Harbolnas dan Promo Diskon Belanja Online, Ditunggu atau Dibenci?

Aidil Akbar Madjid - Financial Planner
Youtube Aidil Akbar Channel, IG @aidilakbarmadjid & @aidilakbarofficial Perencana Keuangan, doyan ngomong and nulis (berbagi). Suka coklat & kopi. Fb & twit @aidilakbar
Konten dari Pengguna
28 November 2018 10:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aidil Akbar Madjid - Financial Planner tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hari Belanja Online Nasional. (Foto: harbolnas.com)
zoom-in-whitePerbesar
Hari Belanja Online Nasional. (Foto: harbolnas.com)
ADVERTISEMENT
Artikel ini seharusnya sudah tayang pada awal bulan November ini dalam rangka menyambut Harbolnas. Namun entah kenapa, saya cek tidak ada di-feedeelr saya. Anyway, meskipun waktunya sudah lewat tapi esensinya tetap sama. So, tetap saya posting dengan beberapa editan.
ADVERTISEMENT
Tanggal 11 kemarin banyak orang yang dag dig dug dan resah. Lho, ada apakah itu? Sebagian pengguna setia media online dan aplikasi belanja online sudah bersiap-siap menyambut Harbolnas. Apa itu? Harbolnas singkatan dari Hari Belanja Online Nasional yang diperingati setiap tanggal 11 November.
Konon katanya, setiap tanggal tersebut, toko-toko online terutama yang masuk di e-commerce dan market place akan berlomba-lomba memberikan diskon gila-gilaan? Padahal sebenarnya, kalau mau jujur, tanpa adanya Harbolnas sendiri diskon dan promo online sudah bertaburan hampir setiap bulan.
Lalu, apakah ini artinya bagus dan ditunggu-tunggu? Atau malah justru dibenci karena membuat kantong kita menjadi tongpes? Fakta di lapangan sekarang sudah mulai banyak orang kecanduan tidak hanya belanja secara offline tapi sudah pindah ke belanja online. Ternyata andrenaline rush yang dihasilkan alias deg-degan dari menunggu barang yang dibeli secara online datang jauh lebih membuat banyak orang kecanduan dibandingkan proses belanja yang sering dilakukan ketika belanja offline. Akibatnya? Boros.
ADVERTISEMENT
Nah, dengan adanya Harbolnas dan diskon promo belanja online ini apakah kemudian akan akan menjadi boros? Mari kita bahas bersama.
1. Belanja kalau ada uang
Keinginan belanja yang besar biasanya timbul kalau anda punya uang. Nah, “belagak” lah miskin alias tidak punya uang. Bagaimana caranya? Uang anda harus ditabung atau diinvestasikan dan disisihkan terpisah dari rekening uang bulanan anda.
Bahkan, untuk beberapa kasus uang tersebut harus diubah bentuknya, misalnya dibelikan emas (perhiasan atau logam mulia) atau bisa juga dibelikan mata uang asing. Yang penting, tidak dalam bentuk rupiah agar tidak tergiur untuk dibelanjakan.
2. Belanja kalau butuh
Selalu belanja berdasarkan kebutuhan bukan berdasarkan keinginan. Masalahnya, bagi banyak orang perbedaan antara kebutuhan dan keinginan sangat tipis sekali. Itu sebabnya selalu pikirkan dengan matang sebelum belanja secara online.
ADVERTISEMENT
3. Diskon bukan berarti harus belanja
Ingat bahwa diskon bukan berarti harus belanja. Kalau anda membeli barang dengan diskon 70 persen bukan berarti anda berhemat 70 persen, tapi anda mengeluarkan uang (belanja) 30 persen dari uang/tabungan/investasi anda. Contohnya, anda butuh kemeja tapi yang sedang diskon besar adalah kaos, lalu anda beli kaos dengan dalih sedang diskon besar. Padahal, anda butuhnya kemeja, yang pada akhirnya belum terbeli. Maka dari itu, bijaksanalah menyikapi diskon tersebut
4. Masih enggak tahan? Uninstall
Aplikasi belanja online sangat membantu di dalam kehidupan modern kita saat ini. Tapi bagi banyak orang saat ini justru bisa menjadi musibah. Jangan mau diperbudak dengan aplikasi online bila anda merasa anda menjadi sangat boros dan tidak bisa control keuangan anda.
ADVERTISEMENT
Lalu apa yang harus anda lakukan? Mudah, uninstall saja aplikasinya, bisa secara sementara atau secara permanen. Kalaupun anda suka belanja online, pilih saja satu aplikasi favorit anda yang paling sering memberikan diskon dan kemudahan transaksi.
Selamat mencoba.