Potensi Selat Singapura sebagai Kiblat Ekonomi Indonesia

Natanael Affarouqi Owen Jeremiah
Regional Economic Development Student in Universitas Gadjah Mada - Interest in Finance, Office Administration, Business Development, HR, and multidisciplinary science.
Konten dari Pengguna
5 November 2022 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Natanael Affarouqi Owen Jeremiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Selat Singapura. Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Selat Singapura. Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dunia internasional memandang kawasan ekonomi Semenanjung Malaya sebagai kawasan perdagangan yang strategis karena menghubungan perdagangan dunia dari kawasan timur dengan kawasan barat. Pada masa sebelum kemerdekaan negara-negara Asia Tenggara, bangsa barat dan timur memperebutkan kawasan Semenanjung Malaya sebagai daerah kekuasaan karena faktor lokasi yang strategis untuk dijadikan pusat perdagangan terutama bagi daerah yang berada di kawasan Selat Malaka dan Selat Singapura.
ADVERTISEMENT
Potensi Selat Singapura sebagai kawasan perdagangan didukung oleh wilayah geografisnya yang fundamental bagi perekonomian dunia. Selat Singapura menjadi satu-satunya jalur perdagangan dalam menghubungkan aktivitas ekonomi dari dunia bagian timur ke barat dan sebaliknya. Pemanfaatan Selat Singapura dimulai sejak Thomas Stamford Raffles membuka Pelabuhan Singapura pada tahun 1819 sebagai kota pelabuhan dagang di kawasan timur.
Ilustrasi Aktivitas Ekspor Impor. Sumber: Shutterstock
Singapura kini berhasil menjadi negara maju dengan didukung oleh faktor perdagangannya yang kuat, Sumber Daya Manusia (SDM) yang mendukung, dan kondisi politik yang stabil. Faktor-faktor tersebut memutar roda perekonomian dan investasi internasional ke Singapura dengan pesat meskipun Singapura tidak memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang berarti.
Keberadaan Sumber Daya Manusia terdidik, profesional, dan berkualitas telah berkontribusi membawa Singapura mampu untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Sektor layanan pengelolaan jasa keuangan, kesehatan, dan pendidikan menjadi sektor unggulan yang dimiliki oleh Singapura. Tidak sedikit sektor perbankan yang membuka kantor manajemennya di Singapura karena didorong faktor ketersediaan SDM yang berkualitas dan kondisi ekonomi politik yang stabil. Dalam masa ekonomi 4.0, Singapura telah berhasil membuktikan bahwa pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta SDM yang baik akan mampu untuk membawa suatu negara ke taraf keberhasilan meskipun secara SDA tidak memiliki sumber daya yang berarti.
ADVERTISEMENT
Keberadaan Kepulauan Riau yang berada di kawasan Selat Malaka dan Selat Singapura dapat menjadi peluang bagi perekonomian Indonesia untuk menumbuhkan kekuatan ekonomi yang inklusif. Secara geografis, Kepulauan Riau memiliki potensi ekonomi yang sama seperti perekonomian Singapura untuk dijadikan sebagai kota pelabuhan. Secara garis besar, pemanfaatan pelabuhan di Kepulauan Riau saat ini masih condong pada pemanfaatan pelabuhan penumpang dan pemenuhan kebutuhan domestik. Hal ini menunjukan belum adanya pemanfaatan potensi dengan optimal padahal kawasan tersebut merupakan suatu kawasan perdagangan internasional yang berpotensi jangka panjang dari sisi ekonomi. Keberadaan SDA terutama dalam sektor minyak dan gas yang melimpah menjadi suatu keunggulan bagi pengembangan pelabuhan internasional di Kepulauan Riau karena faktor tersebut belum dapat dipenuhi Singapura secara independen.
ADVERTISEMENT
Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Indonesia di era ekonomi 4.0 secara kuantitas sudah memenuhi untuk pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dari segi kualitas, kemampuan peningkatan pemanfaatan teknologi dan peningkatan lama sekolah menunjukan kualitas SDM Indonesia yang semakin baik.
Potensi Indonesia untuk menjadi negara penghubung importir dan eksportir diperoleh dengan didukung pengembangan kawasan pelabuhan di Kepulauan Riau. Faktor lokasi yang strategis, aspek SDM berkualitas, probabilitas keuntungan yang tinggi, dan Studi Kelayakan Proyek yang menunjukan asumsi positif telah menjadi faktor pendukung pengembangan perdagangan di kawasan tersebut akan menjadi suatu bisnis yang layak untuk direalisasikan.
Ilustrasi Ekonomi Digital. Sumber: Shutterstock
Pengembangan bisnis digital dinilai menjadi suatu entitas ekonomi yang efektif dengan didukung aspek pasar yang mulai memanfaatkan penggunaan teknologi dan peran berbagai pihak dalam pengembangan bisnis. Sinergisitas antara pemerintah, swasta, masyarakat, dan dunia internasional diperlukan mengingat pembangunan tersebut diharapkan akan menjadi tonggak perekonomian yang mampu mempercepat perputaran roda perekonomian Indonesia dalam masa pascapresidensi G20 serta percepatan pembangunan ekonomi di Asia Tenggara berkaitan dengan masa pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Pengembangan berbasis kawasan diharapkan akan mampu memberikan efek berupa pengembangan pariwisata yang baru, pembukaan kerjasama dalam bidang perdagangan dengan negara lain, dan upaya menuntaskan berbagai macam isu sosial ekonomi.
ADVERTISEMENT