Pantau PPKM melalui Data Mining dari Data Geolokasi dan Disajikan Melalui Peta

Aji Putra Perdana
Seorang Geograf(er) yang mengamati lingkungan sekitar dari sudut pandang geografi. Pemerhati Peta dan Toponim. Saat ini bekerja di Badan Informasi Geospasial.
Konten dari Pengguna
27 Juli 2021 15:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aji Putra Perdana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Data geolokasi dari aplikasi mobile dan dasbor peta dapat digunakan sebagai alat pantau PPKM terkait tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Selain itu, ternyata keberadaan data geolokasi dari aplikasi mobile dapat juga dioptimalkan untuk pantau mobilitas penduduk.
ADVERTISEMENT
Dalam salah satu diskusi daring, saya dan beberapa teman pun sempat menelisik sejumlah paper. Hingga menemukan satu paper yang membedah sejumlah penelitian terkait peta dan data geolokasi.
Kami bedah sebuah penelitian reviu dari Ivan Franch-Pardo dan kawan-kawan dalam risetnya yang berjudul Sebuah Reviu: Analisis Spasial dan Sistem Informasi Geografis di Kajian COVID-19 (judul diterjemahkan). Ivan dan kawan-kawan telah mendata dan mengkategorikan sejumlah hasil penelitian yang menggunakan data dan informasi geografis.
Termasuk, di antaranya adalah data mining untuk data geolokasi dari berbagai aplikasi mobile pada gawai. Mencermati berbagai penelitian dan potensi data geolokasi, kita sama-sama berharap bahwa mobilitas penduduk dapat diamati dan dikaji dari data yang dikumpulkan oleh aplikasi mobile pedulilindungi.
ADVERTISEMENT
Seperti kita ketahui bersama dan contoh di awal bahwa sejumlah negara mengoptimalkan peta dan gawai dalam memerangi pandemi COVID-19. Dasbor peta dan aplikasi mobile adalah dua perangkat lazim yang telah digunakan untuk mengoptimalkan pengumpulan hingga penyajian data dan informasi terkait pandemi COVID-19, dari zonasi wilayah hingga pelacakan pergerakan masyarakat.
Data geolokasi yang dikumpulkan aplikasi tersebut dan jumlahnya cukup banyak (apabila banyak warga yang menggunakan aplikasi) dapat ditambang (data mining). Kemudian, secara anonimous dapat diagregat untuk mengukur pergerakan atau mobilitas penduduk per harinya.
Konsep ini telah diadopsi oleh berbagai perangkat yang menyediakan publikasi data mobilitas, termasuk data mobilitas dari Facebook dan Google. Berdasarkan sejumlah penelitian, konsep data mining dari gawai maupun aplikasi berbasis geolokasi pada gawai tersebut ternyata dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pemodelan epidemiologis.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, data geolokasi dari perangkat gawai yang terpasang aplikasi mobile pedulilindungi dapat ditambang oleh Pemerintah Pusat. Data agregat geolokasi tersebut dapat diolah dan analisis melihat mobilitas penduduk. Untuk kemudian, dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan kelonggaran kegiatan, maupun memperkaya masukan penentuan level PPKM.
Nah, hasil analisis yang dapat berupa gambaran mobilitas suatu wilayah tersebut, akan semakin informatif jika disajjikan juga pada dasbor peta COVID-19 dan diakses mudah pada aplikasi mobile pedulilindungi.
ilustrasi data mempunyai banyak makna dan ide di baliknya. Photo by Franki Chamaki on Unsplash
Penggunaan aplikasi mobile pedulilindungi yang dilengkapi dengan informasi zonasi risiko, sebaran fasilitas kesehatan, ditambah kepatuhan protokol kesehatan dan mobilitas penduduk, tentunya dapat diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepatuhan masyarakt dalam menjalankan protokol kesehatan.
Sekiranya gambaran untuk optimalisasi aplikasi mobile pedulilindungi di atas dapat menjadi pertimbangan bagi Pemerintah dan kita semua untuk menggunakan aplikasi yang sudah ada, termasuk memahami situasi sekitar kita dengan peta yang telah dikeluarkan, dari mulai sebaran, zonasi, hingga monitoring kepatuhan protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Di akhir diskusi daring kami, segala peluang dan tantangan untuk optimalisasi aplikasi mobile pedulilindungi di atas membutuhkan kerja sama berbagai pihak. Kami teringat salah situs yang menunjukkan bahwa penggunaan internet dan aplikasi berbasis geolokasi di Indonesia ini cukup tinggi, di situasi pandemi ini meningkat penggunaannya untuk layanan pesan antar makanan.
Kami pun melihat peluang agar Pemerintah menggesa penggunaan aplikasi mobile pedulilindungi bagi warga di wilayah pada PPKM Level 3-4. Kemudian, seandainya Pemerintah telah sukses menambahkan berbagai fitur, maka ajakan untuk mewajibkan penggunaan aplikasi mobile peduliindungi menjadi pekerjaan rumah bersama.
Bahkan, hingga sekarang kita sadari bersama bahwa dasbor peta yang ada di situs web COVID-19 pun belum terkomunikasikan dengan apik secara intensif ke publik. Peta yang ada masih terbatas sekedar sebagai sajian informasi grafis interaktif.
ADVERTISEMENT
Butuh peran komunikasi publik yang tepat untuk sampaikan informasi geografis ini agar permasalahan pandemi COVID-19 dapat semakin dipahami. Karena kita sadar juga bahwa permasalahan pandemi COVID-19 ini adalah situasi yang belum terlihat ujungnya. Pandemi ini merupakan kejadian yang penyebarannya tak kenal batas geografis. Kemudian kemampuan gawai berGPS dan kemudahan penyajian informasi dalam bentuk peta sebaiknya dapat dioptimalkan untuk peningkatan kolaborasi berbagai pihak.