Menyusuri Petra, Kota Kuno di Dinding Batu
Konten dari Pengguna
5 Desember 2022 1:33
Tulisan dari Nouraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Perjalanan darat dari Amman ke Petra memakan waktu sekitar tiga jam. Sedangkan apabila kita berangkat dari kota pelabuhan Aqaba, waktu yang diperlukan hanya sekitar satu jam. Para pengunjung yang datang biasanya menggunakan kendaraan pribadi atau bus pariwisata. Untuk memberikan kemudahan bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, kawasan sekitar Petra juga telah dilengkapi hotel berbintang, restoran, money changer, dan fasilitas lainnya.
Petra juga dikenal sebagai ‘’The Red Rose City” karena bangunan-bangunannya dipahat oleh bangsa Nabatean pada tebing batu alami berwarna kemerahan. Hingga saat ini belum bisa dipastikan kapan persisnya Petra mulai dibangun. Namun berdasarkan penelitian para arkeolog, kota kuno ini diperkirakan telah mengalami puncak kejayaan sejak satu abad sebelum Masehi sampai akhir abad ke-1 Masehi. Sebagai ibu kota kekaisaran Nabatean, pada masanya kota ini merupakan bagian penting dari jalur perdagangan utama antara wilayah Mesir dan Mesopotamia.
Petra sempat jatuh pada kekuasaan Romawi dan terus berkembang hingga aba ke-4 Masehi Perubahan jalur perdagangan dan terjadinya bencana gempa bumi dahsyat, diduga telah menyebabkan kejayaan Petra memudar. Berabad kemudian kota ini menghilang ditelan gurun hingga akhirnya pada tahun 1812, Johannes Bruckhardt seorang penjelajah dari Swiss mendapatkan misi untuk menelusuri dan menggali kota kuno Petra. Sejak tahun 1985, Petra ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO dan menyandang status dari 7 Keajaiban Dunia yang baru.
Saat mendampingi suami yang bertugas di Yordania selama beberapa tahun, saya berkesempatan mengunjungi Petra bersama Tim Pengurus DWP KBRI Amman. Saat tiba di lokasi, hal pertama yang kami lakukan adalah menuju Visitor Center untuk mendapatkan tiket masuk. Harga tiket masuk ke Petra adalah 50 Dinar Yordania (setara satu juta rupiah). Tetapi bagi pemegang kartu identitas Yordania, tiket masuk bisa didapatkan dengan harga jauh lebih murah yaitu 1 Dinar (sekitar dua puluh ribu rupiah) saja.
Setelah memegang tiket, kami berjalan kaki memasuki kawasan Petra melalui jalan tanah berbatu yang cukup terawat dan dibiarkan tetap alami tanpa dilapisi aspal. Selain dengan berjalan kaki, tur di Petra juga bisa dilakukan dengan menunggang kuda, keledai, atau semacam kereta kuda. Setelah pintu masuk, para pemilik kuda, keledai, dan kereta siap menyapa pengunjung dalam berbagai bahasa, menawarkan jasa mereka.
Komplek arkeologis Petra terdiri atas berbagai peninggalan kuno antara lain berbagai pahatan dan ukiran serta bangunan yang seolah muncul dari dinding-dinding batu yang berdiri menjulang dengan megah. Yang cukup menarik adalah As-Siq yaitu celah antara dua bukit batu yang membentuk semacam terowongan alami yang sangat indah dan mengagumkan.

Terowongan ini membentang sepanjang 1,2 km dari Bab As-Siq (Gerbang Siq) menuju Al-Khazneh. Sepanjang jalur terowongan ini, terdapat berbagai bentuk pahatan dan ornamen yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat yang mendiami Petra di masa lalu. Selain itu kita juga akan menemukan bekas cekungan memanjang di sisi dinding batu, yang merupakan sisa-sisa sistem pengairan kuno di Petra ribuan tahun lalu.
Bagi sebagian besar pengunjung, dua objek utama yang dituju saat berada di Petra adalah Al-Khazneh atau yang kerap disebut "The Treasury" dan Ad-Deir atau lebih dikenal sebagai "The Monastery". Setalah melalui As-Siq, kita akan menyaksikan kemegahan Khazneh yang berdiri dengan pilar-pilar yang menjulang kurang lebih setinggi 40 meter. Bangunan ini diperkirakan telah berusia lebih dari 2.000 tahun dan masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Beranjak berapa ratus meter dari Khazneh kita akan menemukan pusat kota kuno Petra, bekas pemukiman dan berbagai bangunan megah lainnya seperti makam kuno, tempat pemujaan, serta teater terbuka, berderet di sepanjang sisi bukit. Bagi para pengunjung yang berniat meneruskan perjalanan, dari titik ini dapat bersiap untuk menempuh lajur yang lebih menantang menuju Ad-Deir yang terletak di puncak perbukitan.

Perjalanan menuju Ad-Deir dapat dilakukan dengan berjalan kaki menapaki sekitar delapan ratus anak tangga di sisi tebing yang curam, atau dengan menunggang keledai yang telah terlatih menempuh jalur tersebut. Semangat dan keberanian memang dibutuhkan untuk menyelesaikan perjalanan sampai ke Ad-Deir, tetapi kepuasan yang didapatkan benar-benar setimpal.
Demikian sedikit gambaran ringkas perjalanan saya menyusuri Petra, peninggalan bangsa Nabatean yang sangat mengagumkan dan merupakan saksi bisu berbagai peradaban agung yang pernah menetap di sana. Keindahan alam berpadu dengan peninggalan mahakarya bangsa kuno yang terpahat pada dinding- dinding batu. Paduan sempurna ini membuat kita bertanya-tanya bagaiamana bisa ribuan tahun yang lalu manusia telah memiliki kemampuan untuk membangun kota yang sangat mengagumkan di lingkungan yang menantang dan berbekal teknologi yang masih terbatas.
Untuk menikmati keindahannya, sebaiknya kita bisa menyediakan waktu satu hari penuh untuk menempuh jalur utama Petra dari awal hingga Ad-Deir. Atau jika ingin menjelajahi secara lengkap, anda harus menyiapkan stamina dan menghabiskan waktu sedikit lebih lama. Selamat menemukan kota kuno yang hilang!