Tantangan Radikalisme Islam di Zaman Modern

Aisya Argyanti
Seorang kelahiran Jakarta yang menjadi Mahasiswa Universitas Brawijaya '21
Konten dari Pengguna
4 September 2021 19:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aisya Argyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teman-teman, tahukah kalian? Tercatat pada tahun 2010 lalu, berdasarkan laporan survei dari Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP), sejumlah 48,9% siswa-siswi di area Jabodetabek setuju akan aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama.
ADVERTISEMENT
Bahkan, sekilas info, radikalisme sudah terjadi sejak wafatnya Nabi Muhammad saw. Dulu, lho. Dengan segala pergantian pemimpin yang terjadi, kekerasan di dunia perpolitikan islam saat itu akhirnya tidak bisa dihindari. Tentu saja itu berlanjut hingga masa kini. Terutama pasca runtuhnya era reformasi, semakin banyak organisasi yang lahir dengan mencanangkan pemerintahan pan-Islamisme, mereka melakukan kekerasan namun menyerukan yel-yel "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar).
Ini menunjukkan bahwa tantangan akan radikalisme yang terus terjadi menjadi ancaman bagi umat Islam di zaman modern ini.
Pengertian Radikalisme
Tapi sebelum itu, apakah teman semua sudah tahu apa arti dari radikalisme? Jadi, radikal sendiri berarti percaya atau mengekspresikan keyakinan bahwa harus ada perubahan sosial atau politik yang besar atau secara ekstrem. Dengan itu, radikalisme islam diartikan sebagai gerakan kelompok yang ingin mengubah lingkungan, baik sosial maupun politik, dengan menggunakan isu agama sebagai alasannya dan dengan cara kekejaman.
Image by Mostafa Meraji from Unsplash
Radikalisme Islam sendiri terjadi karena banyak alasan, seperti merasa adanya ketidaksesuaian budaya, menyatakan bahaya westernisasi terhadap Islam, cita-citanya untuk mewujudkan 'negara Islam', sampai karena ingin melaksanakan firman Allah yang tertuang dalam Q.S. at-Taubah:29.
ADVERTISEMENT
Padahal pada Q.S. al-Baqarah: 256, Allah juga berfirman,
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Upaya Menjauhi Radikalisme Islam
Radikalisme tidak hanya mencoreng nama baik Islam sebagai agama perdamaian, namun juga bisa meresahkan banyak umat, menghilangkan keharmonisan antar agama, juga akan menodai nasionalisme serta ideologi pancasila. Maka dari itu, sebagai umat muslim yang senantiasa membawa perdamaian, kita sudah sepatutnya mengimplementasikan larangan melakukan kekerasan serta paksaan bagi umat non-muslim sebagaimana firman Allah pada ayat di atas.
ADVERTISEMENT
Allah juga berfirman pada Q.S. an-Nahl: 125 untuk membiarkan mereka masuk Islam atas kesadaran dan kemauan mereka masing-masing.
Lalu bagaimana kita bisa menjauhi perbuatan radikal?
Kita bisa memulainya dengan hal dasar, yaitu dengan menanamkan pemahaman terhadap Pancasila, mempererat tali silaturahmi antar umat beragama, serta mengerti akan pentingnya kerja sama dan peduli antar umat manusia. Kita juga harus paham bahwa Allah swt. menciptakan umat manusia dalam berbagai agama sebagai bentuk upaya kita menyebarluaskan ajaran Islam sebagai agama yang toleran dan damai, bukan untuk menciptakan perang antar agama.
Segitu dulu nih informasi yang harus kita pahami kali ini. Semoga kita bertemu lagi di artikel selanjutnya ya. Stay safe and healthy semuaa!
ADVERTISEMENT
Sumber:
Noor, Wahyudin. 2019. Pendidikan Agama Islam dan Antisipasi Radikalisme Keagamaan. Scientia: Jurnal Hasil Penelitian. Vol. 14 (1)
Rohimah, Rohimah. 2017. Kontribusi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menangkal Potensi Paham Radikalisme. Walisongo.
2021. "Pengertian Radikalisme – Ciri, Penyebab, Solusi, Contoh, Dampak", https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-radikalisme/, diakses pada 4 September 2021 pukul 16:25.