Teknologi Metaverse yang Ternyata Punya Potensi dalam Dunia Pengarsipan

Akbar Nugraha
Seorang pegawai swasta yang nyambi jadi mahasiswa Universitas Paramadina.
Konten dari Pengguna
6 Desember 2022 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengisi acara Stephen Ng, Asep Kambali, Aldi Raharja, Pungkas, dan JoshuaBudiman, berfoto bersama pimpinan ANRI Imam Gunarto sebelum acara 'MasaDepan Arsip, Sejarah, dan Budaya di Era Metaverse' pada Senin (5/12). (Foto: Dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Pengisi acara Stephen Ng, Asep Kambali, Aldi Raharja, Pungkas, dan JoshuaBudiman, berfoto bersama pimpinan ANRI Imam Gunarto sebelum acara 'MasaDepan Arsip, Sejarah, dan Budaya di Era Metaverse' pada Senin (5/12). (Foto: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Pentingnya sejarah untuk belajar dari masa lalu membuat proses pengarsipan haruslah maksimal. Kini, zaman semakin canggih, teknologi metaverse pun dinilai punya potensi besar dalam memaksimalkan dunia pengarsipan.
ADVERTISEMENT
Menjawab rasa penasaran, saya pun menghadiri acara bertajuk ‘Masa Depan Arsip, Sejarah, dan Budaya di Era Metaverse’ yang digelar Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada Senin (5/12/2022).
Acara tersebut diisi oleh orang-orang yang saya rasa kompeten di bidang metaverse, salah satunya CEO Metaverse Indonesia Stephen Ng.
Nah, saya pun jadi mengetahui potensi metaverse untuk pengarsipan dari Stephen Ng. Menurut Stephen, metaverse merupakan tempat yang cocok untuk kegiatan pengarsipan.
Sebelumnya, Stephen menjelaskan terlebih dahulu bahwa metaverse adalah dunia virtual yang bisa dihabitatkan bersama-sama dengan berbagai teknologi seperti augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan artificial intelligence (AI).
Sebelum adanya metaverse, menurut Stephen, teknologi yang ada hanya sebatas untuk pengarsipan saja, seperti misalnya media cetak, video, atau suara.
ADVERTISEMENT
Kemunculan metaverse memungkinkan peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi itu bisa kembali dikreasikan ulang. Jadinya, kegiatan mengakses arsip nantinya bisa seolah-olah membuat penggunanya berada di tempat kejadian dan merasakannya secara langsung.
"Jadi metaverse untuk belajar sejarah, bisa memberikan pengalaman seolah-olah berada di masa itu. Tentu akan membawa pengalaman menjadi lebih menarik," begitu kata Stephen.
Ilustrasi metaverse. Foto: tolgart/Getty Images
Lalu ada istilah Blockchain yang digarisbawahi Stephen sebagai salah satu fitur metaverse yang paling ideal untuk pengarsipan. Dijelaskan, blockchain adalah sistem administratif yang bekerja dengan konsensus alias kesepakatan bersama. Jadi, sistem administratifnya bisa bergerak tergantung dengan, misalnya, kesepakatan saya, kamu, dan kita-kita yang nantinya ikut berpartisipasi.
Keidealan blockchain sebagai penyimpanan arsip tak lepas dari penyimpanan fisik saat ini. Kata Stephen, penyimpanan arsip fisik secara volume akan terus berkembang, sehingga bisa jadi bencana bila nantinya ada peristiwa tak terduga.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, bila sudah masuk ke blockchain, arsip bisa disimpan dengan lebih aman dengan biaya bersama lebih terjangkau. Jadi, tidak perlu khawatir nantinya kalau ada banjir dan sebagainya.
Hanya saja, diakui Stephen, tidak semua arsip bisa di-blockchain-kan karena ada yang merupakan rahasia negara.
"Sehingga, dalam praktik transisinya, perlu benar-benar diawasi," ujar Stephen.
Senada soal metaverse untuk pengarsipan, Pungkas Riyandi selaku salah satu pembicara yang notabene NFT Solution Lead, menambahkan bahwa ANRI nantinya bisa memiliki peran penting dalam hal pengarsipan, khususnya di Nusameta, metaverse yang nantinya disebut-sebut akan menjadi Indonesia virtual.
Katanya, nanti peran ANRI di Nusameta adalah sebagai pihak yang mengonfirmasi aset-aset yang ada.
"Seperti bila ada Candi Borobudur, maka ANRI bertugas sebagai pengonfirmasi kebenaran soal informasinya," seperti itu ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sayang, menurut saya, metaverse masih belum diakui masyarakat luas. Hal tersebut juga yang diakui oleh Pungkas, masih jadi PR untuk menyebarkan mengenai metaverse ke orang-orang yang belum mengerti.
Contact Person:
Akbar Nugraha
+62 858-8212-9126