Sudut Pandang Toponimi: Adakah Usulan dan Sayembara Nama Ibu Kota Baru?

Aji Putra Perdana
Seorang Geograf(er) yang mengamati lingkungan sekitar dari sudut pandang geografi. Pemerhati Peta dan Toponim. Saat ini bekerja di Badan Informasi Geospasial.
Konten dari Pengguna
11 Juni 2021 20:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aji Putra Perdana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Visualisasi desain Istana Negara di ibu kota baru. Foto: Bappenas/@suharsomonoarfa
zoom-in-whitePerbesar
Visualisasi desain Istana Negara di ibu kota baru. Foto: Bappenas/@suharsomonoarfa
ADVERTISEMENT
Nama suatu tempat atau unsur geografis dipelajari dalam bidang keilmuan toponimi. Toponimi merupakan bidang keilmuan lintas disiplin, dari ilmu bahasa, sejarah, budaya, geografis, kartografi, dan beberapa bidang ilmu lainnya.
ADVERTISEMENT
Apalah arti sebuah nama? demikian ungkapan yang acapkali diangkat oleh teman-teman pegiat atau pakar toponimi. Hal ini digunakan sebagai awalan memperkenalkan betapa pentingnya pemberian dan pembakuan nama suatu unsur geografis.
Manfaat toponim salah satunya untuk digunakan dalam berbagai keperluan komunikasi sehari-hari, menunjukkan suatu lokasi atau navigasi menuju suatu tempat hingga penyajian toponim dunia pemetaan. Sebagaimana kita rasakan saat ini, ojek daring mengoptimalkan data toponim dan peta sebagai informasi dasar dalam genggaman tangan.
Penamaan Ibu Kota bagian dari Penyelenggaraan Nama Rupabumi
Resolusi Kelompok Pakar untuk Nama Geografis Perserikatan Bangsa-Bangsa merekomendasikan tiap negara untuk melakukan pembakuan nama geografis dan membentuk otoritas penamaan yang mendukung terlaksananya proses tersebut. Indonesia, kini memiliki Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai lembaga otoritas penamaan setelah dihapusnya Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi. Kegiatan pembakuan nama rupabumi di Indonesia dikoordinasikan oleh BIG sebagaimana amanah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi.
ADVERTISEMENT
Salah satu produk yang acapkali dikenal oleh media atau masyarakat luas adalah jumlah nama pulau yang disampaikan oleh Tim Nasional tersebut dalam Sidang Kelompok Pakar Toponim di PBB. Selain nama pulau, nama wilayah administrasi yang telah dikumpulkan oleh Kementerian Dalam Negeri sebagai salah satu anggota Tim Nasional juga disampaikan dalam Sidang PBB.
Nama Ibu Kota merupakan salah satu toponim yang seyogyanya dalam proses pemberian namanya juga memperhatikan prinsip, kaidah dan tata cara penamaan unsur rupabumi. Misalnya, mengikuti prinsip penggunaan Bahasa Daerah atau Bahasa Indonesia, memperhatikan kaidah penulisannya, serta tata cara yang mengikutsertakan lembaga otoritas penamaan atau pakar toponim terkait. Hingga pelibatan masyarakat dalam menjaring usulan nama untuk dibahas oleh kelompok pakar atau otoritas penamaan beserta tim kajian yang telah dibentuk oleh Presiden.
Foto tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden: konsep desain ibu kota baru Nagara Rimba Nusa, pemenang sayembara Kementerian PUPR (kredit foto: Sekretariat Presiden)
Apakah akan ada sayembara usulan nama ibu kota negara?
ADVERTISEMENT
Ketua Tim Kajian Pemindahan Ibu Kota Negara dari Bappenas Imron Bulkin mengatakan, nama ibu kota baru Indonesia akan ditentukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satu pakar toponimi sempat menyampaikan bahwa beliau pernah diundang oleh Bappenas untuk berdiskusi mengenai pemberian nama IKN. Tampaknya ada beberapa usulan nama yang sedang digodok oleh tim kajian tersebut.
Beberapa waktu silam tatkala ramai pemberitaan terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) muncul pula berbagai usulan nama dari warganet melalui cuitan di twitter. Dari nama yang masih berkaitan erat dengan Pemilu Presiden hingga nama yang memang memiliki arti dan makna serta harapan untuk IKN ke depan.
Saya sempat iseng mencoba merangkum daftar usulan nama IKN dari warganet yang diwartakan oleh media daring. Kemudian membagikan informasi tersebut sebagai bahan untuk polling usulan toponim untuk nama IKN.
ADVERTISEMENT
Hasil yang saya peroleh, sejumlah kawan-kawan pengisi polling menyampaikan pandangannya di kolom komentar, salah satunya menyampaikan bahwa pilihan nama calon IKN lucu-lucu dan terafiliasi dengan pemilu kemarin. Seorang kawan lainnya menyampaikan ke penulis bahwa tampaknya masih ada warganet yang belum move on.
Foto tangkapan layar YouTube KompasTV: Usulan Warganet Soal Nama Ibu Kota Baru (kredit foto: KompasTV)
Berdasarkan hasil polling saat itu, masih terdapat pengisi polling memilih nama yang berkaitan dengan Pemilihan Presiden. Top 3 dari hasil polling yaitu Ndalem Kacebongan, Kuala Cebong, dan Dongokarta. Setelah ditelusuri, mereka yang memilih nama tersebut disebabkan oleh beberapa hal, seperti menganggap lucu pilihan nama tersebut, acuh atau tak peduli dan mungkin caranya untuk menyampaikan kritiknya.
Apalah arti sebuah nama? Kembali menjadi renungan bersama. Beberapa orang ada pula yang mengusulkan nama-nama unik lainnya, ada pula yang mengusulkan nama dengan makna di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Mari kupas nama-nama yang memiliki arti dan makna:
ADVERTISEMENT
Itulah 7 (tujuh) dari puluhan nama yang muncul di dunia maya. Prediksi sementara, nama IKN kemungkinan bakal menggunakan rangkaian kata yang berasal dari bahasa sansekerta ataupun bahasa lokal setempat.
Tentunya nama tersebut bakal mencerminkan karakteristik atau harapan terhadap IKN yang baru. Seyogyanya pula proses pemberian nama IKN memperhatikan aspek budaya, sejarah, dan aspirasi masyarakat serta prinsip penamaan unsur rupabumi (10 Prinsip dalam PP 2 Tahun 2021). Pelibatan pakar toponimi dalam proses yang sedang berjalan oleh Tim Kajian Pemindahan IKN tentunya telah menunjukkan adanya kesadaran dalam proses pemberian nama IKN agar tetap selaras dengan prinsip tersebut.
Besar harapan penulis bahwa apa pun nama IKN yang akan dicanangkan nantinya semoga dapat mewujudkan dan menjadi jati diri sekaligus cermin kokoh persatuan kesatuan bangsa Indonesia. Terlepas akan jadi pindah atau tidaknya ke IKN, melihat berbagai usulan penamaan ibu kota negara tersebut merupakan mekanisme urun daya ide nama dari warganet adalah bagian dari membangun wawasan kebangsaan (nusantara).
ADVERTISEMENT