Pemantauan Kolaboratif PPKM Level 3-4 melalui Dasbor Peta dan Aplikasi Mobile

Aji Putra Perdana
Seorang Geograf(er) yang mengamati lingkungan sekitar dari sudut pandang geografi. Pemerhati Peta dan Toponim. Saat ini bekerja di Badan Informasi Geospasial.
Konten dari Pengguna
27 Juli 2021 14:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aji Putra Perdana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keberlanjutan PPKM berlevel telah diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (25/06). PPKM berlevel tersebut diperpanjang hingga 2 Agustus 2021. Sepertinya perlahan dan pasti ragam kelonggaran mulai diberlakukan, terutama kelonggaran bagi usaha masyarakat kecil mulai muncul pada perpanjangan kali ini.
ADVERTISEMENT
Namun, kita tidak boleh lengah begitu saja dalam setiap peluang kelonggaran yang diberikan, tingkat kepatuhan kita semua mesti tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Seorang kawan beberapa waktu lalu menyampaikan informasi bahwa Pemerintah Pusat melalui situs COVID-19 menambahkan dasbor peta baru. Dasbor peta tersebut memuat informasi monitoring kepatuhan protokol kesehatan.
Kemudian, menilik lebih lanjut dasbor peta tersebut, terlihat ada 2 indikator yang disajikan dalam bentuk peta yaitu kepatuhan memakai masker dan kepatuhan menjaga jarak & menghindari kerumuman.
Sayangnya dari situs tersebut tidak terdapat keterangan bagaimana mekanisme perolehan data pantauan kepatuhan. Namun, kemungkinan besar dari laporan Satgas COVID-19 di tingkat desa/ kelurahan karena informasi yang disajikan hingga level desa/ kelurahan.
Kami berdua melihat bahwa keberadaan dari peta tersebut perlu disosialisasikan bahkan lebih baik jika diintegrasikan dengan aplikasi mobile pedulilindungi. Saat ini, informasi yan tersaji pada aplikasi pedulilindungi baru terbatas pada data dan peta zonasi risiko pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Tentunya, akan jauh lebih optimal jika informasi tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan tersebut juga masuk ke dalam aplikasi mobile pedulilindungi.
ilustrasi aplikasi mobile. Photo by Cory Checketts on Unsplash
Apakah memungkinkan pemantauan kolaboratif melalui gawai dan peta dapat dilaksanakan?
Saya melihat adanya peluang dan tantangan dalam implementasinya, namun hal tersebut adalah sesuatu yang mungkin dilaksanakan. Peluang tersebut ada jika kita dapat belajar dari bagaimana Singapura dengan aplikasi mobile Trace Together.
Konsep aplikasi mobile pedulilindungi pada dasarnya serupa dengan yang dikembangkan dalam aplikasi mobile Trace Together, melacak lokasi dan situasi di sekitar kita pada zona merah atau zona lainnya.
Aplikasi mobile seperti ini juga dapat jadi prasyarat bagi kita memasuki ruang publik maupun ruang tertutup lain, misal seperti mal atau pertokoan besar, perkantoran, pabrik dan tempat sejenis lainnya.
ADVERTISEMENT
Saya pun sempat berdiskusi secara daring dengan sejumlah kawan tentang optimalisasi aplikasi mobile pedulilindungi dan keberadaan peta monitoring kepatuhan protokol kesehatan.
Kita mulai dengan bahasan optimalisasi aplikasi mobile yang telah dikembangkan oleh Pemerintah yaitu aplikasi mobile pedulilindungi. Terlepas, sejumlah daerah mempunyai aplikasi mobile masing-masing maupun situs web tersendiri.
Setelah dicermati, sumber data yang digunakan pada aplikasi mobile pemerintah daerah tetap beracuan tunggal pada data yang dikeluarkan oleh Satgas COVID-19 di tingkat pusat.
Memastikan masyarakat menggunakan aplikasi mobile pedulilindungi
Artinya, optimalisasi fungsi aplikasi mobile pedulilindungi untuk pantau PPKM berlevel ini amatlah memungkinkan untuk dilakukan. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan masyarakat yang tinggal di PPKM Level 3-4 melakukan instalasi aplikasi mobile pedulilindungi. Kemudian, memastikan agar mereka juga melakukan pendaftaran dirinya di aplikasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Terkait isu kewajiban penggunaan aplikasi mobile tersebut, seorang kawan mengingatkan satu hal yang berbeda antara kita dengan Singapura. Berdasarkan berbagai berita yang melansir tentang pelajaran kunci dari Singapura, terdapat salah satu poin terkait aplikasi mobile untuk pelacakan pergerakan yaitu kewajiban penggunaan aplikasi atau perangkat Trace Together.
Singapura itu mewajibkan setiap warga yang mempunyai gawai memiliki aplikasi tersebut terpasang dan mendaftarkan dirinya pada aplikasi. "Saya saja baru kemarin mendaftarkan diri pada aplikasi pedulilindungi karena membutuhkan aplikasi tersebut untuk akses kartu vaksinasi guna syarat perjalanan", imbuh seorang kawan lainnya.
Selain Singapura, kemarin sejumlah media juga melansir berita bahwa Pemerintah Saudi Arabia juga mempunyai berbagai aplikasi mobile untuk hadapi situasi pandemi COVID-19. Misalnya, mereka mempunyai aplikasi Tawakkalna yang wajib digunakan bagi warga Arab Saudi dan para pendatang.
