Menyapa 'Terry,' Sang Raja Orang Utan di Taman Nasional Tanjung Puting

Akbar Nugraha
Diplomat |Photography Lover| Traveler |
Konten dari Pengguna
20 Agustus 2019 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perawakannya besar, bulu kecoklatannya indah menjuntai, setiap gerak-geriknya di feeding area Camp Leakey selalu menjadi perhatian orang utan lainnya. Setiap kali ia datang ke spot feeding area, para orang utan akan segera menyingkir menjauh darinya.
ADVERTISEMENT
Perkenalkan, dia adalah Terry, sang penguasa Camp Leakey di Taman Nasional Tanjung Puting. Di Camp Leakey, Terry disebut-sebut sebagai sang raja orang utan. Ia menggantikan Tom, penguasa sebelumnya yang tidak terlihat lagi di Camp Leakey dalam tiga tahun terakhir.
Terry adalah satu dari ribuan orang utan yang hidup bebas di Taman Nasional Tanjung Puting. Kawasan yang dilindungi pemerintah ini terletak di Semenanjung Barat Daya Provinsi Kalimantan Tengah dan memiliki luas 415.040 ha. Taman Nasional Tanjung Puting menjadi rumah bagi orang utan Kalimantan yang habitatnya mulai terancam karena semakin berkurangnya hutan tempat tinggal mereka.
Saya beruntung, saat melakukan kunjungan ke Tanjung Puting bersama 24 diplomat dari Sesdilu angkatan 64 Kementerian Luar Negeri, Kamis (15/8) dapat melihat langsung Terry dan sejumlah orang utan lainnya di feeding area Camp Leakey.
ADVERTISEMENT
Di bawah ini ada footage Terry di feeding area Camp Leakey. Video: Dokumentasi pribadi.
Menyusuri Sungai Sekonyer
Terry dan kawan-kawan tinggal di pedalaman kawasan Tanjung Puting. Untuk bisa mengunjungi rumah mereka, pengunjung harus menempuh perjalanan menggunakan kapal klotok menyusuri sungai Sekonyer. Dari Dermaga Kumai menuju Camp Leakey, Tanjung Puting, dibutuhkan waktu kurang lebih empat jam. Jika ingin lebih cepat, pengunjung dapat menggunakan speedboat yang jarak tempuhnya hanya sekitar satu setengah jam. Untungnya, setiap kapal klotok dilengkapi dengan WC dan peralatan tidur sehingga banyak pengunjung yang memilih untuk bermalam di kapal klotok untuk merasakan sensasi tinggal di hutan Tanjung Puting.
Kapal klotok menyusuri Sungai Sekonyer. Foto: Dokumentasi pribadi
Jangan khawatir merasa bosan selama perjalanan, karena menyusuri Sungai Sekonyer menawarkan pengalaman yang tidak terlupakan. Satu jam setelah lepas sandar dari Dermaga Kumai, sinyal telepon akan mulai hilang. Saat inilah, momen yang tepat untuk menikmati keheningan hutan dan melupakan sejenak hiruk pikuk kehidupan kota. Ada berbagai jenis bekantan dan monyet kecil lainnya di kanan dan kiri sungai yang dapat Anda lihat, demikian pula burung dan satwa liar lainnya. Sesekali kita juga akan melihat buaya yang muncul di permukaan sungai.
ADVERTISEMENT
Sungai Sekonyer yang Instagramable
Jika ingin menambah koleksi foto di instagram, menyusuri Sungai Sekonyer sangat instagramable, lho. Kita dapat berpose di kapal klotok dengan berbagai gaya dengan latar belakang sungai dan hutan. Di kala sore hari, cahaya matahari yang sudah mulai redup akan membuat foto Anda semakin sensasional dan dijamin akan disukai banyak orang.
Sungai Sekonyer bisa menjadi spot foto yang instagramable: Foto: Dokumentasi pribadi
Tiba di Camp Leakey, Rumah Tinggal Terry
Di Tanjung Puting, terdapat tiga feeding area orang utan yang dapat dikunjungi. Yaitu, Camp Tanjung Harapan, Camp Tanggui, dan Camp Leakey. Camp Leakey dikenal luas di kalangan internasional berkat dedikasi Dr. Birute Galdikas yang mendirikan camp tersebut pada tahun 1971. Dr. Galdikas bertahun-tahun tinggal di Kalimantan untuk meneliti, merawat, serta tanpa lelah menyuarakan perlindungan terhadap orang utan.
ADVERTISEMENT
Setibanya di Camp Leakey, Anda harus melakukan trekking menuju ke tempat feeding area yang berjarak sekitar 20 menit. Keheningan sangat terasa dalam perjalanan menuju menuju feeding area. Pemandu akan mengingatkan agar pengunjung tidak banyak bersuara di area ini agar tidak mengganggu orang utan yang tinggal di kawasan ini.
Pengunjung diharapkan dapat menjaga ketenangan di Camp Leakey. Foto: Dokumentasi pribadi
Setibanya di feeding area, jangan kaget mendengar lengkingan suara keeper yang memanggil orang utan untuk datang ke feeding area. Ini adalah waktu bagi para orang utan untuk menikmati makanan yang disediakan para keeper.
Satu per satu orang utan akan datang untuk menikmati makanan yang telah disediakan para keeper. Di feeding area ini, pengunjung akan melihat orang utan yang hidup bebas, termasuk pula melihat seorang ibu orang utan yang sedang menggendong anaknya.
ADVERTISEMENT
Para turis, baik domestik dan asing yang berada di feeding area dapat mengambil foto, dengan catatan tidak menggunakan flash agar tidak mengganggu orang utan.
Ibu orang utan dan anaknya di Feeding Area Camp Leakey. Foto: Dokumentasi pribadi
Untuk melihat Terry, dibutuhkan keberuntungan dan kesabaran. Salah satu pemandu di Taman Nasional Tanjung Puting saat penulis berkunjung, Kamis (15/8), mengatakan Terry tidak selalu ada di feeding area setiap harinya. Karena itu, kehadiran Terry di feeding area sangat dinantikan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ingin melihat langsung si raja orang utan.
Terry, sang penguasa Camp Leakey. Foto: Dokumentasi pribadi
Jika Terry muncul, maka inilah waktu yang tepat bagi Anda untuk mengambil foto sebanyak-banyaknya. Terry mudah dikenali dari fisiknya yang besar dan ditakuti oleh para orang utan lainnya. Terkadang ,Terry muncul dari belakang ataupun berjalan menuju pengunjung. Jika sudah begitu, pemandu dan keeper akan meminta Anda untuk membuka jalan bagi Terry.
ADVERTISEMENT
Puas melihat orang utan di feeding area, Anda akan kembali ke kapal klotok untuk meneruskan perjalanan ke tempat wisata berikutnya di Tanjung Puting atau kembali menuju Dermaga Kumai.
Dalam perjalanan kembali ke area sandar kapal klotok di Camp Leakey, ada saja orang utan yang berada di area trekking. Seperti yang yang saya alami ketika seorang orang utan sedang tidur-tiduran di area trekking. Menggemaskan!
Orang utan di Camp Leakey menarik perhatian pengunjung yang sedang lewat. Foto: Dokumentasi pribadi
Melihat secara langsung orang utan di alam bebas menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Terry dan orang utan lainnya membutuhkan area hutan agar dapat hidup dengan aman dan bebas. Oleh karena itu, semoga kita bersama dapat menjaga kelestarian hutan agar mereka dapat tetap hidup dan berkembang biak di hutan Indonesia.
ADVERTISEMENT