sebagai "pemburu rente," terus beroperasi. Mereka terus berupaya menguasai sektor hulu sambil mencoba mengintegrasikan diri dengan sektor hilir. Di sektor hulu, para petani seringkali diiming-imingi dengan harga beli GKG yang lebih tinggi, dengan tujuan untuk mendominasi pasar dan secara bersamaan menghambat pesaing. Meskipun dalam jangka pendek petani mungkin mendapatkan keuntungan yang sedikit lebih besar dan meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP), namun tindakan ini dapat memiliki dampak negatif dalam jangka panjang terhadap keberlanjutan industri perberasan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang efektif guna melindungi kepentingan petani dan menjaga stabilitas industri perberasan.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan ini memerlukan kerjasama antara pemerintah, petani, dan berbagai pihak terkait untuk menciptakan kebijakan yang mendukung dan berkelanjutan dalam jangka panjang, terutama bagi para petani di Indonesia, agar bisa lebih sejahtera.
Ilustrasi petani. Foto: medcom.id