Menghitung Hasil Investasi Yang Benar

Aidil Akbar Madjid - Financial Planner
Youtube Aidil Akbar Channel, IG @aidilakbarmadjid & @aidilakbarofficial Perencana Keuangan, doyan ngomong and nulis (berbagi). Suka coklat & kopi. Fb & twit @aidilakbar
Konten dari Pengguna
30 Oktober 2018 15:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aidil Akbar Madjid - Financial Planner tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saya sudah cukup sering memberikan informasi atau bahkan peringatan bahwa investasi apalagi investasi dipasar modal akan ada masanya ketika nilai investasi kita naik dan turun seiring dengan kondisi pasar. Tidak akan ada 1 orangpun yang bisa dengan pasti menyatakan atau tahu kapan pasar akan bergerak naik atau sebaliknya turun. Seperti contohnya IHSG yang bergerak cukup fantastis dan “liar” naik turunnya dalam waktu beberapa bulan terakhir ini.
ADVERTISEMENT
Tapi justru ketidak tahuan tersebutlah yang menjadikan investasi diproduk pasar modal menjadi indah dan penuh dengan nilai artistik. Selain masih kurang paham tentang pasar modal dan produk turunannya, banyak dari kita yang sudah terlanjur investasi dipasar modal masih tidak mengerti mekanisme perhitungan keuntungan yang didapat. Hal ini terasa wajar karena kita masih membandingkan dengan perhitungan bunga yang sangat mudah yang kita dapat dari deposito kita. Apalagi kita juga harus mengetahui sebenarnya berapa besar hasil investasi kita yang sebenarnya atau hasil investasi bersih.
Meskipun banyak teori perhitungan hasil investasi seperti nominal dan riil serta arimatik dan geomatrik marilah kita coba berhitung hasil investasi kita secara sederhana saja. Dari teori diatas yang paling mudah dan sering dipergunakan adalah hasil investasi riil dan nominal.
ADVERTISEMENT
Hasil investasi riil adalah hasil investasi atau bunga yang kita terima dari dana kita dikurangi inflasi. Inflasi yang dipergunakan ada 2 macam yaitu inflasi saat ini atau inflasi konsumsi rata-rata 10-15 tahun yang lampau. Sebagai contoh, apabila kita menempatkan dana didalam deposito yang memberikan bunga sebesar 6% gross atau 4.8% net dengan inflasi yang saat ini oleh pemerintah disebut-sebut sekitar 5% setahun terakhir maka dana kita menjadi -0.2% per tahun (4.8% - 5%) atau hasil investasi anda minus.
Bayangkan apabila dibandingkan dengan inflasi konsumsi rata-rata 10-15 tahun yang lalu yang rata-rata antara 10-12%. Maka hasil investasi dari contoh soalnya diatas adalah sebesar -5.2% sampai -7.2% (4.8%-10% sampai 4.8%-12%). Suatu pengurangan yang sangat besar bagi dana investasi kita yang artinya uang kita tidak berkembang atau bahkan merugi. Angkanya semakin menyeramkan apabila perhitungan menggunakan tabungan anda yang memberikan bunga ala kadarnya.
ADVERTISEMENT
Harus diingat dan disadari perhitungan ini dengan catatan bahwa bunga deposito kita tidak kita sentuh atau tidak diambil alias didiamkan saja. Sedangkan kita sadari berapa banyak dari kita yang bergantung hidup atau menggunakan bunga deposito tersebut sebagai tambahan dana untuk menutupi biaya hidup. Akibatnya minusnya akan lebih banyak lagi. Berinvestasilah dengan baik dan benar dan hitung lagi serta pastikan bahwa hasil investasi kita yang sebenarnya tidak menjadi minus.
Untuk detil tentang tata cara pengelolaan keuangan dan investasi yang baik anda dapat mengikuti workshop yang ada dibagian jadwal workshop di www.IARFCIndonesia.com . Sementara untuk tanya jawab keuangan anda bisa bergabung di Telegram group dengan nama group “Seputar Keuangan” silahkan bergabung dan sampai bertemu di kelas ataupun group telegram. Anda juga bisa follow akun Instagram saya di @AkbarMadjidPersonal dan @AidilAkbarOfficial untuk ngobrol keuangan.
ADVERTISEMENT