ADVERTISEMENT
Aplikasi ini serupa dengan pedulilindungi yang menggunakan kemampuan GPS untuk mendeteksi pengguna berada pada daerah pada zonasi wilayah dengan kasus aktif tinggi atau pada wilayah aman.
Termasuk juga, terdapat informasi jumlah penduduk yang telah tervaksinasi. Fungsi pada aplikasi Tawakkalna ini juga telah dimiliki oleh aplikasi besutan dalam negeri kita, aplikasi mobile pedulilindungi. Hanya perlu diwajibkan untuk digunakan oleh warga yang berada di wilayah NKRI.
Mencermati poin kepatuhan untuk menggunakan melalui persyaratan yang mewajibkan warga menggunakan aplikasi mobile pedulilindungi saja sudah menjadi satu tantangan tersendiri bagi Pemerintah. Saat ini, setiap warga yang melakukan perjalanan udara tentunya telah menggunakan aplikasi mobile pedulilindungi karena menjadi persyaratan perjalanan.
Kendala kewajiban penggunaan aplikasi kami diskusikan secara daring, hingga tiba pada kesimpulan bahwa Indonesia itu unik dan Bhinneka Tunggal Ika. Kami pun menyadari kemajemukan masyarakat Indonesia dan berbagai karakteristik yang menjadi keterbatasan untuk digunakannya aplikasi pada gawai atau ponsel pintar oleh seluruh warga di wilayah NKRI.
ADVERTISEMENT
Di tengah situasi tersebut di atas, masih terdapat peluang untuk mewajibkan penggunaan aplikasi, terutama masyarakat di wilayah perkotaan dengan pemukiman yang dapat dan mobilitas penduduk tinggi. Sejumlah poin pertimbangan tersebut adalah sekelumit yang sempat kami diskusikan secara daring.
ilustrasi tetap bekerja di tengah pandemi. Photo by Rio Lecatompessy on Unsplash
Integrasi dan Kolaborasi Peta Kepatuhan Protokol Kesehatan
Menginjak ke poin berikutnya terkait keberadaan informasi pada dasbor peta monitoring kepatuhan protokol kesehatan. Integrasi peta tersebut ke aplikasi pedulilindungi adalah satu hal yang sangat mungkin dilakukan.
Sebagaimana telah dilakukan pada peta zonasi risiko yang dapat terinfokan pada saat kita menggunakan aplikasi mobile pedulilindungi. Artinya, informasi peta ini dapat ditambahkan dan tentunya semakin meningkatkan fungsi dari aplikasi mobile pedulilindungi sebagai alat pantau PPKM berlevel.
Kemudian, kami berdua diskusi dan terpikirkan bahwa mestinya kita dapat ajak masyarakat untuk turut berkontribusi melaporkan kejadian yang berkaitan dengan 2 indikator tersebut. Konsep pemetaan kolaboratif yang selama ini telah dijalankan saat kejadian bencana alam, dapat mulai diaktifkan untuk penanganan bencana nonalam pandemi COVID-19 ini.
ADVERTISEMENT
Aplikasi mobile pedulilindungi dapat ditambahkan fungsinya untuk menjadi perangkat yang berkemampuan pemetaan kolaboratif tersebut. Aplikasi mobile pedulilindungi yang dikembangkan dan mengoptimalkan keberadaan GPS pada gawai atau ponsel pintar ini termasuk ke dalam aplikasi berbasis geolokasi.
Serupa dengan aplikasi ojol, pengiriman barang, maupun berbagai aplikasi terkini lainnya yang mengoptimalkan GPS dan fungsi layanan berbasis geolokasi. Oleh karena itu, penambahan fungsi kontribusi masyarakat dapat dilakukan dengan optimal sesuai kebutuhan pemerintah.
Masyarakat dapat menandai lokasi kejadian dengan mengaktifkan GPS pada gawai atau ponsel pintarnya dan memasukkan informasi terkait hasil pantauannya. Misalnya, apabila masyarakat melihat sejumlah orang yang tidak memakai masker di ruang publik, kemudian masyarakat juga melihat terjadinya kegiatan berkerumun dan tidak menjaga jarak.
ADVERTISEMENT
Kedua indikator itu disediakan fasilitas kontribusi pemetaan tadi, sederhananya dapat berupa foto bergeolokasi dan deskripsi singkat kejadian. Hal ini tentunya membantu petugas pengumpul data lapangan untuk monitoring kepatuhan protokol kesehatan.
Nah, dari laporan masyarakat melalui aplikasi pedulilindungi itu, diharapkan dapat langsung terhubung dengan gawai Satgas COVID-19 di tingkat desa/kelurahan sehingga mereka dapat langsung berkoordinasi dan bertindak secara bersama.
Apabila kejadian tersebut dirasa memerlukan penindakan yang tentunya dilakukan secara humanis, sebagaimana arahan dari Kementerian Dalam Negeri.
Kontribusi aktif dari masyarakat dapat membantu dalam pemutakhiran informasi pada peta kepatuhan protokol kesehatan secara near real-time. Kemudian, dapat menjadi alat saling kontrol dan mengingatkan serta meningkatkan tingkat kepatuhan protokol kesehatan di masyarakat secara langsung dan integratif.
ADVERTISEMENT