news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Analisis BMKG Tentang Gempa yang Terjadi di Lembata, NTT

12 Oktober 2017 10:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gempa. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Beberapa hari belakangan, Lembata, NTT diguncang gempa dengan kekauatan bervariasi. Intensitas gempa juga terbilang cukup sering terjadi. BMKG menganalisis, gempa disebabkan adanya sesar aktif dan murni aktivitas tektonik.
ADVERTISEMENT
Gempa pertama terjadi pada Sabtu, 7 Oktober 2017 pukul 19.04 WIB. Gempa ini dirasakan cukup kuat oleh warga Lembata dan sekitarnya. Selanjutnya, Senin, 9 Oktober 2017 pukul 11.53 WIB, wilayah Lembata dan sekitarnya kembali di guncang gempa dengan kekuatan 4,5 magnitudo. Guncangan gempa ini dirasakan kuat di Lembata dan Larantuka, hingga membuat warga setempat panik.
Dan sejak itu aktivitas gempa terus beruntun mengguncang Lembata, Adonara, dan Larantuka dengan skala intensitas II SIG-BMKG atau III-IV MMI.
Hingga Rabu, 11 Oktober 2017 di Lembata dan sekitarnya sudah tercatat kejadian gempa sebanyak 10 kali dengan kekuatan bervariasi. Sebagian besar gempa signifikan ini dirasakan oleh warga.
Gempa paling kuat hanya terjadi 2 kali pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 pukul 5.23 WIB dan Rabu, 11 Oktober 2017 pukul 6.10 WIB dengan kekuatan 4,9 magnitudo. Saking kuatnya, gempa ini menyebabkan warga lari berhamburan keluar rumah. Seluruh gempa yang terjadi memiliki kedalaman dangkal kurang dari 10 km, sehingga wajar jika guncangannya dirasakan kuat.
ADVERTISEMENT
Analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa yang terjadi dipicu oleh adanya penyesaran dengan pergerakan mendatar (strike slip fault). Ini menunjukkan, gempa yang terjadi murni aktivitas tektonik yang dipicu sesar aktif.
"Karena kekuatannya relatif kecil maka gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Kamis (12/10).
Analisis mekanisme sumber juga menunjukkan, aktivitas gempa ini tidak berkaitan struktur geologi Sesar Naik Flores (Flores back arc thrust). Berdasarkan laporan, terdapat puluhan bangunan rumah warga mengalami kerusakan sebagai dampak gempa.
Ilustrasi Gempa Dunia  (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa Dunia (Foto: Reuters)
Selain merusak bangunan, gempa juga menyebabkan jalan raya sepanjang 2,3 kilometer tertutup longsoran. Sebanyak 671 warga dilaporkan mengungsi di sejumlah tempat yang aman.
ADVERTISEMENT
"Kepada warga di Kabupaten Lembata dan sekitarnya dihimbau agar tetap tenang, agar mengikuti arahan BPBD setempat, dan tidak mudah terpancing isu yang tidak bertanggung jawab," imbau Daryono.